26. ll Centaurus

124 18 6
                                    

"Pergi atau enggak, itu urusan gue.
Tugas lo cuma menjauh dari gue dan jangan pernah dekat-dekat lagi." Semesta.E.A.

-Love In Galaxy-

~happy reading~

BULAN nampak tergesa-gesa mengikat rambutnya dalam satu ikatan. Sementara 5 menit lagi, pasti peluit akan ditiup oleh guru olahraganya. Setelah selesai berganti seragam dan sepatu olahraga, gadis itu langsung berlari terbirit memasuki barisan siswa yang sudah melakukan pemanasan.

"BULAN!"

"IYA PAK, SAYA," jawabnya sembari mengangkat tangan kanan.

"Sudah telat berapa menit kamu?" Pak Eko menatap garang pada Bulan.

"Masih beberapa detik, Pak. Lagian tadi toiletnya antre." Bulan nampak kesal. Pasalnya, Pak Eko selalu berceramah ketika ada muridnya yang hanya telat beberapa detik masuk lapangan.

"Alasan saja kamu," Pak Eko mengusap kumisnya yang lebat. "Sekarang, kamu lari 10 kali putar lapangan."

Bulan membulatkan matanya dengan mulut menganga. "10 kali? Bukannya itu kebanyakan ya, Pak?"

"Sudah! Jangan banyak alasan kamu."

Bulan mengedarkan pandangan pada semua teman sekelasnya yang sedang menatapnya. Dia menyadari kalau Bintang juga tidak ada dalam barisan itu. Gadis itu celingukan mencari Bintang.

"HEI! SAYA SURUH KAMU LARI SEKARANG! KENAPA MALAH CELINGUKAN?" Teriakan Pak Eko membuat Bulan yang berada tak jauh di sampingnya berjingkat.

"Tapi, Pak si Bin--" Perkataan Bulan terhenti ketika mendengar suara teriakan dari arah kelas.

"PAK, SAYA TELAT," teriak Bintang sembari mengatur napasnya.

Pak Eko menatap Bulan dan Bintang bergantian. "ALAMAK! KALIAN INI, KERJAANNYA TELAT TERUS. KAPAN TEPAT WAKTUNYA?"

Bulan memutar bola matanya. "Baru aja sekali," gumamnya.

"Sudah. Sekarang kalian berdua lari 10 kali putar lapangan."

"5 kali aja ya, Pak?" Bulan memohon.

Pak Eko menggeleng. "Tidak ada tawar-menawar."

"Ya, Pak? Ya ... ya? Kan bapak baik," ujar Bulan menampakkan puppy eyes-nya.

"KAMU PIKIR SAYA LULUH?"

Bintang mendekati Bulan. "Udah lah, Lan! Dari pada debat sampe siang."

Bulan menghela napas dan mulai berlari diikuti Bintang di sampingnya. Baru saja dua kali putaran, keringat Bulan sudah membasahi dahi dan juga bajunya. Sedangkan Bintang masih nampak bersemangat.

"Bin, gue capek." Bulan berhenti dan mengusap keringat di pelipisnya.

"SEMANGAT BULAN!"

Bulan dan Bintang berhenti bersamaan ketika mendengar suara teriakan jauh dari tempatnya. Di koridor kelas, Bulan melihat Angkasa yang berdiri melipat tangan di dada dengan mengumbar senyuman yang menggoda cewek-cewek di sana.

"Pasti bolos lagi. Dasar," gumam Bulan yang masih terdengar oleh Bintang.

"YUHUU! SEMANGAT CANTIK!" teriak Angkasa sekali lagi untuk menyemangatinya.

Bulan hanya bisa menggelengkan kepala. Tanpa menggubris Angkasa, dia melanjutkan kegiatannya. Di samping Bulan, Bintang nampak melirik gadis itu. "Enak banget yang disemangatin," ujarnya membuat Bulan menoleh.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang