06. Firasat

2.2K 434 236
                                    

Sebelum baca follow akun author dulu dan vote chapter ini ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca follow akun author dulu dan vote chapter ini ya!

Btw, udah di follow belum?

Happy reading.

••••••

Pagi ini seperti biasanya Kinan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Kinan sangat bersyukur karena rumahnya cukup dekat dengan sekolah, sehingga ia tidak perlu menggunakan transportasi apa pun.

"Non," panggil Bibi Ima dari lantai atas dan menghampiri kinan di ambang pintu yang hendak melangkah pergi.

Kinan menghentikan langkahnya dan menoleh sumber suara.

"Minum dulu Non." Bibi Ima memberikan segelas teh yang ada di atas nampan ke arah kinan.

"Terima kasih banyak Bi," ucap Kinan seraya mengambil gelas tersebut.

"Aakhh!!" pekik Kinan, gelas tersebut jatuh dari tangannya dan pecah berserakan di lantai.

Jantungnya langsung berdesir dan berdetak tak karuan. Kinan mengibas-ngibaskan tangannya yang kepanasan.

Bibi Ima langsung membersihkan tangan kinan yang terkena teh panas tadi dan meniupnya pelan.

"Nggak pa-pa kok Bi, kinan bisa sendiri." Kinan langsung meniup-niup tangannya sendiri.

"Maaf non, tehnya terlalu panas, ya?"

"Nggak kok Bi."

"Ya sudah, sekarang kamu pergi aja ke sekolah, nanti telat," ucap Bibi Ima tersenyum ke arah Kinan.

"Baik Bi," jawab kinan pelan sambil melangkahkan kaki untuk berangkat ke sekolah.

Perasaan Kinan masih terasa ganjal. Ada perasaan aneh yang menyelimutinya, namun Kinan berusaha menepis perasaan anehnya itu. Apakah ini pertanda buruk?

*****

Kinan memasuki gerbang sekolah. Semua siswa-siswi langsung menatap ke arahnya. Kinan yang tak terbiasa menjadi pusat perhatian, jelas merasa terganggu.

"Itukan cewek yang membuat cogan-cogan bertengkar?"

"Iya Weh, sok cantik banget."

"Cantik kan gue sih."

"Btw, bukannya dia cewek yang sering dibuli Sara?"

Bisikan-bisikan terdengar memanas di telinga Kinan. Kinan buru-buru ke kelas agar bisa menghindari bisikan-bisikan buruk tentang dirinya itu.

"Apa sih bagusnya! Ngurusin urusan orang!" gerutu Kinan. Dia sangat muak mendengar gosip-gosip yang tidak benar tentang dirinya.

Kinan menghentikan langkah saat diambang pintu, ia melihat Andra dan dua orang yang lain tengah duduk di atas mejanya.

Haunted Spirit [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang