BAB 28

44K 3.3K 406
                                    

Novel Meet Again lagi diskon di shopee Agustus29 yaaa. Silakan checkout. Ada 12 bab yang nggak ada di wattpad.

"Om, Tan, Mam, Pap, ada sesuatu yang pengin Radi sampein sama kalian," ucap Radi membuat para orang tua yang semula tengah berbincang itu pun mengalihkan perhatian kepadanya. Sedangkan Jihan, perempuan itu sudah duduk dengan gelisah. Dia pun bertanya-tanya, sebenarnya rencana apa yang akan laki-laki itu lakukan? Jihan berharap, semoga rencana laki-laki itu masuk akal. Jujur saja, Jihan merasa kurang yakin.

Malam ini, dua keluarga itu melangsungkan makan malam bersama sekalian untuk membahas tentang pernikahan yang akan digelar kurang lebih dua bulan lagi itu. Terutama Mami Radi, beliau sangat excited. Rupanya, perempuan itu memang menginginkan putranya untuk segera menikah. Tetapi sayang, karena untuk saat ini ... mungkin saja hal itu hanyalah akan menjadi harapan semata.

Jihan yang semula mendengar dari Radi jika laki-laki itu akan membicarakannya malam ini pun sempat protes. Tetapi Radi bilang, jika bukan sekarang ... maka kapan lagi? Karena waktu yang mereka miliki sangat singkat, mengingat tanggal pernikahan tinggal di depan mata. Kecuali Radi bilang, bahwa Jihan tak keberatan untuk menikah dengannya meskipun tanpa cinta. Akhirnya Jihan pun pasrah dan berharap jika semuanya akan berjalan sesuai dengan keinginanya. Entahlah, Jihan pun tak tahu apa yang akan laki-laki itu katakan, karena Jihan paksa Radi untuk memberitahunya pun, laki-laki itu tetap memilih untuk bungkam.

"Biar ini jadi tugas gue," ucapnya kala itu.

"Kenapa Di? Kamu ada keinginan buat acara pernikahan kalian nanti?" sahut Azni akhirnya. Sedangkan yang lainnya hanya menyimak, dan menunggu apa kira-kira yang akan diucapkan oleh laki-laki dua puluh sembilan tahun itu.

Radi menggeleng. "No, Mam," jawab laki-laki itu dengan tegas. Bahkan Jihan sempat tak percaya begitu mendengar suara laki-laki itu. Percayalah, sikap tengilnya hilang saat ini. Bahkan mungkin, orang tak akan ada yang percaya jika laki-laki yang duduk di sampingnya ini selalu bersikap tengil.

"Lalu kenapa?" Kali ini, Rafiq selaku sang ayah yang bertanya.

Radi menghela napas. Setelahnya laki-laki itu melirik perempuan yang duduk di sampingnya dengan cemas. Jika dalam situasi seperti ini, mungkin dia akan mengejek ekspresi Jihan yang sangat menggelikan.

"Radi nggak bisa lanjutin pernikahan ini," ucapnya tanpa aba-aba, yang sontak saja membuat orang yang ada di sana pun terkejut, begitu pun dengan Jihan. Perempuan itu hanya tidak percaya, se-to the point inikah laki-laki itu berbicara? Gilaaa, nggak ada basa-basinya sama sekali. Jika mungkin ada orang yang memiliki riwayat penyakit jantung, maka ucapan Radi ini akan langsung membuat si penderita mati di tempat.

"Bentar Radi, maksud kamu bagaimana?" tanya Bagas. Dia tentu saja merasa kaget. Padahal sebelumnya, baik Jihan ataupun Radi tak pernah mempermasalahkan hal ini.

"Saya minta maaf Om, saya benar-benar tidak bisa melanjutkan pernikahan ini."

"Radi! Kamu ini bicara apa sih?!" ujar Azni emosi. Bagaimana bisa putranya itu menginginkan pernikahan yang sudah ia rancang sedemikian rupa itu dihentikan begitu saja?

Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang