29. Yumna dan pacar pertama.

862 86 3
                                    

Yumna menutup mata pelan. Menarik nafas dalam, lalu dihembuskan dengan perlahan pula. Yumna rasa, ini adalah saat sisi melankolis nya keluar. Yumna ingin menangis tanpa sebab, dan juga ingin marah.

"Bunda" panggil Sallen.

"Kenapa sayang?" Tanya Yumna.

"Diluar, ada temannya Bunda" jawab Sallen.

Yumna menyeret kakinya keluar. Tidak lupa menggunakan jilbab yang sedari tadi ia genggam. Ntah, tersambar petir atau tersambar halilintar. Yumna mulai memakai jilbab, jika menerima tamu, ataupun keluar dari pintu rumah, anggap saja hidayah.

Yumna menatap aneh Abizard. "Ngapain?" Tanya Yumna.

"Ah!" Abizard yang tadinya menunduk dibuat terkejut dengan pertanyaan Yumna yang tiba-tiba.

"Ngapain, sih?" Tanya Yumna lagi.

"Saya, ada yang ingin saya sampaikan" jawab Abizard gugup.

Yumna duduk dihadapan Abizard, bersama Sallen yang sudah duduk lebih dulu.

"Saya buat minum?" Tawar Yumna.

Yumna terlihat bodoh dengan wajah polosnya. Apa harus ditawari lebih dulu? Bukannya pemilik rumah sudah seharusnya memberikan minum kepada tamu?

Abizard menggeleng. "Saya ada bawa air" jawab Abizard.

Yumna mengangguk mengerti. Ia menatap Abizard serius, tapi Abizard malah menatap kearah lain. Benar-benar terlihat gugup.

"Bunda, Sallen tau bunda orang yang gak tau malu. Tapi kenapa Bunda kayak malu-malu kucing, gitu? Om ini juga, bukannya tadi mau ngomong? Kenapa diam mulu? Sallen jadi bosan, dirumah Daddy dan Mommy gak pernah ajak Sallen ngobrol banyak. Apa disini, juga?" Tanya Sallen.

Abizard menelan ludah gugup. "Ma-maaf" gumamnya. "Yumna, saya terlalu gugup. Maafkan saya" lanjut Abizard.

"Ngomong aja, gak usah gugup segala. Kayak mau ngelamar aja" kesal Yumna.

Abizard mengangkat kepalanya, menatap Yumna dengan wajah melotot dan pipi bersemu merah.

"Sa-saya, ingin mengajak kamu, pacaran" cicit Abizard pelan.

"Ha? Apaan?" Tanya Yumna dengan wajah kaget dan juga bahagia.

Abizard menutup wajahnya karena malu. "Saya tidak bisa mengulang kata-kata tadi. Sa-saya, benar-benar malu"

Yumna terdiam dengan wajah bingungnya. Apa benar, Abizard mengajaknya pacaran?

"Bunda, kenapa gak dijawab? Sallen, yakin, telinga bunda masih baik-baik aja. Om ini juga ngomongnya jelas kok. Cuma agak pelan" ucap Sallen.

Yumna menatap Sallen sebentar. "Sallen, bunda lagi mikir" gumam Yumna.

"Apa yang bunda pikir? Sallen rasa, bunda dan Om ini sudah saling suka. Lalu? Kenapa gak jalanin aja?" Tanya Sallen.

"Ya, Allah. Ini anak ngomongnya nusuk sekali" gumam Yumna pelan.

"Kalau bunda dan om malu, karena ada Sallen. Sallen bisa kok, nunggu didepan tv" tawar Sallen.

"Ya udah, sana. Kamu terlalu jujur untuk ada disini" usir Yumna.

Sallen mengangguk, lalu meninggalkan ruang tamu dan menyisakan dua orang yang sedang dilanda perasaan gugup.

"Kenapa, gue? Kenapa gak, Nessa?" Tanya Yumna datar.

Abizard menatap Yumna cepat. "Apa hubungannya dengan, Nessa? Apa, saya perlu meminta izin darinya untuk menjadi pacar kamu?" Balas Abizard.

My Formal Man.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang