6. On The Way Back Home

647 98 45
                                    

“L ssi bagaimana kesiapan untuk syuting hari ini?”

“Sangat siap dan semangat.”

“Apa harapanmu untuk hari ini?”

“Langit cerah, lautan tenang dan hiu.”

“Arasso, sekarang aku akan wawancara kru lainnya.”

Myung Soo membuka mata, setelah menepikan segenap gelisahnya ia coba untuk beristirahat namun ketika baru menutup mata justru terputar kembali salah satu momen bersama So Eun. Gadis itu memang rajin sekali merekam kegiatan kru dengan kameranya mulai pagi ketika hendak berangkat ke lokasi, lalu di tengah dan akhir syuting. Kadang So Eun mewawancarai kru di sela kesibukannya yang merekam semua kegiatan atau pun hasil yang di dapat selama syuting dalam bentuk catatan.

“Seharusnya aku merasa lelah dan perjalanan malam ini bukankah sewajarnya aku tidur?” Myung Soo lalu menolehkan kepalanya ke arah kiri, nampak So Eun yang juga masih terjaga.

“Kau tidak tidur?”

“Hmm, belum terasa mengantuk, entahlah mungkin efek cappucino tadi,” jawab So Eun yang matanya fokus pada kameranya. Ia juga mengumpulkan footage terutama saat berada di lautan, melihat lumba-lumba dan saat hiking. Salinannya sudah diberikan pada editor dan ia harap ada yang bisa dimasukkan ke dalam film, minimal untuk video behind the scene.

Memang selain film dokumenter yang akan dirilis, akan ada juga episode spesial berisi dokumentasi saat mereka semua mengambil gambar dan itu akan dimasukkan ke dalam episode behind the scene.

“Bukankah sebaiknya tidur?”

“Seharusnya memang seperti itu, secara fisik kita sudah sangat terkuras.” So Eun mematikan kameranya lalu memasukkannya ke dalam tas. “Tapi aku belum mengantuk, kau sendiri kenapa belum tidur?”

“Sama sepertimu.”

“Lalu apa yang harus kita lakukan? Menonton film? Ah, tapi aku sedang tak ingin melakukannya.” So Eun menepis sarannya sendiri.

“Mengobrol saja.”

“Dengan berbisik-bisik?” So Eun melihat ke sekelilingnya, rata-rata penumpang sudah beristirahat.

“Volume suara seperti ini tidak termasuk berbisik, tapi kurasa tak mengganggu penumpang yang lain.”

“Baiklah, kita mengobrol apa?”

Myung Soo menggaruk pelipisnya, “apa ya?”

Aigoo, kau sendiri bingung.”

Senyum tipis terbentuk di bibir Myung Soo, perasaannya memang kerap disapa gelisah jika terkait So Eun tapi ia tak bisa berhenti untuk terus berinteraksi dengan gadis itu, seolah ingin memaksimalkan kesempatan di mana mereka masih berada di tempat yang sama sebelum nanti akan sibuk dengan pekerjaan masing-masing. 

“Hei, bagaimana kalau kuceritakan soal apa yang kulihat di Colosseum?” tawar So Eun.

“Memangnya apa yang kau lihat?”

“Gladiator, lengkap dengan pakaian khasnya dan….”

“Dan?”

“Wajahnya berdarah.”

“Aish, cari topik lain saja.”

“Kau takut?”

“Memangnya kau tidak? Siapa yang meminta untuk berpegangan tangan?”

So Eun menyunggingkan senyum tanpa dosa, “Saat mengalaminya sangat menakutkan, wajar jika meminta untuk berpegangan.” So Eun lalu membatin, “untung saja aku tidak meminta untuk dipeluk, ah memangnya aku berani meminta hal itu?” So Eun memegangi kedua pipinya yang terasa memanas kemudian menunduk.

Broadcasting Romance [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang