[13] Meninggal

1.8K 169 4
                                    

"Loh, kok ada bendera kuning?"

Jisoo memeluk tubuhnya sendiri, kedinginan. Dengan keadaan basah kuyup dia sudah sampai di depan gerbang rumahnya.

Dia memandangi rumah tetangganya. Rumah Seulgi dan Daniel.

"Siapa yang meninggal?" tanyanya pada diri sendiri, mendekati rumah tetangganya itu.

Rumahnya sangat ramai. Di penuhi oleh orang-orang yang melayat.

Jisoo melihat Seulgi yang yang sedang duduk di depan rumahnya. Lalu, melangkahkan kakinya ke pekarangan rumah Daniel.

"Kak, ada apa? Siapa yang meninggal?" Tanya Jisoo.

Seulgi menatap cewek yang adiknya cintai.

"Daniel" jawabnya singkat. Tersenyum sedih.

"A-apa? Kok bisa?!" Jisoo melebarkan matanya.

"Jenazahnya baru ketemu tadi siang di kebun kecapi. Mungkin semalam dia kesana. Jantungnya kumat, Jisoo"

"Pergi dari hidup kakak"

Perkataannya pada Daniel terngiang di benaknya kembali. Jisoo menangis, bersamaan dengan turunnya air hujan.

Tidak menyangka. Ternyata Daniel benar-benar pergi dari hidupnya. Daniel pergi selamanya. Tidak akan pernah bisa kembali.

"Gara-gara Jisoo" ucapnya menyalahkan diri sendiri.

Seulgi menggelengkan kepalanya.

"Bukan salah kamu. Udah takdir Daniel. Tuhan cuma ngasih umur Daniel sampai saat ini" Seulgi menahan tangis.
"Bentar kakak ke dalam dulu. Kamu duduk dulu. Gak enak ke hujanan begitu" Lanjutnya, kemudian masuk ke dalam rumahnya.

Jisoo menganggukan, berjalan ke teras rumah Daniel, duduk di kursinya.

"Nyel, maafin kakak" lirihnya.

Sebuah handuk menyelimuti pundak Jisoo. Jisoo menoleh ke sampingnya. Mendapati Seulgi yang sedang memegang sebuah kotak kecil berwarna biru donker sembari tersenyum ke pada Jisoo.

"Makasih kak, itu apa?"

"Sama-sama. Buat kamu," Seulgi menyodorkan kotak itu "dari Daniel" lanjutnya.

Jisoo menerimanya. Membuka kotak itu, memperlihatkan dua pasang anting perak, sepasang berbentuk Ring dan sepasang berbentuk titik.

"Daniel yang beli itu pake uang sakunya sendiri, waktu tau ternyata dia satu sekolah sama kamu. Buat kamu sepasang, buat dia sepasang. Kata dia, kamu suka anting-antingan. Dia juga suka. Buat couple-an gitu" Seulgi menjelaskan pelan-pelan.

Jisoo menatap anting itu lamat-lamat. Air mata semakin membanjiri pipinya.

"Kenapa enggak Chaeyeon?" tanya Jisoo.

"Entah. Tapi, dia bilang, dia ngerasa cepet bosen. Hanya tertarik sementara. Beda sama kamu," Seulgi menatap langit senja yang mulai menggelap "Dia bener-bener sayang sama kamu" lanjutnya, menahan tangis.

Jisoo menarik ujung seragamnya, menggertakan giginya. Dia berdiri, memeluk Seulgi, menyembunyikan wajahnya di perlipatan leher Seulgi.

"Salah Jisoo. Ini semua salah Jisoo. Jisoo yang semalam sama dia. Maafin Jisoo kak, maafin Jisoo" suara Jisoo bergetar.

Seulgi mengelusi punggung sempit Jisoo. Tersenyum, mengecupi kepala gadis yang lebih pendek darinya itu.

"Gak apa-apa, Jisoo. Bukan salah kamu kok," Seulgi memang sabar "pulang gih, Seokjin pasti udah nunggu kamu. Anduknya bawa aja. Dingin. Jangan lupa antingnya di pake" Seulgi melepaskan pelukan mereka.

Stay [VSoo]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang