Prolog

1.2K 69 1
                                    

"Baik, saudara Chanwoo. Anda sudah bebas, saya harap anda tidak kembali lagi ke tempat ini"

"Terimakasih pak", aku bernafas lega. Senang rasanya bisa keluar dari tempat ini, walau hanya 1 bulan aku disini rasanya seperti setahun. Aku rindu orangtua ku, kembaran ku, sahabat ku, semuanya.

"Can I help you, sir?"

Mataku menuju asal suara itu, "Mas Biay?", ucapku bingung. Kenapa ia disini? Ya dia kembaranku. Kami sudah lama terpisah, Ayah kesal karna kami tak pernah akur. Jadi ia mengirim Biay ke Korea, untuk tinggal bersama nenek dan sekolah disana. Aku sebenarnya iri dengannya, aku juga ingin tinggal di Korea. Tapi Ayah tidak mengizinkan ku tinggal disana, karna aku lebih kecil. Aku benci kalimat itu.

"Ngapain lu disini?", tanyaku lagi.

"Jemput pangeran kodok", jawabnya asal. Aku menggerutu mendengarnya, kenapa dia menjemputku dengan pakaian seperti itu? Seolah ia seorang idol yang tak sengaja bertemu fansnya di tempat seperti ini.

"Ayo pulang, mana mobil lo? Lu gk bawa ganti buat gue?"

"Gue bawa motor, nanti mampir mall ajah"

"Asikkkkk, udh lama gk nge-mall", aku langsung berlari menuju motor ninja merahnya yang terparkir didekat pohon besar, aku tidak tau pasti itu pohon apa yang pasti bukan pohon toge.

Biay menyusul ku, kami pun berangkat ke Mall terdekat untuk membeli baju ganti untuk ku. Setelah selesai kami kembali ke rumah, sesampainya dirumah. Aku sedikit ragu untuk turun dari motor. "Ayo turun, udh nyampe", ucap Biay sembari menggoyangkan motornya agar aku turun. Aku mengambil nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Aku turun dari motor dengan ragu, masih teringat jelas dikepala ku. Tangisan Mama yang sangat histeris, wajah marah Ayahku yang tak terbendung lagi. Aku tak pernah melihat Ayah semarah itu padaku.

"Ayo masuk bareng ajah", ucap Biay seakan membaca isi pikiranku.

Dengan hati hati kami membuka pintu rumah yang terbuat dari kayu dan bercat putih. Aku sedikit menahan nafas.

"CHANWOOOOO.....", teriak seorang gadis seumuranku yang langsung menabrakku dan memeluku erat. Aku merasakan basah didadaku, aku yakin gadis itu menangis. Benar, dia sahabatku, sahabat kami. Sahabat ku dan Biay sejak kecil.

"Chanu bego, kenapa gk bilang gue kalo mau pulang? Kan bisa gue jemput", ucapnya masih dalam pelukanku. Gadis manja nan tomboy ini, hanya berlaku sok imut pada kami berdua saja. Tapi dihadapan orang dia akan terlihat sangar.

"Maaf", aku tersenyum tipis dan membalas pelukannya.

"Lisa, udh dong. Tante ajah belom meluk", Mama menarik gadis itu dari pelukanku. Dan bergantian memelukku.

"Kamu sehatkan nak? Mama kangen", ucapnya dalam pelukanku. Lega rasanya melihat Mama tidak marah lagi padaku. Aku merindukan pelukan hangat ini.

"Ayo gantian Ayah yang meluk", Mama langsung melepas pelukannya dan membiarkan Ayah memelukku. "Apa kabar nak? Jangan diulang lagi ya", Ayah selalu sabar menghadapi ku. Meski sudah banyak hal kurang ajar yang pernah ku lakukan, aku sangat menyesal atas semua perbuatanku. "Iya, yah", ucapku dalam pelukannya.

"Ayo kita makan, Mama udh nyiapin makanan kesukaan Chanu", ucap Mama.

Kami berjalan menuju dapur dengan perasaan bahagia, dan mulai menyantap makanan yang sudah disediakan Mama, "Oh ya, Chanu. Mulai sekarang Mas Biay bakal tinggal disini, sekolah disini bareng sama kamu", ucap Ayah disela sela makan makan kita.

"Uhukk,, uhukkk", aku sedikit tersedak mendengar fakta baru mengejutkan ini. Aku langsung menyambar minuman yang akan diminum Lisa. "Ihhh", ucapnya kesal.

"Kenapa tiba tiba, yah? Chanu gak mau satu sekolah sama dia. Udah bener bener dia sekolah di Korea, kenapa malah ngikutin Chanu?", aku sedikit kesal mendengarnya. Kebayangkan betapa menyebalkannya, Biay selalu lebih pintar dari ku. Pasti aku dibanding bandingkan terus oleh semua orang. Aku tak suka itu.

"Kenapa? Takut kalah saing kan sama gue?", ledek nya.

"Pokoknya Chanu gak mau ya, yah"

"Ayah sudah memikirkan hal ini matang matang, Kamu sama Biay pindah sekolah ke sekolahnya Lisa", ucap Ayah terlihat sangat serius.

"Uhukkk,,, uhukkk,,", sekarang Lisa yang batuk. Aku langsung menyembunyikan minuman ku agar tidak diambil Lisa seperti apa yang aku lakukan tadi padanya, "Kenapa sekolah Lisa, om? Dua makhluk menyebalkan ini? Haduh, sekolah banyak kali om di Bekasi", ucapnya sangat tidak menyangka.

Bel pintu berbunyi menghentikan obrolan kita, Biay langsung bergegas membuka pintu. "Oh Om Suho, Tante Jihyo. Masuk masuk", Biay mempersilahkan mereka masuk. "Lho Biay, ya ampun tambah ganteng ajah. Efek kelamaan tinggal di Korea ya?", ucap Tante Jihyo. Biay hanya terkekeh manja, mulai kesenengan nih orang tar gk mau balik lagi ke Korea. "Mah, ada ortunya Li... Jisoo", pasti dia lagi terpanah sama Jisoo. Tuh bocah emang demen amat sama kakak nya Lisa, selalu salting kalo ketemu padahal lebih tua Kakak Lisa dari pada dia, emang demennya yang tua tua heran.

"Mamaaaaa,,,, Papaaaaa,,,,,,"Lisa meninggalakan makanannya dan berlari kearah orangtuanya. "Lissaaaa, lagi makan gk boleh ditinggal", Teriak Mamaku memperingatkan.

"Sini makan makan, jeng", tawar Mama pada tante Jihyo dan Om Suho. Orang tua Lisa adalah pemilik toko kue ternama di Indonesia, meskipun tampilan Lisa yang tak terlihat seperti orang berada. Dan Jisoo seorang model ternama, ia juga sudah sering membintangi beberapa iklan terkenal. "Hai Chanu sayang, apa kabar nak? Maaf ya kami gk pernah jenguk kamu disana", ucap Tante Jihyo sembari meletakan beberapa kue yang sepertinya ia bawa dari tokonya. "Iya, tau kok kalo Tante sama Om tuh orang sibuk", ledekku sembari tersenyum.

"Hahaha, kamu ini. Jadi ceritanya ngambek ini? Yahhh, yaudh kuenya kayaknya tante bawa pulang lagi deh"

"Eh, jangan dong. Masa dibawa lagi, pamali Tante abis dikasih orang diambil lagi", aku langsung menarik kue yang terbalut kardus rapih dan aku yakini kalau itu kue coklat kesukaanku.

Semua terkekeh melihat sikap ku yg masih seperti anak kecil, "Oh ya, Wendy Chenyeol katanya hari ini kalian ada pertemuan sama orang penting. Gak jadi?", ucap Om Suho pada Mama dan Ayah.

"Oh iya, yah. Mama lupa, ayo siap siap. Jam berapa sekarang?", Mama terlihat panik.

"Jam 12 lewat 10 menit, tan", ucap Jisoo melirik jam tangannya. "Waduh, mah. 50 menit lagi, nyampe gk ya?", Ayah juga menjadi sangat panik.

"Yaudh buruan siap siap. Tar makin telat, biar anak anak sama kita ajah", ucap Tante Jihyo.

"Yaudah, titip anak anak ya, jeng. Chanu, Biay, jangan nakal nakal ya, jangan berantem mulu sama Lisa. Mama sama Ayah berangkat ya, bye sayang", Mama mengecup kening kami sekilas.

"Hati hati, mah, yah", Biay melambaikan tangan pada mereka.

"Happiness doesn't have to be from wealth. In fact, togetherness is more fun" 😍

"Kebahagiaan bukan dari harta. Nyatanya, kebersamaan lebih menyenangkan" 😍


Ini foto biay waktu jemput Chanu

Ini foto biay waktu jemput Chanu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TWINS |Chanu X B.I|°ChanLis° or °HanLis°? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang