Bimbim dan Maul yang mendapat panggilan dari Geril segera mendatangi cafe langganan mereka. Sebagai sahabat, mereka mengerti jika Geril sedang ditimpa sebuah masalah.
"Kenapa lagi lo, bro?" tanya Maul mendaratkan dirinya di sofa empuk, berhadapan dengan Geril yang tengah merangkul dua perempuan sekaligus.
"Biasa," jawab Geril seadanya.
"Hai syantiq," sapa Bimbim kepada perempuan setengah mabuk di rengkuhan Geril, walaupun tetap tak ada jawaban sepatah pun.
"Ul, pindah meja kuy!" ajak Bimbim.
Mata sipit Maul berbinar, "Kuy. Kita gombalin cewek-cewek seksi mantap nih!"
Mereka beranjak meninggalkan Geril yang sudah dalam keadaan setengah sadar.
"Hey cewek! Godain aku dong!" seru Bimbim genit kepada seorang perempuan yang terduduk sendirian.
"Kenalin, nama eykeu Fifi."
Bimbim dan Maul bergidik ngeri mendengar suara lembut perempuan berambut merah dengan nama Fifi itu.
"Eh Fifi, kamu itu gak sopan banget sih!" Bimbim memulai pembicaraan.
"Loh kok gitu? Emangnya eykeu gak sopan apanya?" tanya Fifi bingung.
"Iya, soalnya kamu udah keluar masuk ke hatiku."
Maul yang mendengar gombalan Bimbim tertawa keras, "Kayak leho gitu ya, Bim?"
Fifi mengernyitkan keningnya, "Apanya yang leho?"
"Iya, kamu kayak leho," jawab Maul menahan kekehannya.
Fifi tersenyum lebar, "Oh iya, eykeu emang semelehoy."
Maul tak kuasa menahan tawanya. Hingga Bimbim dan Fifi yang tidak mengerti pun ikut tertawa. Sudah sekuat tenaga Maul menghentikan tawanya. Sekarang, giliran dirinyalah yang menggombali perempuan seksi berambut merah itu.
"Fifi kamu tau gak, kenapa aku kalau beli KFC nasi sama ayamnya suka di pisah?" tanya Maul berancang-ancang.
"Tau," jawab Fifi cepat.
Maul menaikan alisnya, "Kenapa coba?"
"Karena di pisahin itu sakit. Mending bersatu aja kayak kita, iyakan?" jelas Fifi dengan percaya diri.
Maul menggeleng, "Bukan!"
"Terus kenapa?" tanya Fifi semakin bingung.
Maul berdeham sejenak, "Karena aku takut kalau nanti nasinya di makan ayam."
Krik.
Kali ini Bimbim yang tertawa keras, "Itu bukan gombalan, bego!"
"Serah gue lah kampret!" Maul menjitak keras kepala Bimbim.
"Dhh, seneng deh eykeu di gombalin sama dua cowok ganteng," ucap Fifi sembari memainkan rambut dengan jemari tangannya.
Karena penasaran, tangan Bimbim terulur menarik rambut merah Fifi dan- AAAAAAA!!! Bimbim dan Maul terkejut atas apa yang baru saja mereka lihat. Ternyata rambut merah milik Fifi hanyalah wig untuk menutupi bahwa dirinya adalah seorang laki-laki. Pantas saja auranya berbeda. Dengan kecepatan penuh, mereka berlari menuju tempat duduk Geril yang masih merangkul kedua perempuan seksi. Nafas mereka tersenggal hingga membuat Geril keherenan, ditambah dengan raut bergidik ngeri yang membuat Geril semakin penasaran.
"Anjirrr amit-amit cewek jadi-jadian bangsat!"
"Iya anjirrr gak mau lagi gue gombalin cewek yang berbatang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik Kehancuran ✓ [SUDAH TERBIT]
Teen FictionWaktu memang mampu memperbaiki kehancuran. Tapi tetap saja, goresan dari kehancuran tersebut akan membekas di setiap ingatan. Hanya dengan sedetik saja, secercah kebahagiaan pun dapat berubah menjadi suatu kehancuran yang melebur bersama kesakitan t...