18. Yumna suka anak-anak.

829 95 3
                                    

Yumna sedang bersantai didepan televisi, ditangannya ada sebuah toples berwarna biru yang berisi makanan ringan.

Terlihat Azmi yang baru saja keluar dari kamarnya. Baju koko, dan sarung sudah terpasang di badannya, tak lupa peci hitam kebanggaannya sedari SMA yabg masih saja muat di kepala.

"Dek" panggil Azmi sambil membetulkan letak jam yang ia kenakan.

"Apa?" Tanya Yumna yang masih fokus menatap televisi.

"Ikut, Abang, mau?" Tanya Azmi.

Yumna menoleh, dahinya berkerut. "Abang mau kemana? Tumben banget pake baju koko, lebaran masih lama, Bang" tanya Yumna.

Azmi berdecak, ia menghampiri Yumna lalu menjitak pelan kepala Yumna. "Abang mau ke masjid, ada kajian" jawab Azmi. "Ayo ikut" ajak Azmi.

"Gak ah, Yumna dirumah aja" tolak Yumna.

Dengan kesal, Azmi menarik pipi Yumna. "Ayo! Pokoknya harus ikut!" Paksa Azmi.

"Aw! Yumna, mau dirumah aja!" Teriak Yumna.

Azmi semakin menarik pipi Yumna. Tapi setelahnya, ia tersadar, jika ada cara yang lebih ampuh dari pada cara ini. Azmi melepas cubitannya lalu tersenyum lembut.

"Disana, banyak anak kecil loh, Na" ucap Azmi.

Yumna menoleh dengan wajah kesal. "Bohong! Yumna, gak percaya" ucap Yumna.

Azmi memasang wajah seserius mungkin. "Abang, gak bohong! Sumpah, deh. Disana tuh banyak anak kecil tau, dari yang masih kecil banget sampe yang udah SD kelas tiga" ucap Azmi meyakinkan.

Yumna mulai goyah. Ia pun mulai menimang-nimang, apakah harus ikut atau tidak? "Oke! Yumna, ikut!" Ucap Yumna semangat.

"Ya udah, ganti baju sana. Pake gamis yang Abang beliin" suruh Azmi.

Yumna mengangguk lalu berlari ke kamarnya, menanggalkan setoples makanan ringan kesukaannya.

Azmi menghela nafas sabar. Ia merapikan toples itu, lalu mematikan televisi yang sedang menayangkan sinetron.

"Gimana otaknya gak gesrek, asupannya gini semua" gumam Azmi prihatin.

Beberapa menit setelahnya Yumna keluar dengan gamis ping soft dan jilbab syar'i berwarna abu-abu. Yumna terlihat lebih anggun dengan busana muslim itu.

Azmi tersenyum, tidak salah ia membeli baju itu untuk Yumna. Karena terlihat pas sekali.

"Nah! Gini kan bagus, Dek. Kamu pake jilbab aja, gimana?" Usul Azmi.

Yumna menggeleng. "Ntar aja, Yumna masih jelek sifatnya, takut malu sama hijab" tolak Yumna.

Azmi menganggukkan kepalanya mengerti. "Ya udah, berangkat, yok. Udah jam segini juga" ucap Azmi sambil melirik jam tangannya.

Yumna mengangguk. Mereka berdua berangkat dengan mobil Azmi. Diperjalanan, Yumna melihat toko aksesoris yang bernuansa ping.

"Bang! Berhenti, Yumna mau mampir disitu dulu" ucap Yumna.

Azmi mengernyit, tapi tetap menepikan mobilnya didepan toko aksesoris itu. Ia berpesan kepada Yumna untuk tidak lama-lama dan di 'iya' kan oleh Yumna.

Azmi membuka ponselnya sembari menunggu Yumna. Setelah putus dengan Fika, hp Azmi jadi sepi. Tidak ada chat atau telfon masuk dari Fika yang selalu membuat Azmi tersenyum. Ah! Rasanya Azmi ingin memutar waktu saja.

Pintu mobil terbuka, Yumna masuk dengan senyum konyol. Tidak ada barang apapun yang ia bawa, ia kembali dengan bentuk yang sama.

"Beli apa?" Tanya Azmi.

My Formal Man.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang