1. Yumna si biang kerok.

4.9K 157 5
                                    

"Yumna!!" Teriak bu Irma dengan suara melar dan menggelar. Melarnya gak jauh beda dari badannya.

Yumna yang tadinya tengah tertidur lelap langsung menegakkan badannya dan berteriak. "Siap, madam!!"

Seketika semua siswa langsung tertawa terbahak-bahak karna kelakuan absurd Yumna.

"Kamu ini, tidak pernah tidak tidur jika sedang belajar, mau jadi apa kamu kalau begini terus?" Omel bu Irma.

"Jadi dulu, waktu masih TK saya pengen jadi dokter. Nah, setelah SD cita-cita saya banyak banget, bu. Kadang jadi guru, polisi, bidan, tentara, pilot, bahkan jadi istri Iqbaal juga pernah ada di daftar cita-cita saya. Tapi, untuk sekarang, cita-cita saya adalah...."

Brak!!
"Saya tidak menyuruh kamu untuk bercerita, ya!" Bentak bu Irma tidak slow. "Keluar dari jam pelajaran saya, sekarang!" Lanjut bu Irma masih dengan nada tidak slow.

"Tadi nanya mau jadi apa, giliran udah di jelasin bilangnya gak nanya. Susah ngomong sama guru kelebihan IQ" oceh Yumna sambil keluar dari kelas.

Yumna jalan di lorong kelas yang sepi, karna memang sekarang masih jam pelajaran. Yumna bosan, tapi tidak tau harus apa, sampai matanya melihat kearah bu Mira yang sedang menanam bunga di pot.

"Bu Miwra" sapa Yumna sambil ikut berjongkok disamping bu Mira.

Bu Mira senyum geli setelah tau siapa yang memanggil namanya dengan begitu alay. Bu Mira ini guru Biologi yang sangat suka berkebun. Segala macam tanaman dia suka, dan itu juga yang menjadi alasan beliau sering datang ke gedung IPS. Karna, banyak bunga tidak terawat di tamannya.

Dulu, Yumna tidak mau terlalu akrab dengan guru, guru lain juga tidak mau akrab dengan Yumna. Tapi berbeda dengan bu Mira yang selalu terlihat bahagia dan ramah di usia tuanya.

Yumna kagum dengan bu Mira. Sosok mulia yang selalu sabar walaupun sering di sumpah serapah oleh siswa badung.

"Kamu nakal lagi, ya?" Tebak bu Mira.

"Ah ibu mah, aku gak nakal kali, Bu Irma aja yang gak tau kalau aku belajar sampe malam dan buat aku ngantuk dikelas" alasan Yumna. Lagi pula, mana pernah Yumna sudi menyentuh buku jika tidak dipaksa dan di omel.

"Kamu ini ada-ada saja. Kalau dikelas ya belajar toh, masa bobo" ucap bu Mira.

Yumna cemberut. "Bu Irma itu, gak asik. Kerjanya ngomel mulu, salah dikit ngomel, salah sedang ngomel, salah banyak murkaaa!!!" Adu Yumna dengan lebay. "lagian, gak takut apa dosanya nambah" lanjutnya pelan.

"Kamu ini loh, gak boleh gitu. Bu Irma, ngomel juga biar kalian gak malas-malasan belajarnya. Kalau kalian gak mau di omel juga lebih baik nurut apa yang di suruh" ucap Bu Mira.

"Bu Irma mah banyak mau. Bulan lalu aja nyuruh buat naskah drama, eh malah ngomel-ngomel yang gak aku ngerti" Yumna terus ngadu ke Bu Mira yang baik hati.

Bu Mira tertawa. Bulan lalu memang banyak guru yang bergosip tentang anak IPS 2 yang asal-asalan dalam membuat naskah drama, dan tanpa perlu disensor lagi, nama Yumna sudah tersebar luas sebagai pelaku dari murid yang tidak pandai membuat naskah.

Sebenarnya Yumna bukannya tidak pandai, dia hanya tidak menggunakan EYD dan tanda baca yang asal-asalan. Lagi pula, menurut Yumna ceritanya itu bagus kok, kalau terlalu banyak menggunakan kosa kata baku, yang ada pembaca bosan dan akhirnya Yumna membuat naskah dengan bahasanya sendiri yang begitu acak-acakan.

"Semua guru tau naskah kamu Yumna," bu Mira terkikik geli.

Yumna cemberut. "Dan ibu juga ngetawain saya. Apa segitu gak bagusnya cerita saya, Bu?" Tanya Yumna lesu.

Bu Mira langsung menormalkan wajahnya. Berdeham sebentar untuk menetralkan suara. "Bukan begitu, naskah kamu bagus, alurnya juga bagus, cuma penggunaan kata yang kamu pilih itu salah. Coba kamu nulis pake tulisan baku, pasti cerita kamu tambah bagus" kritik bu Mira.

Yumna menghembuskan nafas pelan. "Yaudahlah, lagian aku gak tertarik juga sama dunia tulis menulis yang kaku itu" ucap Yumna.

Bu Mira geleng-geleng maklum. Yumna ini anak yang pandai, dia memiliki kemampuan photograf yang mana sekali lihat langsung masuk kedalam otak. Tapi Yumna tidak suka jika otaknya sudah full dengan banyak kata-kata atau foto.

Yumna lebih suka mengisi kepalanya dengan majalah bobo atau komik Doraemon. Mereka semua lebih menarik dari pada tulisan baku yang membuat mata perih. (r: buku pelajaran)

"Aku mau jalan-jalan dulu deh, Bu. Disini bosan ah, Ibu terlalu bahagia sama tanaman itu daripada sama aku. Aku duluan ya, Bu" pamit Yumna secara gamblang.

Selain malas dan tidak suka tulisan baku, Yumna juga sangat gamblang dalam menyampaikan hal. Yumna tidak segan-segan mengatakan tidak jika dia tidak suka, oleh sebab itu tidak banyak siswi yang mau berteman dengannya, berbeda dengan siswa yang sangat ingin berteman dengan Yumna, karna sifatnya yang asik dan tidak neko seperti cewek jaman sekarang.

"Yumnaa!!! Berani-beraninya lo ngerusak gambaran indah gue!!" Teriak cewek yang bajunya penuh dengan cat air, bahkan ada juga di bagian wajah.

Yumna dan bu Mira refleksi menoleh dan mendapat Fika sahabat Yumna yang sedang menatapnya garang.

"Waduh. Bu, kayaknya saya beneran harus pergi deh. Dadah, ibu" Yumna berlari cepat meninggalkan bu Mira.

"Yumna!!!! Jangan lari lo bangsat!!!" Fika sahabat Yumna langsung saja mengejar Yumna yang sudah lari lebih dulu.

"Gue gak sengaja ngerobek gambar lo, Fik. Lagian itu cuma gambar aneh yang gak mirip sama sekali sama idola lo!" Ucap Yumna sambil terus berlari.

"Bangsat! Itu belum jadi! Tangan lo tuh emang gak bisa diam banget ya!" Umpat Fika.

"Maaf, Fik. Sumpah dah gue gak sengaja" ucap Yumna.

Fika terus mengejar Yumna, tapi sayangnya Yumna itu dulu atlet lari walaupun gadungan. Karna dia cuma menang lomba lari di tujuh belas Agustusan, tapi lumayanlah larinya, dapat membaut si pengejar jadi seperti sakaratul maut.

Bel istirahat berbunyi. Secara bersamaan beberapa orang keluar dari kelasnya dan berlari cepat kearah kantin. Yuman masih terus berlari sedangkan Fika masih mengejar tapi dengan tenaga yang sudah tidak sebesar tadi.

"Yumna!!"

"Aaaakh!!"

"Yumna bego!!"

"Sial! Baju gue!"

Pekikan heboh dan umpatan itu berasal dari beberapa siswa dan siswi yang di tabrak oleh Yumna, bahkan ada yang ditarik bajunya sampai robek.

"Woy ilah, anjir! Yumna!!!" Teriak Gilang saat Yumna menarik rambutnya.

"Maaf Lang, tapi Fika ngejar gue" ucap Yumna sambil ngos-ngosan.

Gilang noleh kebelakang. "Mana ada Fika! Lo nya aja yang gak punya kerjaan sampe harus lari-larian di lorong yang rame, mana pakek narik rambut gue segala lagi" ucap Gilang.

"Eh? Sumpah dah, Lang, tadi gue di kejar Fika" ucap Yumna.

"Gak usah alasan lo! Emang yah, ni bocah! Biang kerok banget. Ayo! Gue harus lapor lo ke guru BP!"

Dan pada akhirnya, di jam istirahat pertama Yumna harus duduk diruang BP sambil menulis permohonan maaf sebanyak-banyaknya. Benar-benar hukuman yang mengesankan.

Tbc.

Selamat datang di cerita baru aku 💕 yeey~ 🤭 semoga suka dan semoga ide aku gak buntu ya teman-teman 😘

My Formal Man.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang