4. Yumna dimarahi.

1.2K 108 2
                                    

"Anda sampai dengan selamat" ucap Abizard, lelaki aneh yang menjadi tukang ojek online. Tadi, ia sempat memperkenalkan diri, dan Yumna masa bodo dengan itu karna ia yakin tidak akan bertemu lagi dengan cowok aneh itu.

"Ya, gue tau! Ni bayarnya" Yumna memberikan uang dua puluh ribu kepada Abizard.

"Terimakasih. Jangan lupa untuk memberikan bintang" ucap Abizard.

"Kalau ingat" gumam Yumna sambil meninggalkan Abizard.

Yumna membuka pintu rumahnya pelan-pelan. Yumna masuk tanpa suara, matanya melirik kanan, kiri, atas, bawah untuk memperhatikan keadaan sekitar.

Azmi keluar dari kamarnya yang terletak disamping kamar Yumna. Matanya melotot saat melihat Yumna.

"Dari mana aja? Fika udah pulang dari tadi, kamu kemana?" Tanya Azmi.

Yumna menunduk sambil memainkan jari tangannya. Yumna pikir Azmi sedang bekerja, ternyata sedang di rumah. Benar-benar hari yang buruk.

"Yumna, abang tanya sekali lagi. Kamu dari mana aja?" Tanya Azmi lagi.

"Yumna pulang duluan" jawab Yumna.

"Abang udah tau itu dari Fika, tapi kenapa kamu pulang duluan?" Tanya Azmi lagi.

Yumna merutuki Fika yang sering sekali laporan kepada Azmi. Sebenarnya mereka itu pacaran atau apa? Setiap menit selalu laporan. Azmi dan Fika memang berpacaran, sudah hampir lima bulan, dan Yumna setuju-setuju saja awalnya, karna Yumna pikirin Azmi akan luluh dengan Fika. Tapi nyatanya malah Fika yang luluh pada Azmi.

"Yumna bosan, nang. Dari pada Yumna nunggu bel, lebih baik Yumna pulang duluan" jawab Yumna.

"Oke! Kalau kamu bosan dan pulang duluan. Tapi, kenapa kamu baru sampai rumah jam segini? Seharusnya kan udah dari dua jam yang lalu. Kamu mampir kemana dulu tadi?" Tanya Azmi.

Yumna menutup mulutnya rapat-rapat. Azmi tidak boleh tahu jika dirinya baru saja terlibat tawuran, bisa bahaya jika Azmi tahu. Yang ada Yumna puasa tiga hari.

"Tunggu!" Azmi berjalan mendekat kearah Yumna. Yumna yang merasa terintimidasi mencoba mundur teratur. Azmi mengangkat paksa wajah Yumna, setelahnya Mata Azmi melotot kaget. "Siapa yang mukul kamu?!!!" Tanya Azmi emosi.

Yumna menggeleng panik. "Bukan siapa-siapa, Yumna gak sengaja nabrak patung aja tadi" jawab Yumna.

"Mana ada nabrak patung jadi biru bulat gini" ucap Azmi tak percaya.

"Eh? Anu.. itu loh.." mata Yumna melirik kanan kiri untuk mencari alasan yang tepat. "Ah! Patung nya buat pose nonjok gitu bang, jadi Yumna gak liat jalan akhirnya nabrak patung itu deh" jawab Yumna.

"Bawa abang ke patung itu sekarang" ucap Azmi. Sebenarnya, Azmi tidak percaya jika Yumna menabrak patung, lagi pula mana ada patung yang membuat gesture meninju dikota ini, oleh sebab itu Azmi menyuruh Yumna mengajaknya kesana.

Wajah Yumna pucat. Ia menunduk dan menghembuskan nafas berkali-kali. "Tadi Yumna ikut Tawuran" jujur Yumna.

"APA??!!! TAWURAN?!" Kaget Azmi.

"A-abang jangan marah dulu. Yumna, gak sengaja ikut tawurannya. Jadi Yumna tuh jalan-jalan, terus ngeliat anak SMA lagi tawuran, ya Yumna ikutan aja. Awalnya cuma mau mukul beberapa orang tapi keterusan dan akhirnya Yumna kena tonjok. Yumna mohon sama abang jangan marah" cerita Yumna sambil memohon kepada Azmi.

"Kamu itu cewek, Yumna! Seharusnya kamu pergi ke Mall bukan malah tawuran" ucap Azmi. "Mulai besok kamu bawa bekal kalau gak mau kelaparan di sekolah" lanjut Azmi.

Yumna menatap Azmi memelas. Ia memeluk kaki Azmi sambil menggeleng. "jangan lakuin itu ke Yumna, bang. Yumna masih mau jajan di kantin!!" Teriak Yumna histeris.

"Gak! Pokoknya keputusan abang udah bulat, kamu gak dapat uang jajan" ucap Azmi.

"Abang!!" Yumna berguling diatas lantai sambil terus merengek, meminta agar uang sakunya dikembalikan.

"Gak! Kamu mau guling-guling di tangga juga abang gak perduli! Kamu udah kelewatan banget!" Ucap Azmi. Tenang saja, rumah mereka cuma satu lantai dan tidak ada tangga di rumah mereka. "Abang harus balik kerja, abang lembur malam ini. Kalau kamu mau makan. Telfon Fika, aja" ucap Azmi.

Yumna yang sekarang tengah duduk dilantai memanyunkan bibirnya. Kenapa harus Fika? Kenapa tidak memberikan sepeser uang untuk Yumna agar bisa membeli makan untuk malam ini? Apa Azmi tau rencana Yumna?

"Kenapa harus lewat, Fika? Abang kan bisa langsung ngasih aku dua puluh ribu untuk beli makan nanti malam" tanya Yumna.

"Yakin uangnya kamu pake untuk beli makan, malam ini? Atau kamu mau simpan untuk besok biar kamu bisa makan?" Azmi balik bertanya, kali ini dengan nada santai yang meremehkan.

Yumna menunduk, Azmi benar-benar tau rencananya. Yumna menekuk wajahnya, Azmi tidak bisa seperti ini kepada Yumna. Yumna masih punya hak untuk mendapatkan uang jajan walaupun ikut tawuran.

"Hueeeeee!!! Abang tega sama Yumna! Abang gak sayang lagi sama Yumna! Abang jahat! Abang jahat!" Teriak Yumna histeris.

Tidak ada cara lain selain merengek, karena Yumna yakin jika Azmi tidak akan tega melihat adik semata wayangnya ini merengek.

"Abang emang jahat! Tapi abang gak pernah gak sayang kamu! Abang selalu sayang kamu! Dan hukuman ini bentuk sayang abang ke kamu. Udah cukup muka kamu di pukul orang! Bahkan abang aja gak pernah mukulin kamu, Yumna! Coba kamu pikir gimana perasaan abang!" Balas Azmi.

Yumna menatap Azmi dengan mata berkaca-kaca, Yumna hanya bercanda saat mengatakan jika Azmi tidak menyayanginya lagi. Itu hanya cara agar Azmi tidak menyita uang belanjanya.

"Yumna, tau. Maafin, Yumna" Yumna menangis histeris.

Azmi menghembuskan nafas lelah. Yumna selalu menangis saat ia berbuat salah. Apa lagi salah kepada Azmi, dan Azmi tidak akan tega melihat wajah sembab adik tercintanya.

"Jangan nangis, Abang mau lanjut kerja. Kalau kamu nangis terus, abang gak akan bisa kerja dan abang gak bisa dapat duit untuk uang belanja kamu" ancam Azmi. Sebenarnya ini ancaman untuk anak berusia 5 tahun kebawah, tapi nyatanya ini masih berlaku jika diterapkan kepada Yumna. Begitu pula sebaliknya, hanya Azmi yang dapat mengancam Yumna seperti itu. Atau mungkin ada yang lain?

Tangis Yumna terhenti, ia mengangguk lalu menghapus air matanya. Yumna tidak boleh menangis agar Azmi dapat pergi bekerja dengan tenang dan tidak memikirkan Yumna.

"Kali ini, Yumna janji bakal beli makanan untuk makan malam. Yumna udah terlalu sering ngerepotin Fika. Yumna, kasihan sama Fika, Yumna, mohon abang" Yumna memohon.

Azmi menghembuskan nafas lelah, memohon, merengek, dan bersikap manja adalah kelemahan Azmi, tapi hanya kepada dua cewek. Pertama Yumna dan yang kedua Fika pacarnya.

"Fine, abang kasih kamu uang untuk beli makan malam. Tapi ingat! Uang ini beneran untuk beli makanan" ucap Azmi.

Yumna mengangguk semangat dengan wajah berbinar, walaupun mukanya lebam dan sembab tapi dimata Azmi, Yumna sangat imut jika sudah seperti ini.

Azmi sudah tidak tahan, ia mencubit gemas pipi Yumna. "Imut banget sih" gumam Azmi.

Yumna hanya tersenyum, padahal pipinya terasa sakit. Azmi mengecup dahi Yumna lalu memberikan uang dua puluh ribu satu lembar, Azmi pun pamit untuk pergi bekerja lagi.

Tbc.

Aku rasa, dicerita aku yang ini lebih banyak deskripsi dari pada dialog. Padahal, pada dasarnya aku gak suka deskripsi yang panjang, tapi akhirnya aku malah buat yang banyak deskripsi. (Hela nafas lelah) kayaknya aku butuh DIA deh untuk menetralkan hati 😁

My Formal Man.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang