Im so sorry

1.3K 113 14
                                    


Chanyeol part with sister (Sena)

Kakak 17 th
Adek 16 th

***

"Kamu kenapa sih? Dari tadi berisik banget manggil-manggil. Kakak jadi gak fokus nih!" chanyeol membanting stick ps nya begitu saja. Menatap kesal adiknya yang merengek sedari tadi dan sekarang adiknya itu terdiam.

"Malah diem. Kenapa sih? Kalo gak ada apa-apa sana balik kamar, jangan ganggu Kakak."

Tanpa berbicara, Adiknya itu keluar. Chanyeol mendengus kesal dan kembali fokus pada gamenya.

Di luar, Sena adik dari Chanyeol itu memegang dadanya. Terasa sakit sekali disana. Napasnya juga mulai terasa sesak. Ia tak memiliki penyakit asma. Tapi kenapa dadanya sesak?

"Shhhh, sakit..." dengan perlahan. Sena berjalan ke kamarnya. Mencoba membawa tubuhnya agar segera tidur dan berharap sesak di dadanya itu menghilang setelahnya.

***

Teriknya matahari kini telah meredup berganti dengan matahari sore yang hangat. Sena membawa tubuhnya duduk di taman yang tak jauh daru sekolah. Ia ingin ketenangan dari penatnya sekolah. Bukan, sebenarnya bukanlah sekolah yang jadi sumber penatnya. Tapi para murid di sana lah yang menjadi penatnya.

"DOR!" Sena berjengit dan menatap ke samping. Ia mendapari Kyungsoo di sana. Tertawa dengan bahagua setelah mengagetkannya.

"Ish, Kak Kyugsoo kenapa ngagetin sih? Kalo jantung Sena copot gimana?"

"Ya gampang Sen, tinggal tempelin aja lagi."

"Kakak kira jantung aku bisa dibongkar pasang gitu? Abis copot bisa main tempel aja."

Lama mereka mengobrol hingga tak terasa senja mulai terlihat memenuhi langit biru.

Sena segera pamit, Kyungsoo sempat ingin mebawarkan untuk mengantar Sena. Tapi Sena menolaknya.

Hari mulai berubah gelap saat Sena sampai di rumah.

Ia tak menemukan Kakaknya dimanapun saat dirinya memasuki rumah. Sudah biasa, Sena sudah biasa sendiri. "Akhhh, kenapa sakit lagi." Sena meremas dadanya. Memukulnya pelan karena sakit yang dirasakannya.

***

Esoknya, hari sabtu pagi Sena pergi ke sebuah rumah sakit. Ia sudah tak ingin menunda-nunda lagi untuk memeriksakan tubuhnya yang entah kenapa makin hari tubuhnya terasa bertambah lemas, dadanya juga terada sakit dengan napasnya yang tiba-tiba suka merasa sesak

Dan pagi ini. Sebuah kabar buruk menimpanya, Sena berjalan lemas di lorong rumah sakit dengan tangan yang memegang kertas putih yang berlogo rumah sakit tempatnya kini berpijak.

"Ya Tuhan, kenapa ini harus menimpaku."

Sena duduk sambil menundukan kepalanya. Tangannya menopang kepalanya yang tiba-tiba pusing.

"Sena?" Yang dipanggil menoleh. "Eh bener, kamu lagi apa di sini? E-ehhhh." Sena yang sedang duduk itu tiba-tiba oleng dan tubuhnya jatuh ke depan hampir tersungkur jika orang yang ada di depannya tidak reflek untuk me agkap tubuhnya.

Zona Adek & Kakak *EXO*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang