Zona Adek & Kakak *EXO*

Ayo Pergi

Chanyeol pary with sister (Verska)

Kakak 25 th
Adek 5 th

***

Malam mulai larut, Chanyeol baru saja pulang dari kantor. Dengan setelan jas lengkap, Chanyeol membanting tubuhnya pada sofa. Hela nalas berat terasa. Ia memejamkan kedua belah matanya karena lelah.

Tak lama, suara gelas yang beradu dengan meja kaca membuatnya sontak membuka kedua matanya.

"Baby, kok belom tidur?"

Yang ditanya menggeleng. "Verlska belom antuk," balasnha dengan mada cadel yang membuat Chanyeol gemas.

Dengan sekali raup, Chanyeol membawa Adiknya Verska ke pangkuannya. Memeluknya erat namun malah membuat satu ringisan lolos begitu saja.

"Eh, adek kenapa?" tanya Chanyeol panik saat ringisan terdengar begitu saja.

"Gakpapa, adek gakpapa kokkk."

Chanyeol menatap adiknya tajam yang membuat Verska menunduk takut. "Jujur sama, Kakak."

"Hiks..." bukannya jawaban, isaklah yang kini didapat oleh Chanyeol.

Chanyeol lantas memeluk adiknya itu, kali ini dengan lembut sambil telapak tangannya yang mengusap kepala adiknya seakan menenangkan. " Maaf buat kamu takut."

***

Pagi hari terasa sepi bagi Verska, walaupun banyak yang berlalu lalang disekitarnya, tetap saja ia merasa kesepian. Hidupnya sepi, murung dan mendung karena mataharinya kini sedang pergi jauh dari rumah.

Verska sudah duduk di kursinya saat seorang wanita dengan ponselnya duduk di depannya. "Ma..."

Yang dipanggil hanya bergumam.

"Ma..."

"Apasih, Vers?"

Verska berjengit kaget saat nada suara Mamanya mulai berubah. Dengan takut-takut, Verska mulai berbibica kembali. "Ma... Verska mau disuapin..."

"Kamu udah besar Verska, kamu bisa makan sendiri. Kenapa harus Mama suapin? Mama sibuk. Makan sendiri!"

"Verlska gak mau makan."

"Terserah, Mama gak perduli." Sang Mama melenggang pergi begitu saja tanpa menyentuh makannannya.

Verska disana duduk diam menunduk, matanya mulai memerah. Ia hanya ingin disuapi oleh Mamanya seperti teman-temannya yang lain. Tapi ia tak pernah mendapatkannya. Verska hanya ingin disayangi.

***

Matahari mulai terik, Verska masih duduk di ayunan sambil menatap teman-temannya yang mulai dijemput oleh orangtuanya. 

"Mama kapan jemput Verlska? Verls mau dijemput kayak temen-temen..."

Verska masih mengayun-ayunkan kecil ayunan yang ia duduki. Kakinya menendang-nendang udara dengan bosan.

"Baby, ayo pulang."

Verska mendongak, senyumnya terbit begitu saja saat melihat siapa yang menjemputnya. "KAKAKKKK."