Eps 10 : With you

276 28 2
                                    

"Udh siap?", ucap Biay menatapku dengan seksama.

"Gak papa, lu pasti bisa. Gak baik terlalu lama menghindar dari masalah", Biay menggenggam tanganku erat menyalurkan semangatnya.

Yaa, kami sudah berbaikan. "Gue gak mau berurusan lagi sama dia", ucapku sedikit jengah dengan ceramahnya dari tadi.

"Gua mau pulang ajah!", lanjutku menghempaskan lengannya.

"Terus, lu mau sakit hati terus? Tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi? Iya?", perkataan Biay berhasil membuatku mematung.

"Selesaiin dan udah, lupain dia setelah ini. Oke? Gue tau lu masih belum terima semuanya, dan belum dapet kepastian juga dari dia. Sekarang saatnya lu tanya langsung dan yahh. Kalo hati lu masih nyaman, kenapa harus pergi?", ucap Biay.

Tanpa menjawab aku memilih langsung masuk ke kafe itu. Tempat pertama kali aku bertemu dengan dia, dan selalu menjadi favorit kami untuk bersenda gurau.

"Chanwoo..", sapanya lirih. Aku memandangnya datar, jujur aku tidak pernah menatap orang sedatar ini.

"Jangan panggil nama gue lagi!", ucapku kasar. Dan aku tidak pernah sekasar ini pada perempuan.

"Oke.. emm.. duduk dulu", ucapnya serak. Aku yakin betul dia sudah mulai menangis.

"Gue gak bisa lama lama. Ada apa?"

"Aku mau jelasin semuanya. Tolong dengerin baik baik", ucap nya sembari menundukan kepalanya.

"Sebenernya, aku bukan sengaja nyeret kamu buat temenan sama mereka. Jujur, aku gak tau apapun tentang itu. Aku gak tau kalau mereka orang yang seperti itu. Aku nyuruh kamu temenan sama mereka yaa karna biar kamu ikutan famous kaya mereka"

"Tunggu, Rosé!!", aku segera memptong ucapannya.

"Yang gue permasalahin bukan itu! Gue marah karna lu menghilang saat gue di rehab. Lu gak pernah jenguk gue sekalipun, untuk masalah pertemanan itu salah gue. Gue yang terlalu percaya sama mereka, dan akhirnya yaaa gue ikutan ngepil. Itu salah gue sendiri! Tapi, lu kemana saat gue butuh? Gue gak nyuruh lu jenguk gue tiap hari. Cukup sekali juga gue udh seneng. Gue cuma butuh ucapan Fighting dari lu! Gak lebih. Dan setelah gue keluar dari rehabilitasi, gue liat lu malah asik asikan jalan sama orang yang jerumusin gue ke tempat sialan itu!! Dan sekarang lu hadir lagi dan pura pura menyesal? Haha, sorry, kalo kaca udh pecah apa bisa lu sambungin lagi? Retaknya bakal tetep keliatan. Permisi", aku segera meninggalkan Rosé yang mulai menitihkan air matanya. Begitu juga dengan ku. Aku berlari ke arah Biay, dan memeluknya erat.

"Irene...", Rosé segera memeluk seorang perempuan yang duduk tidak jauh dari tempatnya.

"Sabar yaa", ucap perempuan itu sembari mengelus elus punggungnya lembut.

"Gue bingung harus jelasin kayak gimana sama dia. Lu tau sendiri, hubungan gue sama dia awalnya karna kalah taruhan sama kakak lo. Tapi makin lama gue makin beneran sayang sama dia. Gue mulai rindu setiap saat sama dia", ucap Rosé melanjutkan air matanya.

"Iya gue tau. Gue juga dari tadi bingung mau belain lu kayak gimana, gue juga takut nanti dia malah salah paham. Emang semua biang tuh dari abang sialan gua itu. Gua bakal kasih pelajaran ke dia, tenang ajah. Sabar ya, sayangkuuu", Irene menghapus air matanya lembut, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Yaudh yuk pulang. Lu harus istirahat. Oke? 2 minggu lagi kita kan mau tanding cheerleader sama sekolah lain. Ayo semangat", Irene mengingatkan, dan segera membopong Rosé keluar kafe.

Aku melihatnya sekilas, sudah pasti dia kesini dengan Irene yang selalu menjadi sahabat dekatnya. Mangkanya aku berani meninggalkannya begitu saja. Aku dan Biay segera pergi dari tempat ini.

TWINS |Chanu X B.I|°ChanLis° or °HanLis°? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang