8. Yumna disalah pahami.

947 102 5
                                    

"Gue gak nyangka kalau lo itu anaknya Bu Mira" ucap Yumna sambil melirik Abizard.

"Ma-maafkan saya" gumam Abizard pelan.

Yumna menghela nafas pelan. "Itu udah lewat, gak usah dibahas lagi. Lebih baik lo antar pesanan pelanggan lo. Ntar gak dapat bintang lima loh!" Ucap Yumna.

Abizard mengangguk. Ia pun menyalakan motor dan memberikan satu helm nya kepada Yumna. Yumna menerima dengan senang hati dan mereka pun pergi mengantar pesanan pelanggan.

Diperjalanan Yumna teringat saat ia diobati oleh Bu Mira. Abizard yang berdiri dihadapannya terlihat tidak tenang dan wajahnya berubah pucat. Yumna berpikir jika Abizard hanya terkejut karena baru pertama kali melihat pertengkaran. Tapi Bu Mira menjelaskan jika Abizard memiliki gejala panik yang sering terjadi saat Abizard melihat orang terdekat nya terluka.

Yumna bingung, mereka tidak dekat. Tapi mengapa Abizard menunjukkan gejala paniknya? Pikiran-pikiran aneh mulai keluar masuk dari otak Yumna. Ntah pikiran apakah Abizard merasa bersalah, apakah Abizard hanya takut, atau yang parahnya Abizard menyukai Yumna. Tapi yang terakhir itu Yumna tidak setuju, lagi pula Abizard bukan tipe Yumna.

"Yumna kita telah sampai" ucap Abizard.

Yumna sedikit tersentak. Ia mengangguk, lalu turun dari motor Abizard. Tunggu! Yumna merasa tidak asing dengan kompleks perumahan ini.

"Bukannya ini kompleks perumahan, Fika, ya?" Gumam Yumna.

Yumna menatap rumah yang ada didepannya, matanya seketika melotot lebar. Rumah Fika! Ini benar-benar rumah Fika.

Yumna menyusul Abizard yang sedang berbicara dengan wanita, yang tak lain adalah Fika. Yumna menatap tajam Fika yang terlihat kesal karena paketnya terlalu lama diantar, bahkan adzan magrib telah usai.

"Maaf. Tadi ada insiden buruk saat diperjalanan. Tapi saya berani menjamin jika barang pesanan pacar anda tidak ada yang kurang dan lecet" ucap Abizard.

"Lain kali tuh yang cekatan, mas. Masa beli gini doang sampe tiga jam lebih" protes Fika.

"Kenapa lo ada dirumah? Katanya mau les lukis? Bukannya lo les didekat toko 'kue Ruvet' itu kan? Kenapa jam segini udah dirumah? Les lo baru pulang jam sembilan malam, gue hafal!" pertanyaan itu mendahului permohonan maaf Abizard.

Yumna memasang wajah datar tiada tara, Fika yang melihatnya pun menjadi takut. Sebenarnya Fika tidak ada les hari ini, hanya saja Azmi mengajak Fika untuk jalan-jalan dan Fika tahu jika Yumna akan mengganggunya disore hari.

"Kok lo bisa disini, Na?" Tanya Fika berbasa-basi.

"Bisalah" jawab Yumna.

"Fika! Kok lama?" Dari dalam rumah Fika, muncullah Azmi yang masih menggunakan baju kantor yang terlihat sudah kusut.

"Abang juga disini?" Tanya Yumna.

Azmi terkejut melihat Yumna. Tapi yang lebih mengejutkannya lagi, lebam di pipi Yumna bertambah. Azmi menarik tangan Yumna agar lebih dekat, tapi Abizard lebih dulu menahannya.

Azmi menatap bingung Abizard. Ia tidak mengenal lelaki ini, lalu siapa dia? "Kamu siapa?" Tanya Azmi.

"Ojek online" jawab Abizard.

"Bi, udah selesai belum? Lo masih harus antar gue nih!" Ucap Yumna.

"Baiklah" Abizard mengangguk. "Maafkan saya atas keterlambatan pengiriman barang ini, saya tidak akan mengulangi lagi. Sekali lagi saya minta maaf" ucap Abizard.

"Nanti Yumna jelasin dirumah, sekarang Yumna mau pulang dulu. Dadah!!"

Yumna menarik cepat pergelangan tangan Abizard. Ia harus cepat-cepat pulang dan bersembunyi dikamar. Azmi melihat lebam di wajahnya, ini adalah malapetaka untuk Yumna. Bisa-bisa Azmi tidak memberikan uang saku selama seminggu. Yumna tidak mau itu.

"Anda mengenal wanita tadi?" Tanya Abizard.

"Sahabat sekaligus pacar abang gue" jawab Yumna.

"Lalu? Apakah lelaki tadi abang anda?" Tanya Abizard lagi.

"Iya, abang gue. Udah ya gak usah nanya lagi, gue pusing sumpah dah" jawab Yumna.

Seketika motor itu langsung berhenti. Yumna yang tidak siap dengan itu refleks memeluk pinggang Abizard erat. Abizard menegang ditempatnya, rasanya lebih hangat dari pelukan yang diberikan oleh neneknya.

"Lo bisa bawa motor, gak sih?" Kesal Yumna.

Abizard melepas tangan Yumna yang berada di pinggang dengan lembut. Ia membalik kepalanya dan menatap Yumna khawatir. Sebenarnya Abizard hanya terkejut karena Yumna mengatakan kapala nya pusing, Abizard takut Yumna kenapa-napa.

"Apakah anda masih merasa pusing? Apa perlu kita ke rumah sakit?" Tanya Abizard.

Yumna menatap Abizard bingung. "kenapa harus kerumah sakit? Gue udah baik-baik aja kok. Gue cuma butuh tidur" jawab Yumna.

Abizard mengangguk mengerti. Ia menjalankan motornya dengan kecepatan 20 km/jam. Abizard akan memastikan agar Yumna tidak pusing kembali.

"Btw, kita kapan sampainya kalau lo bawa motor lambat kayak keong?" Tanya Yumna lelah.

"Saya takut, anda akan kembali pusing jika saya menjalankan motor lebih cepat" ucap Abizard.

"Gak akan, lagian gue mau buru-buru pulang. Gue mau tidur" ucap Yumna.

Abizard hanya menambah kecepatannya 10 km/jam. Yumna semakin lelah dengan tingkah aneh Abizard.

Beberapa menit kemudian, motor Abizard berhenti di depan rumah Yumna. Yumna cepat-cepat membuka helm dan memberikan uang bayaran kepada Abizard.

"Lo hati-hati, udah malam" ucap Yumna sebelum meninggalkan Abizard.

Abizard tersenyum, lalu mengangguk. Ia menjalankan motornya untuk kembali ke Cafe. Abizard harus membantu ibunya di Cafe.

Tak lama setelah motor Abizard berlalu, mobil Azmi datang dengan lampu yang menyorot terang. Azmi mengunci mobilnya, tergesa-gesa. Ia harus mengajak Yumna berbicara saat ini.

"Yumna? Adek?" Panggil Azmi.

"Yumna udah bobo!" Yumna menyahuti dari dalam kamarnya.

Azmi menggeram gemas. Adiknya benar-benar kekanakan, bagaimana bisa orang tidur menjawab panggilan?

Dengan langkah cepat, Azmi menuju kamar Yumna. Pintu kamar tidak terkunci karena Azmi sengaja menyimpan kunci kamar Yumna, agar Yumna tidak melakukan hal-hal aneh di kamarnya.

"Dek! Bangun! Kamu jangan pura-pura tidur! Abang mau tanya kenapa ada lebam lagi dimuka kamu?" Tanya Azmi cepat.

"Mohon maaf, nomor yang anda tuju sedang sibuk, silahkan coba besok pagi" sahut Yumna asal.

"Yumna! Lebih baik kamu bangun, sebelum abang gak kasih kamu makan dan uang jajan" ancam Azmi.

Yumna melompat dari atas kasurnya dan memeluk Azmi erat. "jangan gitu ke Yumna, bang. Yumna ini masih adiknya, abang" rengek Yumna.

"Kalau kamu masih anggap Abang ini kakak kamu. Sekarang cerita yang sebenarnya" ucap Azmi.

Yumna merengut pelan. "tadi ada yang mancing keributan, dia tiba-tiba nonjok, Yumna. Padahal, Yumna gak ngapa-ngapain" cerita Yumna.

"Kamu gak bohong?" Tanya Azmi curiga.

"Gak Bang Yumna jujur kok!" Jawab Yumna yakin.

Azmi mengangguk lalu menurunkan Yumna dari gendongannya. "Besok uang jajan masih dipotong. Kali ini diperpanjang sampai minggu depan, bekal untuk sekolah kamu buat sendiri. Itu hukumannya" ucap Azmi.

Yumna menatap Azmi dengan wajah nelangsa. Ia memaksa agar air matanya keluar, tapi sayangnya tidak bisa. Lagi-lagi Yumna disalah pahami, padahal jelas-jelas Yumna tidak salah disini. Yumna lelah.

Tbc.

Aku juga lelah, apa lagi sama orang yang suka menuduh. Ngatain aku centil karena status tentang cinta, emang apa salahnya sih? Toh aku juga nyontek di novel 😒 tuduh aja terus sampai mulut nya berbusa 💩

My Formal Man.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang