Story 14

661 73 14
                                    

Author POV

Motor Sport melaju dengan kecepatan tinggi, yang ada di pikiran si pengendara hanyalah bagaimana bisa cepat sampai di tujuan. Ya hanya satu yang ada di pikiran Kim Dahyun, ia harus segera sampai di tempat yang dituju.

Dahyun dengan lihai menyalip kendaraan yang ada di depan nya, tanpa perasaan takut akan kecelakaan yang bisa saja menimpa diri nya.

"Aku akan segera datang Nayeon" batin Dahyun.

Dahyun menambah laju kecepatan motor nya, hati nya begitu resah akan keselamatan orang tercinta nya.

.

.

.

.

Seorang gadis mengerjapkan mata nya, perlahan-lahan ia membuka mata nya. Di lihat sekeliling nya, tempat yang begitu asing bagi nya.

"Dimana aku?" batin gadis itu.

Kepala nya begitu pusing, tubuh juga terasa lemas.

Ketika ia hendak memijat pelipis nya, ia baru sadar kalau tangan nya terikat tali tambang.

Gadis itu menunduk, di lihat nya kaki yang juga terikat kencang. Mulut nya juga dibungkam dengan solasi hitam.

Gadis itu mencoba mengingat-ingat apa yang sebelumnya terjadi pada dirinya.

Flashback on

Mobil berhenti di sebuah gedung tua yang terlihat tak berpenghuni. Seorang gadis berada di dalam mobil warna hitam bersama bos nya.

"Apa benar klien ingin bertemu dengan anda disini?" tanya gadis itu sopan pada atasan nya.

"Ne, ayo kita keluar" jawab bos gadis itu.

Ketika gadis itu keluar dari mobil, tiba-tiba saja ada yang menyekap mulut nya dari belakang dengan sebuah kain.

Seketika gadis itu merasakan pandangan nya kabur, berkunang-kunang. Setelah itu pandangan nya menjadi gelap, ia tak sadarkan diri.

Flashback off

"Kau sudah bangun rupanya, Nayeon" ucap seorang lelaki menghampiri gadis yang terikat di sebuah kursi.

Gadis malang yang terikat itu menoleh, betapa terkejut nya gadis itu kala melihat lelaki yang menghampiri nya itu, "Wakil presdir Yoo?" batin gadis itu.

"Kau terkejut?" ucap lelaki yang bernama Jeongyeon itu.

Jeongyeon berjalan menghampiri Nayeon, "Ah ne kau pasti tak menduga nya kalau aku sengaja membawa mu ke sini untuk menyandera mu, benarkan?".

Jeongyeon berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Nayeon yang duduk di kursi.

"Kau ingin tau alasan nya kenapa aku menyandera mu?" gumam Jeongyeon, sedangkan Nayeon menatap tajam Jeongyeon.

"Aku ingin menjadikan mu umpan untuk memancing Dahyun agar ia datang kesini, setelah itu aku akan menghabisi nyawa nya" Nayeon membulatkan matanya kaget atas ucapan Jeongyeon tersebut.

"Aku sangat membenci Dahyun, karena dia dengan berani merebut sesuatu yang ku inginkan dari dulu" ucap Jeongyeon lagi.

Jeongyeon melihat jam tangan nya, "28 menit sudah berlalu, ku rasa Dahyun tidak akan datang untuk menolong mu".

Jeongyeon mengambil pisau lipat yang ada di saku nya, "Nyawa mu akan segera berakhir" Jeongyeon mendekatkan pisau yang digenggam nya ke leher Nayeon.

Nayeon membelalakkan mata nya, nafasnya tercekat, ia sangat ketakutan.

"Tenanglah...pisau ini hanya menggores leher mu, hanya akan sakit sebentar saja, lalu kau tak akan merasakan apa-apa lagi" Jeongyeon lebih mendekatkan pisau itu pada leher Nayeon, bersiap untuk melancarkan aksi nya.

Best Friend(Love)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang