"Beraninya kamu aku ini ayah kamu...!!"Ujar Badar, emosinya mulai tersulut dia tidak menyangka anak yang ada di hadapannya kini sudah berani melawannya.
"Ayah? Ayah macam apa yang dengan tega melukai anaknya sendiri..!!?"Pajar tersenyum miris ,kembali membayangkan bagaimana ayahnya sendiri telah melakukan kekerasan pada Bintang anaknya sendiri,dan sekarang dia masih berharap di anggap ayah setelah apa yang telah dia lakukan? jangan bercanda.
"Papa mendidik kalian dengan cara papa sendiri." Ujarnya dingin.
Pajar terkekeh mendengar setiap kata yang keluar dari mulut ayahnya.
"jangan bercanda..!! Itu bukanlah mendidik tapi itu tindak kekerasan,Pah dulu aku masih kecil dulu aku selalu bersembunyi ,tapi itu dulu sekarang aku sudah besar aku tidak akan bersembunyi lagi..!!"Bintang masih terduduk di lantai, melihat perdebatan kakak dan ayahnya yang semakin sengit dia tidak menyangka kakaknya yang selalu tenang dalam menghadapi ayahnya, kini mulai bertindak lebih tegas. Sekarang kakaknya telah dewasa bahkan Bintang merasakan dia telah berubah.
Pajar benar-benar tidak menyangka orang yang selalu menjadi panutannya ,ternyata memiliki sisi buruk sifat yang sangat keras.
"Sekarang papah datang? aku kira papah sudah mengakui kesalahan papah, tapi ternyata aku salah papah dengan berani menyakiti Bintang di depan mata aku ...!! Ini sudah kelewat batas..!!"Ujar pajar tatapan yang biasanya selalu teduh kini terasa sangat tajam."Sudah?" Dengan santainya Badar melangkah menuju Bintang, dia tidak menyerah.
"BERHENTI atau..." kalimat Pajar menggantung, ia ragu.
"Atau apa?"
Pajar bergeming ,dia tidak tahu ancaman apa yang akan dia lontarkan mengingat ayahnya memiliki segalanya.
"Papah punya dua anak ,dan sekarang ke dua anak papah membangkang ...! miris sekali." Badar tersenyum sinis.
" tadi kamu bilang papa sudah kelewat batas ....Gara-gara anak tidak tau diri itu, Melia meninggalkan papah justru dia yang sudah kelewat batas ...!!" Ucap badar ,sambil menunjuk ke arah Bintang yang menatapnya dengan tajam.
"Lalu papah mau apa..!!?"Ujar Pajar.
"Papah harus memberi pelajaran pada anak kurang ajar itu, karena ulahnya Melia pergi dari kehidupan papah..!"
"Maaf ini ada apa ya?" Seorang suster masuk sambil membawa nampan berisi makanan.
"Sus tolong usir orang ini, lihat dia berusaha mencelakai adik saya."ujar Pajar menunjuk ke arah Bintang yang berdiri di belakangnya sambil memegangi tangannya yang terasa perih.
Suster itu melihat infusan sudah terlepas dari lengan Bintang sampai mengeluarkan banyak darah.
"Maaf anda bisa pergi dari sini? atau saya akan panggil keamanan untuk mengusir anda secara tidak hormat."suster itu benar-benar suster yang tegas, dia tidak segan mengusir orang telah mengganggu ketenangan pasiennya.Sebelum dirinya diusir secara tidak hormat, lebih baik dia segera pergi biarlah Bintang merasa tenang untuk saat ini ,jika waktunya sudah tiba dia akan memberi pelajaran anak tidak tau diri itu. Fikir Badar, dia tidak akan berhenti sebelum orang yang telah menghancurkan kesenangannya mendapat balasan.
Akhirnya Badar pergi dengan emosinya yang semakin memuncak.
"Hhh." Pajar menghela nafas.
"Lo nggak papa kan?" Tanya Bintang memegang bahu Pajar.
"Harusnya gua yang nanya ,lo nggak papa kan?"
"Gua nggak papa kok."
"Sus tolong. "ujar pajar.
Suster itu mengangguk dan segera kembali memasang infusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks Brother✔ (Belum Revisi)
Teen FictionKisah seorang pemuda penderita kanker dengan harapan terbesar nya bertemu dengan ibu nya, ia ingin kembali merasakan belain lembut tangan itu, untuk terakhir kalinya. Namun sebuah kenyataan langsung menghancurkan segalanya. Sampai pada saat ia mera...