Broadcasting Romance [Completed]

19. Let's be Forever

Keputusan berkaitan kontrak dengan agensi sudah dipikirkan Myung Soo cukup matang jauh-jauh hari, ia pun menjelaskan dengan gamblang dasar pengambilan keputusan tersebut saat memberitahu publik. Tapi, ada reaksi yang diluar dugaan dan itu sangat menyakitinya.

"Kenapa menyalahkan So Eun, jelas-jelas aku menulis kalau ingin memenuhi passion-ku sebagai aktor dan aku juga menegaskan bahwasannya aku masih tetap jadi bagian dari Infinite."

Sung Yeol yang meluangkan waktu untuk menemani Myung Soo mencoba menilai situasi, "Tidak memperpanjang kontrak dan diwaktu yang sama memublikasikan hubungan, itu kombinasi yang bisa membuat hati porak poranda. Wajar jika ada reaksi seperti itu, namanya orang kecewa maka lebih mudah bagi mereka menunjuk kambing hitam."

"Tapi, tidakkah mereka paham dengan apa yang kusampaikan?"

"Yang paham kan ada."

"Aku merujuk pada orang-orang yang tak memahami poin di mana aku menjelaskan soal karir, alih-alih mereka jadikan itu sebagai bahan untuk menyudutkan So Eun."

"Mungkin bagi mereka kau terlihat ingin menyamai karir pacarmu."

"Yang benar saja, dalam beberapa wawancara jelas aku sering menyebut soal keinginanku menjadi aktor yang diakui, dan itu sebelum bertemu So Eun."

"Mereka adalah kelompok yang marah karena demi hal tersebut kau sampai tidak memperpanjang kontrak dengan agensi yang sudah membesarkanmu. Mereka juga khawatir kalau hanya tinggal masalah waktu saja kau meninggalkan grup. Mereka tak suka kau berkencan dan untuk semua itu mereka butuh pelampiasan. Tak perlu kujelaskan lagi kenapa So Eun Noona jadi sasaran."

"Kau sedang membela mereka atau apa? Sepertinya aku yang harus memahami."

"Aku tidak sedang membela, hanya menyimpulkan dari semua komentar jelek yang kubaca. Tapi iya, setidaknya kau harus sedikit memahami jadi tak perlu menanggapi mereka dengan penuh emosi."

"Hyung, ini bukan tentangku. So Eun tidak pernah disudutkan seperti ini tapi gara-gara aku dia mengalaminya."

"Calm down, Brother. Kalau emosi seperti ini, bagaimana kau berhadapan dengannya? Jangan sampai hal ini merusak hubungan kalian. Sebagai cupid, aku tak mengijinkanmu melepasnya karena tekanan publik. Maju terus!" Sung Yeol mengepalkan tangan.

"Cupid, astaga," Myung Soo jadi terkekeh, ingat bagaimana bersemangatnya Sung Yeol mendorong dirinya agar mendekati So Eun, "Perjalanan cukup panjang dan sudah melewati banyak hal, kenapa juga aku sampai melepasnya."

"Sekarang dia pasti membutuhkan kehadiranmu. Pastikan kau berikan kenyamanan yang dia butuhkan, jadi kau jangan berfokus pada kemarahan dan juga rasa bersalahmu. Tindakan hukum bisa dilakukan untuk mereka yang berkomentar keterlaluan, tapi sekarang pastikan padanya kalau semua akan baik-baik saja karena kau sendiri yang akan melindunginya," Sung Yeol lalu mengusap tengkuknya, "Aku merinding karena kata-kataku sendiri. Heol, aku mampu memberi saran semacam ini. Aku sudah dewasa, yeah ..."

"Dewasa apanya," Myung Soo menepuk kedua tangan Sung Yeol yang menari-nari.

"Hei, secara usia kita sudah dewasa. Waktu cepat sekali berlalu, rasanya baru kemarin aku merayakan usia tujuh belas tahun."

Myung Soo terkekeh lagi, ia lalu mengucapkan terima kasih atas semua dukungan yang selalu Sung Yeol berikan sebelum akhirnya berpamitan untuk pergi menemui So Eun.

***

Tiba di apartemen So Eun dan mendapati gadis itu termangu di depan jendela, Myung Soo merasa pedih. Keinginannya untuk memublikasikan hubungan mereka berdampak pada terlukanya So Eun karena dihantam beragam komentar yang menyakitkan.
Diserang oleh macam-macam komentar memang merupakan bagian dari lika-liku kehidupan figur publik, tak terkecuali dirinya yang sudah pernah melewati masa-masa sulit bukan hanya kritikan pedas yang pada akhirnya bisa ia jadikan cambuk untuk terus memperbaiki diri tetapi juga menerima komentar menjurus hinaan yang membuat terpuruk.