15

20.9K 2.4K 318
                                    

Flashback On

Seoul, 24 tahun yang lalu

-

-

-


Kim Minwoo 6th

Minwoo kecil bergerak gelisah dalam tidurnya, diluar hujan deras dan ia tidak bisa tidur. Meski hanya terdengar samar Minwoo tetap tidak bisa memejamkan kedua matanya. Seluruh anggota keluarganya sedang berada di rumah sakit, Ibu, Ayah dan kakak-kakaknya. Ia tidak mengerti kenapa hanya dirinya yang tidak di perbolehkan ikut. Padahal Minwoo sudah berjanji tidak akan menangis merengek meminta pulang.

Matanya terbuka lebar setelah merasa lelah mencoba untuk tidur kembali, Perlahan ia menuruni tempat tidur, keluar dari kamarnya kenuju arah dapur, jika ada seorang maid yang berjaga, Minwoo akan minta di buatkan susu.

Langkahnya begitu pelan dan hati-hati karna lampu di setiap sudut ruangan di buat remang-remang. Minwoo melewati ruang tamu yang begitu sepi, wajar saja karna saat ini jam sudah menunjukkan pukul dua malam, ia dengan tanpa rasa takut memasuki dapur, tidak ada siapapun disana sampai Minwoo kecil memutuskan hanya mengambil susu kotak yang ada di dalam lemari pendingin. Minwoo duduk di kursi dapur dengan tenang sebelum sebuah suara beberapa orang terdengar di telinganya.

Karena rasa penasaran ia turun dari kursi dan berjalan mengendap masih dengan kotak susu di kedua tangannya.

Minwoo tersenyum lebar, Disana ia bisa melihat Ibunya sedang bicara dengan salah satu maid di rumahnya. Minwoo mendekat dalam keheningan, duduk dengan tenang di samping lemari berniat akan mengejutkan Ibunya ketika melewatinya.

"Dengar! Kau harus membuangnya jauh-jauh, aku tidak peduli!"

"Tapi nyonya.. bagaimana dengan Tuan Muda Taemin?"

"Itu urusanku. Tugasmu saat ini adalah membuang anak sialan ini. Aku tidak akan mengakuinya sebagai cucuku!"

"Nyo-nyonya..... tapi-"

"Jangan membantah atau aku akan memecatmu!"

Minwoo tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh Ibunya, ada apa dengan kakaknya Taemin? Cucu? Minwoo kecil mengintip di balik lemari ia hanya duduk terdiam sampai Ibunya pergi meninggalkan maid rumahnya berdiri sendirian dengan sebuah bungkusan kecil di kedua lengannya.

"Namamu Na Taeyong! Ibumu pernah mengatakannya padaku jika dia akan memberikan nama itu untukmu, aku tidak akan membuangmu, hiduplah bersama denganku, hei.. jagoan tampan..."

Minwoo mendengarnya dengan jelas. Ia  masih tidak mengerti apa yang telah terjadi, kenapa Ibunya berniat membuang bayi, bayi yang kini berada dalam dekapan salah satu Maid dirumahnya.

Melangkah pelan keluar dari persembunyiannya Minwoo mendekati Maid yang di kenalnya bernama Wendy. Minwoo cukup dekat dengan Wendy, karena Wendy yang sering mengurusnya sebelum pergi sekolah.

"Noona-" Ucapnya pelan terdengar ragu, berdiri kebingungan di belakang Wendy.

Wendy berbalik, ia tidak bisa menahan rasa terkejutnya mendengar panggilan Tuan mudanya yang lain.

Wendy dengan cepat merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan Minwoo. Ia mengusap kepala Minwoo penuh sayang, tersenyum tipis merasa enggan untuk mengambil keputusan, namun ia tidak bisa melakukan hal sekejam itu pada salah satu majikannya yang sangat ia hormati. Wendy harus pergi dan Minwoo harus bisa berdiri tanpa dirinya lagi.

"Tuan Muda Minwoo, mau berjanji pada Noona?"

Kedua bola mata Minwoo bergerak liar melihat apapun asal tidak membalas tatapan Wendy, ia ragu namun kepalanya mengangguk tanpa di sadari. Minwoo memutuskan menunduk, ia mengerti sedikit bagaimana tatapan Wendy yang menyiratkan kesedihan.

Dear Nana [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang