Seven : Friend To Me

468 45 4
                                    

"Aku ingin memiliki teman, meskipun itu hanya satu, itu tidak masalah bagiku.

Aku tidak pernah ingin seorang diri, itu terasa sangat hampa untukku.

Aku ingin menghabiskan hari-hari yang menyenangkan bersama mereka, teman-temanku."


— Miracle Of 101 Days —

Recommended Song
NCT Dream - Beautiful Life


Saat ini Renjun sedang sibuk menyiapkan beberapa barang-barang yang akan dia bawa untuk berpergian ke rumah saudara Jinyoung di Daegu.

Ya, sesuai percakapannya bersama teman-teman Guanlin beberapa hari yang lalu. Mereka jadi memutuskan untuk liburan, mumpung besok sekolah libur karena akan ada meeting antar guru.

Saat pulang sekolah Renjun langsung bergegas masuk ke kamarnya, karena dia lupa untuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawanya. Dia bahkan sampai melupakan makan dan mandi karena sangking sibuknya.

Tanpa sadar dia sudah membuat kamar Guanlin yang tadinya rapih menjadi sangat berantakan dengan barang-barang yang tergeletak di lantai dan di kasur.

Dia bahkan sempat berdebat pada dirinya sendiri, ingin membawa baju warna merah atau navy. Ternyata dia memang sekonyol itu. Atau mungkin karena dia baru pertama kali berpergian bersama teman-temannya.

Lagipula dia hanya akan menginap selama semalam, kenapa jadi repot seperti ini? Dia hanya takut jika ada barang yang tertinggal atau lupa dia bawa.

Ibu Guanlin naik ke atas dan membuka kamar anaknya yang berantakan. Wanita paruh baya itu hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan anak semata wayangnya.

"Ya ampun, Guanlin. Kenapa kamarmu jadi berantakan seperti ini?"

Mendengar suara itu Renjun langsung menoleh ke arah suara dan menemukan Ibu Guanlin sedang tersenyum padanya.

"Oh, Eomma. Aku sedang berbenah untuk berpergian nanti. Maaf."

"Ya sudah, sini Eomma bantu,"

Ibu Guanlin menghampiri pemuda itu dan mulai melipat baju-baju Guanlin yang sedikit kusut karena di letakkan sembarangan. Memasukkan barang-barang yang mungkin pemuda itu butuhkan saat di sana.

Melihat yang sedang dilakukan Ibu Guanlin mengingatkan Renjun pada Ibunya dulu.

Dulu, ketika sekolahnya sedang mengadakan study tour. Pasti Ibunya akan sibuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawanya. Bahkan Ibunya rela terlambat masuk kerja karena mengurus barang-barangnya.

Sesibuk apapun Ibunya, beliau masih sangat memperhatikannya.

Mengingat hal tersebut, membuatnya merasa sangat rindu pada Ibunya. Dia ingin melihat Ibunya, ingin tahu kabarnya, ataupun dia rindu pelukan hangat yang biasanya Ibunya berikan ketika dia sedang merasa sedih.

Dan saat ini dia sedang sedih. Bisakah dia mendapatkan sebuah pelukan itu lagi dari Ibunya?

Jawabannya tentu saja, tidak mungkin.

Dia hanya bisa memandangi Ibu orang lain yang saat ini sedang bersikap lembut padanya. Memaksakan senyuman semanis mungkin, walau sangat sulit.

Wanita paruh baya itu melihat Guanlin sedang menatapnya sembari senyum. Tangannya tergerak untuk mengelus kepala anak itu, lembut.

Miracle Of 101 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang