Kehidupan yang telah lenyap belasan tahun lalu, kini akan terakit lagi.
Lalu, bagaimana dengan orang baru dalam cerita ini? -Senja.
-Love In Galaxy-~happy reading~
ANGKASA berjalan santai menuju kelas Bulan. Dia yakin di jam-jam seperti ini gadis itu masih berada di kelasnya. Sejak Bintang berada di luar negeri, dia sering menemani Bulan. Dia tahu gadis itu merasa kesepian karena tidak ada Bintang.
Eh tapi, bukannya sebelum itu dia juga selalu bersama Bulan?
Entahlah. Lupakan hal itu! Kali ini Angkasa memang membutuhkan Bulan untuk diajak latihan musik lagi. Seragam cowok itu sudah tidak layak dikatakan sebagai siswa. Lihat saja, ujung bajunya sudah keluar. Dasi sudah tidak serapi tadi pagi. Ya, walaupun sekolah sudah dibebaskan dari pelajaran, apa dia tidak punya rasa tanggung jawabnya sebagai murid disiplin.
Angkasa melirik gelang jam di tangan kirinya. Masih menunjukkan pukul 10.00. Sedari tadi, selama dia berkumpul dengan teman-temannya, cowok itu sama sekali tidak melihat batang hidung Elang. Di mana teman satunya itu?
Langkah Angkasa melambat, melihat nama kelas yang tertera di depannya. XI IPS 2. Angkasa perlahan berjalan masuk. Dia sengaja berhenti di depan pintu untuk menunggu Bulan menyadari kedatangannya. Tetapi, selama 5 menit berlalu, Bulan masih nyaman dengan posisinya. Duduk sambil menyangga dagu dan tangan kanan gadis itu mencoret-coret kertas di mejanya.
Angkasa memutar bola matanya. Ternyata kertas itu lebih menarik perhatian Bulan dari pada wajah tampannya yang sudah terpampang di ambang pintu sedari tadi. Daripada menunggu lagi, Angkasa memutuskan untuk menghampiri Bulan.
"Ck. Kertas ini lebih menarik daripada gue," ujar Angkasa sembari menarik kertas di hadapan Bulan. Gadis itu tentu terkejut dengan kehadiran Angkasa yang tidak dia sadari sebelumnya.
"Ih, apaan sih lo? Balikin gak?" Bulan berusaha meraih kertasnya dari Angkasa. Seperti sikap bawaan lahir cowok itu, bukannya diberikan, Angkasa malah mengangkat tinggi-tinggi kertas di tangannya.
"Tumbuh tuh ke atas, gak ke samping," ledek Angkasa persis iklan susu hilo di TV.
"Balikin, Sa!" pinta Bulan yang membuat Angkasa makin gencar mengerjainya.
"Bentar-bentar. Gue mau baca tulisannya dulu," kata Angkasa membuat Bulan membulatkan mata. Bagaimana kalau Angkasa tahu isinya?
Bulan menggeleng dan terus merengek untuk meminta kertasnya. "Pliss! Jangan dibaca. Balikin ke gue," kata Bulan memohon.
"Anjir! Tulisan apaan ini? Pake kode-kode tai ayam segala," ujar Angkasa. Dia merasa kesal karena tidak tahu apa arti angka-angka yang ditulis rapi cewek itu. Tapi, sedetik kemudian dia paham.
Angkasa tersenyum pada Bulan. Dan sekarang, cewek itu hanya bisa pasrah ketika nanti Angkasa mengetahuinya. Tapi, dia tetap berusaha merebut kertasnya.
"Angka 2 mewakili huruf A," Angkasa mulai mengeja deretan angka yang dia pahami sebagai keyboard HP Nokia kuno.
"66, untuk huruf N, 4 untuk huruf G, 55 untuk K, 2 untuk A." Angkasa mengernyit heran. "A-N-G-K-A."
Cowok itu meneliti angka setelahnya. "7777, untuk huruf S."
Angkasa mengacak rambutnya. "Ck, ribet amat sih pake kode-kode segala."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Galaxy (End)
Teen FictionKisah tertulis tentang sebuah hubungan terlarang, kebohongan yang terbongkar, dan juga cinta yang bertepuk sebelah tangan. Persahabatan yang sangat berbeda, namun memberi kisah yang takkan terlupa. ©️ copyright Elinta Maya_2020