Twenty Four : He's Sick

375 28 2
                                    

"Satu hal yang paling tidak kusadari ketika kau sedang dalam kondisi yang tidak baik.

Kenapa aku begitu mengkhawatirkanmu?"


Miracle Of 101 Days


"Bagaimana bisa suhu badanmu setinggi ini? Ayo, biar Eomma antarkanmu ke dokter, agar kau segera sembuh." Nyonya Lai berbicara sembari memegang thermometer yang digunakan untuk mengukur suhu badan Renjun saat ini.

Saat ini, Renjun sedang berbaring di kasurnya sembari keningnya dikompres oleh handuk kecil. Suhu tubuhnya sangat tinggi, sepertinya dia memang sedang deman tinggi. Tubuhnya ditutupi selimut tebal, tetapi tetap saja dia merasa kedinginan.

Wajahnya terlihat sangat pucat. Benar-benar menunjukkan dia memang sedang tidak enak badan. Dia bahkan sampai tidak bisa masuk sekolah hari ini karena demannya itu.

Wanita paruh baya yang berdiri di samping kasurnya, merasa sangat khawatir dengan kondisi kesehatan anaknya ini. Dia sudah berkali-kali menyarankan anak itu untuk berobat ke dokter. Namun, pemuda itu terus-terusan menolak dengan alasan dia hanya demam biasa.

"Aku tidak apa, Eomma. Aku hanya perlu istirahat sebentar, lalu segera sembuh nanti," tolak pemuda itu dengan suara parau khas orang sakit.

"Kau yakin tidak perlu berobat?" tanya wanita itu untuk memastikan sekali lagi apa pemuda itu memang tidak perlu berobat.

Namun, Renjun hanya mengangguk. Dia benar-benar yakin jika dirinya tidak perlu berobat. "Iya, Eomma, aku akan baik-baik saja. Eomma tidak perlu khawatir."

"Ya sudah, makan sarapanmu yang sudah Eomma siapkan, lalu minum obat. Setelah selesai makan dan minum obat, kau harus tidur yah."

Renjun mengangguk.

Setelah itu sang ibu pergi beranjak pergi meninggalkan kamar anaknya tersebut. Sebelum meninggalkan ruang ini, dia sempat mengelus rambut dan juga mengecup kening pemuda itu yang tertutup handuk kecil. Lalu setelah itu, keluar kamar dengan tidak lupa menutup kembali kamar tersebut.

Diam-diam Renjun meneteskan air mata. Bukan karena rasa sakitnya yang membuatnya menangis, melainkan karena hal lain. Kemarin saat dia sedang pergi ke minimarket di pinggir jalan, dia melihat ibu kandungnya di sana. Sekarang ibunya bekerja menjadi petugas kasir di sana.

Tak terpungkiri, dirinya sangat merindukan ibunya. Apalagi setelah melihat kondisinya yang terlihat semakin kurus dari yang dia lihat terakhir kali. Dan juga, tatapan wanita itu yang terlihat sedih walaupun masih menunjukkan senyuman yang terkesan dipaksakan. Renjun bisa merasakan bahwa ibunya menderita karena kehilangannya.

Jauh berbanding terbalik dengan kehidupannya yang sekarang. Dia tinggal di rumah mewah dengan segala apapun kebutuhannya yang bisa dengan mudah dia dapatkan. Belum lagi banyak orang di sekitarnya yang menyayangi mereka seperti orang tua Guanlin dan orang-orang terdekat Guanlin lainnya.

Ya walaupun mereka bersikap baik padanya karena mereka mengira bahwa dia adalah Guanlin. Namun tetap saja, kehidupannya yang sekarang jauh lebih baik daripada apa yang ibunya alami saat ini.

Hal ini pula, yang membuatnya dirinya tidak bisa tidur semalaman hingga demam tinggi seperti ini. Bahkan beberapa kali pula dirinya menangis karena memikirkan ibunya.

Oh Tuhan, dosakah dirinya yang meninggalkan ibunya dan membuat ibunya menderita karena kehilangannya?

Lagi-lagi dirinya hanya bisa diam tanpa melakukan apapun. Hanya bisa berdoa semoga saja Tuhan bisa meringankan penderitaan yang dialami ibunya saat ini.

Miracle Of 101 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang