Marah

1.8K 148 36
                                    


Jongin part with sister

Kakak 24 thn
Adek 18 thn

***

Malam mulai larut, Jongin sudah bolak-balik di depan pintu! Jam menunjuk pada angka 9 malam.

Dijemput di sekolah tak ada.

Telepon tak diangkat.

Chat tak dibalas.

Bahkan di baca saja tidak.

"Ini anak kemana coba, jam pulang sekolah udah beres dari jam lima tadi."

Jongin gelisah. Adik perempuannya yang masih 18 tahun tak ada kabar. Bagaimana mungkin seorang kakak tidak khawatir?

Suara motor terdengar. Jongin melongokkan kepalanya, melihat dari jendela siapa yang datang.

Adiknya!

"Pulang sama cowok ya, ini kakaknya panik di rumah nyariin, dia malah jalan sama cowok."

Jongin sudah berdiri di depan pintu. Menunggu sang adik agar masuk ke dalam.

Cklek

Pintu terbuka. Dengan langkah girangnya si adik melangkah masuk tanpa melihat sekitar.

"Masih inget pulang kamu, Dek?"

Diam.

Suara si Kakak membuatnya diam. Aura disekitarnya terasa menggelap dan udara terasa lebih dingin dari pada saat dia ada di motor beberapa saat lalu.

"Jawab! Kenapa diem?"

Masih tak ada jawaban.

Jongin menghembuskan napasnya kencang. Mencoba menenangkan dirinya agar tak terbawa emosi berlebihan.

"Kamu tahu betapa khawatirnya Kakak di sini. Jemput kamu di sekolah tapi katanya kamu udah pulang. Dicari di rumah gak ada. Ditelepon gak diangkat. Dichat gak dibales. Dan sekarang kamu pulang seneng-seneng sama cowok? Siapa dia, pacar kamu? Kalo iya, putusin dia! Dia bawa pengaruh buruk buat kamu!"

"... Hhhhhhh." Hembusan keras kembali terdengar. Jongin berjalan ke sofa dan duduk di sana. Bersandar dengan lelah dan melanjutkan katanya, "masuk kamar, tidur!"

Perintah mutlak!

Si adek menurut. Ia menyadari kesalahannya yang sudah fatal.

Jam sudah menunjuk ke angka satu malam, tapi di adek gak bisa tidur. Perasaan bersalah karena membuat kakak nya khawatir menjadi faktor utama si adek gak bisa tidur.

Dengan perlahan si adek turun dari kasur. Ia menyeret selimutnya kekuar dari kamar dan menuju kamar kakaknya yang tepat berada di depan kamarnya.

Krietttt

Perlahan, si adek masuk. Cahaya di kamar kakaknya sudah redup. Dengan langkah hati-hati. Si adek duduk di lantai berhadapan dengan wajah kakaknya yang tertidur.

Tiba-tiba si adek menangis. Terisak pelan tapi bisa membuat kakaknya terbangun.

Mengeryit heran, Jongin menatap adiknya. "Kenapa di sini?" tanyanya dengan suara serak.

"Kakak... Maafin adek. Maaf adek udah buat kakak khawatir. Maafin adek... Adek gak ada maksud buat bikin kakak khawatir... Hiks... Adek..."

"Cupcupcup... Udah jangan nangis. Maafin kakak juga udah bentak adek ya."

Si adek menggeleng. "Gak papa. Adek maklum. Mungkin emang harus digituin biar adek ngerti kalo adek udah salah sama kakak..."

Hela napas terembus. Jongin menggeser tubuhnya. "Bangun, sini tidur," ucap Jongin menarik tangan adiknya lalu memeluknya setelah si adik berbaring.

"Jangan gitu lagi. Kakak bener-bener khawatir!"

***

Jongin mengamuk gaesssss😂

Hehe...

Ada yang request chanyeol tapi dakuh bingung momennya apose huhu. Requestnya yg lenglap dong beibssss.

Cara request udah di sebutin di chapter sebelum ini ya. Yang mau request lagi silahkan hehe.








KUE CUCUR MANA NIH HEH, LO YANG UDAH REQUEST AWAS KAGAK ADA KOMEN!

Yang mau ikut grup WA yang akoeh buat, bisa cek pemberitahuannya di cerita AKU & KALIAN ya.
Warning! Dicari anak 90'an buat jadi tetua😁✌

Zona Adek & Kakak *EXO*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang