Cewek bermarga Kim menatap sepasang kekasih yang sedang tertawa di meja seberang. Ukiran senyum mantan sahabatnya dan juga kakak kelasnya terlihat bahagia.
"Bahagia selalu. Maafin gua" ucapnya pelan.
Hubungannya dan Rosè merenggang saat dia menjadi benalu di antara hubungan Rosè dan Taehyung. Sampai-sampai, mereka berpisah. Saling sapa pun tidak pernah.
Jisoo tahu ini kesalahannya.
Tatapannya menyendu.
Mungkin ini balasan yang pantas untuk seorang perusak sepertinya. Dia sadar diri akan kesalahannya dan kini ia harus menanggung akibatnya.
Jika sudah mengingat hal ini, Jisoo selalu ingat akan seseorang yang sudah meninggalkannya seminggu ini.
Taehyung.
Cowok yang masih saja Jisoo tunggu sampai saat ini.
Jika Taehyung tidak kembali, Jisoo bodoh bukan?
Itulah cinta. Sulit.
Cewek itu berdiri dari duduknya, meninggalkan kantin. Karena berdiam diri disana hanya akan membuatnya semakin pusing. Mumet.
▶sṭѧʏ◀
"Kenapa, sih diem mulu?" cowok dengan tinggi sekitar 179 cm sedang duduk di tepi ranjang adiknya.
"Mager" jawab cewek itu sekenanya sambil tengkurap dan memainkan ponselnya.
"Gak jalan-jalan ke tempat biasanya?"
"Ntar jam setengah lima"
Seokjin tersenyum tipis. Tangannya terulur, mengacak rambut depan Jisoo, gemas.
"Kenapa sih?"
"Seneng aja liat mukanya Jisoo"
Jisoo berdecih.
"Jisoo lagi pusing? Banyak pikiran?" tanya Seokjin.
"Lumayan"
"Minum baygon"
"Mati dong"
"Kan bebannya ilang"
"Sialan"
Garing memang. Seokjin bukan cowok yang gampang membuat lelucon.
"Jisoo mau mandi dulu. Mau ke tempat biasanya" ucapnya.
"Masih jam tiga ini loh"
"Biarin. Bosen dirumah"
Abangnya menganggukan kepalanya mengerti. Cowok bermarga Kim itu meninggalkan kamar adik satu-satunya.
▶sṭѧʏ◀
Sinar hangat berwarna oranye bagai kuning telur terlihat di langit barat. Angin senja menerpa wajah cewek berswiter putih yang sedang berdiri di permukaan dinding pendek yang membatasi antara daratan dan perairan.
Di genggamannya terdapat benda pemberian cowok yang di pujanya. Kotak yang selama ini membuatnya penasaran.
Jam masih menunjukkan pukul 16.55. Masih ada lima menit menunggu waktu yang tepat untuk membuka kotak itu.
Jisoo memandangi benda itu lamat-lamat sambil sesekali menyesap minuman cola-nya dengan sedotan sampai habis.
Cewek itu melemparkan kaleng minuman kosongnya ke sembarang arah.
Ketika jam tangannya mulai menunjukkan pukul 17.00 pas, kedua tangannya membuka kotak berwarna biru donker itu.
Bibirnya tersenyum tipis.
Ada sebuah cincin polos berwarna perak yang terpajang didalamnya.
Tapi, ada sebuah sticky note kecil didalamnya.
Jisoo mengambil kertas kecil itu. Lalu, membaca tulisan tangan yang berada didalamnya.
Jisoo,
Ini kakak. Hehe
Maafin kakak yang selalu
mengulur-ulur waktu buat kamu.
Ini adalah untuk yang pertama
dan terakhir kalinya
kakak bicara kaya gini sama kamu.
Gak usah basa-basi
dan kakak gak suka penolakan"So ... will you be mine?" ucap seseorang dari belakang tubuh Jisoo bersamaan saat Jisoo selesai membaca kertas putih itu.
Jisoo membalikkan tubuhnya, menatap wajah cowok yang lebih tinggi sambil membawa setangkai mawar merah itu kini tepat berada dihadapannya karena Jisoo yang berdiri di atas dinding pendek.
Jisoo mengeluarkan air matanya, tangannya terbuka lebar dan memeluk cowok bersurai biru itu.
Wajahnya ia sembunyikan di pelipatan leher Taehyung membuat cowok itu mengembangkan senyumnya.
Tangan kiri Taehyung mengelusi punggung Jisoo karena tangan kanannya memegang setangkai bunga.
"Udah. Jangan nangis" bisiknya, membuat Jisoo melepaskan pelukannya karena geli.
"Jahat"
Taehyung terkekeh.
"Bunganya satu doang" ucap Jisoo.
"Kamu gak tau kenapa kakak cuma pake satu bunga doang?"
Jisoo menggelengkan kepalanya.
"Karena satu-satunya cewek yang udah bikin kakak nyaman di dunia ini cuma kamu. Cuma satu loh ya. Gak ada yang lain."
"Katanya mau pergi"
"Gak bisa. Karena ada kamu. Mungkin nanti kalo kuliah, kakak selalu stay loh ya. Emangnya kamu" Taehyung mengusap surai cewek dihadapannya sambil terkekeh.
"Aku juga selalu stay buat kakak"
Taehyung tersenyum, "ayo jawab"
"Enggak" Jisoo menggelengkan kepalanya lagi.
"Loh?" Taehyung mengernyitkan kedua alisnya.
"Enggak nolak" Jisoo tersenyum lalu terkekeh.
"Bisaan" Taehyung mencubit pipi tembam Jisoo gemas.
"Langgeng ya"
"Iya"
Kedua manusia itu berpelukan melepas rindu. Dan kini, matahari di senja hari menjadi saksi atas hubungan baru untuk mereka.
[End]
Wahhaha gemes gua pengen nyelesein cerita ini gara2 minggu depan dan seterusnya gua bakal sibuk:)Maafin cerita ini yang belum layak baca, banyak typo. EYDnya masih kurang:( pembawaannya juga agak ribet mungkin:): maaf kalo endingnya mengecewakan. Gak sesuai ekspetasi kalian.
Oh iya,
Terimakasih yang sudah stay menunggu cerita gaje ini sampai berakhir hehehe.
Makasih banget 😊
Goodbye 👋
See u di work gua selanjutnya 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay [VSoo]✔
FanfictionTaehyung dan Jisoo. Dua manusia yang ingin bersatu. Tapi, sulit untuk di satukan. "Kakak beneran cinta gak sih sama Jisoo?" -Jisoo Let's reading! Dimohon kritik dan sarannya^^ #300 in teenlit-13.02.2019 #33 in Vsoo-13.02.2019 #2 in Vsoo-13.03.2019...