Suka Duka Bersama

983 84 10
                                    


Baekhyun 20th
Welly 18th

***

Senja mulai terlihat dari bingkai jendela. Di sana, Welly sedang menonton tv dengan ditemani setoples kripik sambil sesekali menatap jam dinding. Welly masih menanti kakaknya yang belum juga pulang, padahal hari rabu biasanya sang Kakak sudah pulang dari dua jam lalu.

Langit mulai menggelap saat kakaknya membuka pintu utama. Wajahnya kusut dan lesu saat sang adik memperhatikannya.

Baekhyun berjalan lunglai lalu mendudukan tubuhnya di samping si adik dan menyandarkan kepalanya pada bahu kecil itu.

"Kok telat?" tanya Welly pada Kakaknya dengan pandangan yang tak teralihkan dari tv.

"Hmmm."

Welly mengerutkan keningnya saat Baekhyun hanya menjawabnya dengan deheman. Badahal biasanya tak seperti itu.

"Kak..." Lagi, panggilan itu hanya dijawab dengan deheman.

"Jangan ham hem ham hem mulu ih. Jawab dong kak..."

"Gak papa."

Singkat.

Welly mulai kesal.

"Kakak bau, sana mandi!"

"Iya." Hanya itu jawaban dari Baekhyun dan ia mulai masuk kamarnya. Welly menatap kepergian kakaknya sampai tak terlihat dan mulai mengambil ponsel yang sedang dicharger. Welly bangkit dan berjalan menjauh untuk menghubungi seseorang.

"Hallo."

***

Di depan cermin besar, Baekhyun menatap pantulan dirinya sendiri. Menghela napas berkali-kali untuk meredakan kekecewaannya. Tangannya mengacak rambut yang masih basah sampai menitikan air ke lantai. Tubuh putihnya terlihat di depan cermin. Baekhyun memperhatikan tubuhnya sendiri. Mulai membandingkan dirinya dengan orang itu.

"Kurang apa gue?"

"Kurang bahan!" Baekhyun tersentak, ia menoleh dan mendapati adiknya disana. Bersandar pada kusen yang pintunya terbuka sejengkal.

"Ngapain disana? Kamu ngintipin Kakak ya?"

Welly merengut. "Iuhhh, ngapain ngintip. Cepet pake baju, nanti masuk angin. Kalo sakit gak akan ada yang jengukin Kakak lagi."

Baekhyun terdiam, mencerna kata-kata adiknya barusan. "Welly... Tahu?" tanyanya pada diri sendiri karena adiknya itu sudah menghilang dari depan pintu.

Baekhyun segera bergegas memakai pakaiannya di depan lemari saat dirinya sudah mengunci pintu kamar terlebih dahulu dan memastikan adiknya tidak ada di kamarnya.

Baekhyun berlari keluar, menuruni tangga dengan cepat untuk menyusul adiknya.

"Dek.... Kamu tahu???"

"Tahu apa?" Tanya Welly seolah-olah tak tahu menahu.

"Itu... Kakak sama..." Baekhyun ragu untuk mengucapkan kata-kata selanjutnya.

"Hmmm."

"Dari siapa?"

"Dariiiiiii..."

"Siapa?"

"Rahasia," ucap Welly lalu bangkit dan berjalan menjauh. Baekhyun yang melihat itu tak bisa tinggal diam, ia mengikuti langkah adiknya.

"Welly... Adek... Honey... Sayang..." Baekhyun terus berucap tanpa henti untuk mendapatkan perhatian adiknya yang masih saja berjalan tanpa menoleh.

"Ihhh, diem!!!" Akhirnya Welly berbalik juga, dan itu membuat Baekhyun tersenyum.

"Kakak bakalan diem kalo kamu cerita, kamu tahu dari mana? Dari siapa?"

"Tanpa aku kasih tahupun kakak pasti udah tahu!"

Welly berbalik dan berjalan kembali, namun langkahnya terhenti saat Kakaknya menarik ia dari sana. Welly tertarik pasrah, mengerti dengan apa yang akan terjadi setelahnya. Dan apa yang Welly pikirkan akhirnya terjadi. Tepat setelah ia didudukan oleh Baekhyun di sofa, Kakaknya itu langsung berbaring dengan paha Welly sebagai bantalan dan memeluk pinggang adiknya.

Terdiam dalam keheningan, sunyi, senyap. Tak ada satupun dari mereka yang berbicara. Hanya Welly yang terus mengusap kepala Kakaknya dan Baekhyun yang mengeratkan pelukannya.

Welly cukup mengerti, kakaknya hanya membutuhkan ini. Menangis dalam diam dan sebuah ketenangan, dan ketenangan itu bisa Baekhyun rasakan saat ia memeluk adiknya seperti ini—juga dengan usapan-usapan pelan pada kepalanya. 

"Dek..." Welly menunduk dan melihat mata Kakaknya sudah memerah dan bajunya telah basah.

"Kenapa? Dia lagi?" Baekhyun terdiam dan itu membuat Welly mendecak. "Move on, Kak.. Gak guna Kakak mikirin dia sampe gak makan, gak minum, gak tidur, gak..."

"Gak gitu juga kali!" seru Baekhyun sambil bangkit dan duduk dengan normal.

"Ck, ya gitu lah. Pokoknya Kakak jangan mikirin dia, move on kak... Kan dulu kakak yang bilang pas aku putus sama " DIA" kalo aku harus move on dan jangan nangisin cowok kayak dia yang emang brengsek itu. Dan sekarang, Kakak yang harus aku ingetin buat gak mikirin cewek yang udah jadi mantan itu. Dia udah selingkuh dari kakak."

"Hmmm."

"Jangan Hmmm doang ih, lagi dibilangin juga."

Baekhyun mencubit pipi Welly gemas sambil berseru dengan wajah ceria nya, "Iya, Sayanggggg."

"Auwhhh, sakit Kak."

"Hahahahaha."

Baekhyun tertawa sedangkan Welly masih cemberut sambil mengusap pipinya yang memerah.









"Aku hanya butuh seseorang yang mengerti aku luar dalam, dan yang mengerti itu hanyalah kamu. Adikku yang selalu menjadi sandaranku saat senang maupun susah. Adikku yang mengemaskan namun juga mengesalkan."





"Aku tak akan biarkan siapapun menyakiti kakakku. Aku akan menjagamu sekuat yang kumampu seperti kau yang selalu menjagaku. Jangan sedih kehilangan 'DIA' karena suatu saat, DIA pasti akan terganti dengan orang yang lebih baik."


***

Maaf banget kalau gak sesuai ekspektasi dan gak memuaskan. Dikit juga wkwkwk.

Ini permulaan awal aku nulis setelah lebih sebulan aku gak nulis. Huhuhu.

Jadi, intinya itu. Maaf hehe.

See you in next chapter. 
Byeeee

Zona Adek & Kakak *EXO*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang