19

208 16 3
                                    

Setelah pengumuman selesai, semua murid SMA PERTIWI kembali berbondong-bondong menuju kelas masing-masing, mereka saling berdesakan tanpa memperdulikan keadaan sekitar, entahlah? hal ini memang sudah menjadi tradisi di sekolah manapun, sebenarnya jika setelah ini 'masih' ada pelajaran kemungkinan mereka tidak akan se semangat ini memasuki kelas, tapi karena setelah ini tidak ada lagi KBM mereka sangat bersemangat kembali ke kelas, mengambil tas mereka secepat kilat,dan langsung tancap gas pulang ke rumah masing masing

"BISA GAK SIH KALIAN GAK DORONG-DORONG .....!!? SEMUANYA PASTI PULANG .... APA DENGAN KALIAN SALING DORONG GINI KALIA GAK BISA PULANG DAN KALIAN AKAN MATI DISINI....!? NGGAK KAN....?!" Digo sudah tidak lagi dapat menahan emosinya apalagi sudah beberapa kali dia hampir terjatuh gara-gara beberapa murid yang mendorongnya ,lorong yang tadinya riuh seketika menjadi hening, jika ini malam hari kemungkinan besar suara jangkrik akan mendominasi keheningan, semua murid melirik kearah sumber suara yang memekakkan gendang telinga mereka, begitu juga Bintang yang berada disamping Digo sebenarnya dia juga beberapa kali terkena dorongan kuat dari murid lain tapi dia lebih memilih bungkam

namun bukan perasaan takut yang menghinggapi benak mereka melainkan kata menyebalkan adalah kata pertama yang mereka pikirkan, dengan kompak dan serempak mereka menyoraki Digo setelah itu lorong kembali riuh

"Menyebalkan...." ujar Digo lirih dia menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal malu sendiri nyalinya menciut setelah mendapat sorakan dari semua  murid

Bintang terkekeh melihat tingkah sahabatnya "so so an berani, sadar.... lo sendiri ,mereka banyak "

"Lo?"

"Sorry demi keselamatan diri, gua ada di pihak mereka"

Digo membelalak tak percaya kini dia seorang diri ,Bayu? Entahlah saat di aula pun mereka tak melihatnya

Besoknya SMA PERTIWI akan mengadakan perkemahan memang terkesan mendadak namun, meski terkesan mendadak semua siswa-siswi tetap mengikuti dengan antusias ,mungkin itu juga menjadi penyebab mereka sangat ingin cepat pulang kerumah karena mereka juga belum mempersiapkan apa saja yang harus di bawa besok ,tak jarang ada diantara segelintir murid yang protes karena acara perkemahan terlalu medadak namun mereka bungkam karena lebih banyak murid yang setuju bahkan antusias mengikuti perkemahan.

BUKKK.... BUKKK... BUKKK...

Gudang sekolah dengan pencahayaan minim,hanya sinar matahari yang masuk lewat ventilasi meremang ruangan tak terurus tersebut

Pukulan demi pukulan berhasil melumpuhkan seorang siswa, kedua tangannya terikat erat pada kursi begitu juga kedua kakinya, bibirnya robek mengucur kan darah segar, sebelah lubang hidungnya mengeluarkan banyak darah mengotori seragam baju putih yang masih melekat ditubuh nya, perutnya terasa diremas, sesuatu mendesak keluar hadiah dari pukulan kuat beruntun beberapa menit lalu

Dua orang siswa berseragam sama dengan korban menyeringai puas dengan maha karya yang telah mereka ciptakan

"Lo Bayu kan..!?" Tanya siswa bertubuh atletis ,sorot matanya tajam menusuk dengan rahang tegas menambah kesan sangar pada wajahnya

Bayu tak menjawab ,kepalanya menunduk setengah sadar, setelah menerima pukulan bertubi-tubi tanpa ampun kenapa orang itu masih saja bertanya? apalagi yang dia harapkan untuk sekedar meraup udara pun susah, apalagi mengeluarkan suara

"JAWAB..." gertak siswa bertubuh lebih pendek tak kalah garang seolah wajahnya dapat menakuti lawannya

Bayu mengangkat kepalanya, setelah kesadarannya kembali terkumpul dan mental nya ikut terkumpul dia mulai memberanikan diri menatap mata lawannya ,walaupun dengan tatapan lemah namun itu cukup membuat kedua pengecut itu sedikit terkesan dengan keberanian nya

Siswa bertubuh atletis berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Bayu yang duduk terikat pada kursi kayu, tangannya terulur mengusap darah yang mengotori baju siswa di hadapannya , setelah itu dia menatap tajam mata lemah nya sangat tajam ,rahang nya mengeras
"Kenapa gua lakukan ini sama lo?jawabannya hanya ada satu BINTANG " suara dinginnya memecah keheningan dia menepuk pipi Bayu yang basah oleh keringat sebagai tanda peringatan setelah itu dia berdiri lalu tersenyum remeh

"Fid Ayo kita pergi.... jangan lupa lepas dulu ikatannya .... langsung pergi...."

Bayu meluruhkan diri ke lantai setelah ikatan nya terlepas bersamaan dengan kedua siswa yang menurutnya pengecut itu pergi begitu saja
"Zio... Fidi.... Bintang ada masalah apa lo sama mereka!? ...."
Bayu berdiri dengan susah payah tangannya meraba dinding sebagai tumpuan

°°°

"Kak....?" Bintang membuka pintu kamar Pajar yang tak terkunci kepalanya menyembul dari celah daun pintu

"Masuk....." Pajar tengah berbaring di atas tempat tidur sebelah tangannya menutupi sebagian wajahnya

"Lo udah mau tidur? Padahal ini baru jam 09:15" Bintang menghampiri kakaknya lalu dia ikut berbaring disampingnya

".... ada apa?" Tanyanya tak merubah posisinya

"Mmm ..... ini " Bintang menelan salivanya dengan susah "besok sekolah mau ngadain perkemahan"

"Terus...?"

"Ya.... Gua bener-bener mau ikut,lo gak akan larang gua kan?"

Pajar bangun dari tidurannya duduk diatas tempat tidur

"Tadi pagi gua ketemu sama dokter farhan...." bukannya menjawab pertanyaan adiknya, dia malah mengambil topik pembicaraan yang menurutnya lebih penting, Bintang memilih menutup mulut membiarkan kakaknya melanjutkan kalimatnya

"Secepatnya kita harus lakukan kemoterapi "

"Bukan kita tapi hanya gua" ujar Bintang

Pajar menghela nafas berat "kita lakukan ini bersama gua akan selalu ada di belakang lo kalau lo butuh sandaran"

Bintang tersenyum manis "gua tahu, lo tenang aja gua pasti mau lakukan pengobatan apapun itu, gua belum mau mati, kapan? "

"Secepatnya"

"Tapi besok.....gua sangat ingin ikut perkemahan itu, tapi kalau lo gak ngijinin.... Gua gak berangkat"

"Gak.... Gua gak akan pernah membatasi apapun itu yang membuat lo merasa bebas"

"Jadi lo ngijinin gua....?" Bintang Bangun dari tidurannya menghadap kakaknya matanya berbinar tak percaya ,Pajar mengangguk mengiyakan

"Beneran....? Kyaaaaaa...." Bintang memeluk kakaknya dengan semangat sampai Pajar terguling kebelakang dengan Bintang masih memeluknya

Pajar tersenyum "tuhan tolong jaga adikku .... tuhan tolong buat dia selalu tersenyum ...." Batinnya





































Thanks Brother✔ (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang