..

609 44 2
                                    

"Dasar anak kurang ajar...!! kenapa kamu usir Melia!? dia adalah calon ibumu...!!" Suaranya terdengar sampai kerumah tetangga, pria berumur 40 tahun bernama Badar itu benar-benar sangat marah besar ,penyebabnya yaitu kekasihnya yang sedang berkunjung kerumah mewahnya telah di usir oleh anaknya sendiri, tanpa sepengetahuannya saat itu dia sedang keluar untuk membeli makanan ,dan saat dia pulang kekasihnya sudah tidak di tempat tergantikan oleh anaknya yang baru pulang sekolah - Bintang .

"Dia kekasih Papah yang ke berapa?"tanya Bintang tersenyum sinis ,matanya memancarkan kemarahan sekaligus kekecewaan.

"Kau... benar-benar anak yang wajib di beri pelajaran..!!"Badar mendorong tubuh Bintang sampai tersungkur ,kepalanya membentur sudut meja yang berada di belakangnya.

"Akh...!!"kepalanya berdenyut nyeri,seakan ribuan benda tumpul menghujam kepalanya,sangat sakit. kesadarannya hampir menghilang namun sekuat mungkin dia tetap berusaha tersadar.

Badar melepas sabuk yang ia kenakan ,dengan cepat dan langsung melayangkan cambukkan keras pada tubuh Bintang .


Badar adalah Ayah kandung  Bintang dan Pajar dia memiliki sifat yang sangat keras untuk mendidik anak-anaknya ,dia tidak segan memberi pukulan pada anaknya sendiri,Badar adalah Pria yang menggilai wanita. Hampir satu bulan sekali dia selalu menggandeng wanita yang berbeda, menurutnya apa salahnya? lagi pula dia sudah tidak memiliki istri ,dan Bintang benar-benar sudah muak dengan sifat bejat ayah kandungnya itu.

"Bunuh saja aku...!!"teriak Bintang tertahan, karena rasa perih dari cambukan keras ayahnya ,sekaligus pandangannya yang mulai berputar.

"Kau yang meminta..!!"Badar yang hendak mencambuk kembali Bintang dengan sabuknya seketika terhenti mendengar teriakan seseorang di ambang pintu.

"HENTIKAN ...!!!" Pajar yang berniat mengambil buku tugas kuliahnya yang tertinggal, sangat terkejut melihat pemandangan di depan matanya ,ayahnya dengan tega mencabuk Bintang adik satu-satunya tanpa ampun ,Pajar langsung berlari menghampiri Bintang dan membantunya untuk duduk di sofa tanpa menghiraukan ayahnya yang diam membisu bak patung, setelah tersadar dari lamunannya dia pergi tanpa berucap sedikitpun.

"PAH...SAMPAI TERJADI SESUATU PADA BINTANG AKU NGGAK AKAN MAAPIN PAPAH...!!"Pajar benar-benar tidak bisa lagi menahan amarahnya ,kali ini ayahnya sudah benar-benar keterlaluan.

Badar terus melangkah, tanpa mengindahkan teriakan Pajar yang menggema diseluruh ruangan.

Bintang menutup matanya menahan rasa pening yang menyerang kepalanya.

"Bintang lo nggak papa kan?" Pajar memegang bahu adiknya dengan hati-hati ,seakan takut menambah rasa sakit yang Bintang rasakan.

"Kepala gua sakit..."ucap Bintang lirih, sambil meremat kepalanya kuat setelah itu dia kehilangan kesadarannya.

"Permisi mas ..." seorang penjual bubur ayam melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Pajar.

Awalnya ,Pajar sedang duduk menunggu pesanannya dibuat, namun tiba-tiba dia kembali teringat pada peristiwa yang menyebabkan adiknya koma selama hampir satu bulan.

"Oh ia ...pesanan saya sudah dibuat ya Bu?"Pajar tersadar dari lamunannya, seingat dia tadi banyak sekali orang yang mengantri untuk membeli bubur ayam yang terkenal ini, namun setelah dia melihat sekeliling, tempat yang tadinya sangat ramai, sudah seperi TPU saja sepi sekali, itu menunjukan bahwa dia sudah melamun cukup lama sampai dia tidak menyadari kepergian orang-orang.

"Mas Pajar ini dari tadi saya perhatikan melamun saja pasti sedang banyak pikiran ya?" Tanya Bu Tati penjual bubur ayam sambil memberikan dua bungkus bubur ayam , Pajar memang sudah menjadi langganan bubur ayam Bu Tati, sehingga mereka saling mengenal.

"Nggak kok Bu ...ini uangnya terimakasih Bu."

Thanks Brother✔ (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang