49. ll Gemini

139 17 24
                                    

Kenyataan ini.. menyakitkan.
-Love In Galaxy-

~happy reading~

HARI demi hari telah terlewati. Tak terasa, kelas 12 akan menjalani ujian semester ganjil.

Elang baru saja ingin menemui Bintang. Tapi, gadis itu sudah lebih dulu menghampirinya ke kelas. Jam pelajaran telah usai. Rencananya, hari ini mereka akan belajar bersama. Angkasa dan Bulan tentu saja ikut dengan mereka.

"Ciee ... udah nyamperin duluan. Kangen ya?" Elang menatap jahil cewek itu.

"Lo lama. Gue sama Bulan udah capek nungguin dari tadi," balas Bintang. "Angkasa mana?"

"Apa cari-cari? Kangen juga sama gue?" sahut Angkasa yang baru saja keluar kelas. Bintang hanya diam tanpa membalasnya.

Elang membuka ponselnya sebentar untuk mengecek jadwal. "Ya udah. Ayo langsung aja, ntar gue mau diajak bokap meeting," katanya, serius.

"Orang sibuk mah beda. Kuy lah!" ucap Angkasa lalu berjalan terlebih dahulu. Ketika dia sampai di perbatasan lorong IPA dan IPS matanya menangkap sosok Bulan yang sedang duduk di kursi panjang sendirian.

Tanpa mengatakan apapun, Angkasa langsung menarik tangan Bulan agar gadis itu berdiri. Bulan terjingkat saat merasa, seseorang telah menariknya.

"Ihh! Lepasin! Gak usah tarik-tarik." Bulan mencoba melepas tangan Angkasa yang mencekalnya. Tapi, pegangan itu semakin kuat.

"Santai, Sa! Dia cewek," peringat Elang yang membuat Angkasa tertawa. Cowok itu lalu menarik hidung Bulan sebentar dan mengajaknya ke parkiran.

Mereka berempat sampai di parkiran. Tempat itu sudah sedikit sepi. Angkasa dan Elang langsung mengambil motornya masing-masing. Sedangkan, Bulan dan Bintang berdiri menunggunya.

Elang sudah mengambil motornya lebih dulu. Cowok itu segera memberikan satu helm lain untuk Bintang. "Hati-hati," ucap Elang sambil memegang tangan Bintang ketika gadis itu mulai naik motornya.

"Lama banget sih, lo?" pekik Bulan. Karena Angkasa masih baru saja muncul.

"Motor gue kejepit, Mbul. Mana bisa cepet-cepet," balas Angkasa terlihat kesal.

"Ya sama aja. Lo juga lelet banget jadi orang," tukas Bulan.

"Banyak omong lo."

"Ngaca!"

Elang dan Bintang hanya tertawa melihat perdebatan mereka berdua. Setelah dirasa Angkasa sudah siap, Elang perlahan melajukan motornya. Menyusuri halaman luas SMA Adiwara menuju jalan raya.

Dua pasang anak berseragam SMA itu sekarang sudah berada di jalan raya. Sesekali Elang dan Angkasa saling bersalip-salipan.

Bintang menyandarkan dagunya di bahu kiri Elang. Matanya yang lentik itu tertarik, pertanda dia sedang tersenyum. Elang sedikit melirik gadisnya ke samping. Dia tersenyum melihat wajah ceria Bintang.

"Tang," panggil Elang pelan. Bintang hanya menggumam sebagai jawaban.

"Kalo suatu saat gue jadi suami lo, apa lo bakal tetep kaya' gini?" tanya Elang membuat Bintang bingung.

"Kaya' gini gimana?" Bintang sedikit mengeraskan suaranya agar Elang bisa mendengarnya lebih jelas.

Suara kebisingan jalan raya tidak terlalu menganggu obrolan mereka, karena posisi mereka sangat dekat. Rambut Bintang yang diurai sedikit berterbangan di wajahnya.

"Yaa ... pokoknya lo harus senyum kalo sama gue. Jangan sampe nangis," alibi cowok itu. Karena dia sendiri lupa mau mengatakan apa.

"Tapi lo udah bikin gue nangis tau," kesal Bintang. Dia masih teringat ketika Elang pura-pura membencinya waktu itu. Dia sempat mengira kalau Elang benar-benar membohonginya dan tidak pernah menyayanginya. Ternyata, Elang seperti itu karena perintah ayahnya. Sebenarnya, Bintang masih ingin tahu banyak tentang kenapa ayah Elang melarang hubungan mereka. Tetapi, di saat dia menanyakan itu ternyata Elang juga masih mencari tahu.

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang