12. ll Nova

169 35 2
                                    

Kadang, kita tidak sadar kalau sebenarnya kita sedang menyukainya. Itu karena kita terlalu nyaman dengan status teman.
-Love In Galaxy-

~Happy reading~

MALAM semakin pekat. Kemerlip bintang di langit hitam tertangkap oleh netra Angkasa. Cowok itu menatapnya satu per satu. Mencoba mencari perbedaan dari setiap bentuk bintang yang ada. Tapi, semuanya gagal ketika matanya lagi-lagi memandang pada tugas-tugas sekolahnya yang belum selesai.

Angkasa menghela napas berat. Sepertinya, menyelesaikan semuanya terlebih dahulu akan membuatnya tenang. Angkasa mengambil bolpoin dengan cekatan, lalu membuka buku tugasnya. Matanya yang tajam itu menatap serius pada beberapa buku yang dia buka.

Sekitar 20 menit kemudian, semuanya telah usai. Cowok itu meregangkan jari-jarinya yang terasa keram setelah banyak menulis. Sekarang, dia memposisikan dirinya dengan duduk santai pada single sofa di ujung kamarnya dekat jendela.

Jarinya dengan lihai bergerak di atas layar ponselnya. Bosan dengan isi WhatsApp yang hanya itu-itu saja, dia berpindah pada aplikasi Instagram.

Pada beranda akunnya, hanya ada beberapa foto jenis pemandangan. Hingga dia penasaran dengan akun sosial media seseorang yang namanya saat ini hinggap di pikirannya.

Dia tersenyum miring saat menemukan akun sosmed gadis itu. Tak menunggu lama lagi, dia membukanya. Hanya ada beberapa foto kaki, langit, dan benda-benda mati dalam akun itu. Sampai akhirnya, dia menemukan sebuah foto yang menarik perhatiannya.

Angkasa mengetuk layar dua kali pada foto itu. "Cantik banget sih, lo," gumamnya. Jari tangan kanan Angkasa mengusap-usap dagunya sendiri.

"Angkasa," panggil seseorang tepat di samping telinga Angkasa.

Angkasa mematung. Dia buru-buru menyimpan ponselnya kembali. Dia yakin pemilik suara di sampingnya itu Bagas, papanya sendiri. Dia lupa tidak menutup pintu kamarnya.

"Dia siapa?" Angkasa meneguk ludah mendengar suara Bagas yang mengintimidasi.

Cowok itu menggaruk tengkuknya. "Dia ... Bintang," jawabnya pelan

"WOW!" pekik Bagas sembari tersenyum lebar.

"Hah?" Angkasa bingung melihat respon papanya.

Bagas berjalan mendekat ke arah putranya. Lantas, merangkul bangga Angkasa. "Gini dong, kalo ngenal cewek itu yang cantik."

Angkasa melirik tajam papanya. Kenapa Bagas bisa berkata seperti itu?

"Papa suka?" tanya Angkasa.

"Banget," jawab Bagas mantap.

"WHAT? PAPA MAU SELINGKUH? SAMA TEMEN ANAKNYA SENDIRI?" pekik Angkasa sembari menganga lebar.

Bagas menoyor dahi cowok itu. "Bukan itu maksud Papa," ujar Bagas mendelik sebal.

"Terus?"

"Papa bangga karena kamu kenal sama cewek cantik macem dia." Bagas tertawa.

"Bangga kok gak boleh macarin?" Angkasa menggerutu mengingat perkataan Bagas waktu itu.

"BIG NO! Kenal boleh. Pacaran jangan." Bagas menggerakan telunjuknya ke kanan dan kiri di depan muka Angkasa.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang