33. ll Algol

137 20 29
                                    

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN💫
.
.

Jangan pernah ragu untuk bermimpi tinggi-tinggi. Setidaknya, dengan mimpi itu kamu bisa menjadi kategori orang yang bertujuan, daripada mereka yang tidak pernah memiliki harapan.
-Love In Galaxy-

~Happy reading~

SUARA ayam jantan bersahut-sahutan dari arah jauh sana. Angin semilir pagi membuat jiwa-jiwa yang hendak bangun rasanya ingin tertidur kembali. Seperti dua cowok yang saat ini tengah tidur dalam satu kasur. Sudah berkali-kali jam weker di atas nakas berbunyi. Tapi, mereka belum juga sadar dari alam mimpi.

Hingga pada detik berikutnya, cowok yang tidur tanpa selimut itu sedikit bergerak. Ketika sinar matahari menyorot ke arahnya, dia dengan terkejut langsung membuka mata. Tidak sadar ada seseorang di sampingnya, cowok itu menendang-nendang segala arah hingga kakinya menabrak kaki seseorang di sebelahnya.

"KYAAAAA....." teriak Elang sembari melempar bantalnya.

Angkasa yang masih berada di bawah selimut pun langsung membuka mata dengan paksa ketika mendengar suara memekak telinga itu. "ANJIR GENDERUWO!!" umpatnya.

"WOY! Lo ngapain tidur sama gue?" tanya Elang di ambang kesadaran.

Angkasa mengusap matanya dan menatap malas cowok di depannya. "Bangun, woy bangun! Lihat ini kamarnya siapa?"

"Kok gue di sini?" tanya Elang sembari mengerjapkan matanya.

Angkasa tertawa. Wajah bantal cowok itu pun masih kentara hingga membuatnya terlihat sangat menggemaskan. "Lo mimpinya kejauhan, sampe lupa semalem yang minta ijin tidur sama gue siapa?"

"Lo kebo banget sih, lihat sekarang udah jam berapa? Kok baru bangun?" ujar Elang pada Angkasa.

Angkasa berdecak kesal. "Suka-suka gue. Lah, lo sendiri kenapa juga baru bangun?" balasnya tak terima.

Elang segera beranjak dari atas kasur. Cowok itu mencari jaketnya yang semalam entah dia lempar kemana.

"Gue pulang," katanya sembari memakai sendalnya.

"Gak mau mandi dulu?" tanya Angkasa.

"Lo gak lihat gue gak bawa seragam?" Elang memandang jam dinding di kamar Angkasa yang sudah menunjukkan pukul 06.15.

"Sarapan?" tawar Angkasa lagi. Dan Elang menolaknya dengan gelengan kepala.

"Cepet bangun lo! Gak capek sering telat?" tegur Elang pada cowok yang saat ini masih bermalas-malasan dengan selimutnya.

"Gue tinggal mandi aja. Kalo lo kan harus pulang dulu. Jadi, kemungkinan besar yang telat lo bukan gue," balas Angkasa.

Elang hanya memutar bola matanya malas ketika mendengar sahutan Angkasa. Setelahnya, cowok itu membuka pintu kamar Angkasa yang langsung disambut oleh Laskar, mama Angkasa.

"Loh, kalian udah bangun? Tadi tante rencananya mau bangunin kalian loh. Ya udah, sekarang kalian mandi terus sarapan ya?!" ujar Laskar memandangi Elang dan Angkasa yang saat ini juga masih di kasurnya.

Elang tersenyum canggung. "Gak usah tante. Elang mau pulang aja. Soalnya gak bawa ganti," katanya.

"Oh, gitu ya. Padahal tadi tante udah siapin sarapan buat kamu juga," ujar Laskar berharap Elang ikut sarapan bersama keluarganya.

Lagi-lagi, Elang merasa tak enak menyikapi Laskar. Bagaimanapun juga, dia harus cepat pulang ketika tiba-tiba dia teringat oleh Felis -mamanya.

"Lain kali aja ya, Tan? Janji deh, besok-besok Elang ke sini lagi."

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang