Two : Miracle

770 90 6
                                    

"Ketika hari terakhir itu tiba.

Disaat aku tak bisa mengecap indahnya dunia lagi.

Akankah masih bisa berharap adanya sebuah keajaiban?"

— Miracle Of 101 Days —

Ketegangan terjadi di rumah sakit, atau lebih tepatnya di ruang ICU. Seorang pemuda tergeletak tak sadarkan diri di atas kasur rumah sakit. Tubuhnya terhubung oleh selang infus. Patient Monitor memperlihatkan detak jantung yang begitu lemah.

Di sekeliling pemuda itu ada Dokter dan beberapa suster yang sedang mengoperasi dirinya, mengusahakan untuk mengobati pemuda itu.

Sedangkan keadaan di luar, seorang gadis sedang terpuruk. Wajahnya menunduk dan air matanya tak henti-henti mengalir. Dirinya diliputi rasa cemas dengan keadaan seseorang yang sedang di rawat di dalam sana.

Tiba-tiba seorang wanita paruh baya datang. Terlihat jelas dari tatapannya, wanita itu sangat kepanikan. Wanita itu berjalan dengan gontai menghampiri seorang gadis yang sedang duduk di depan ruang ICU.

"A-apa yang terjadi? Di mana Renjun?" tanya wanita itu.

"Maaf anda siapa?" tanya balik gadis itu yang ternyata dia adalah Jirae.

"Saya adalah Ibunya Renjun."

Mendengar nama Renjun, membuat gadis itu menangis kembali.

Seakan tahu arti dari tangisan gadis itu. Ibu Renjun hampir limbung dan jatuh ke lantai, jika saja gadis itu tidak buru-buru menahan tubuh Ibu Renjun dan mendudukannya di bangku pajang tempat yang ia duduki tadi.

Yang memberitahu tentang kecelakaan yang terjadi dengan Renjun adalah Jirae. Sebenarnya gadis itu sempat kebingungan untuk menghubungi kerabat Renjun, dan akhirnya mengambil handphone Renjun yang masih menyalah walaupun terdapat retakan pada layarnya. Beruntung handphone itu tidak dilock screen, dan langsung mencari kontak yang bertuliskan nama 'Eomma'.

Mereka sama-sama dilimpungi kekhawatiran, sampai akhirnya seorang Dokter keluar dari ruang ICU itu. Dari tatapan Dokter itu, sepertinya bukanlah berita baik yang akan disampaikan.

Ibu Renjun dan Jirae langsung menghampiri Dokter tersebut, seakan Dokter itu seorang malaikat yang akan membawa kebahagian untuk mereka.

"Siapa keluarga dari pasien ini?"

"Saya Dokter, saya Ibunya. Bagaimana keadaan Renjun?"

Dokter itu langsung tertunduk. Ibu Renjun yang tadinya sudah merasa sedikit tenang, sekarang menjadi kembali meneteskan air mata.

Seakan tak menjawab pertanyaannya, Ibu Renjun kembali bertanya dengan sedikit mendesak.

"Bagaimana keadaanya, Dok, dia baik-baik saja 'kan?"

"Maaf, kami sudah mengusahakan sebisa kami. Tetapi anak Ibu tidak bisa kami selamatkan."

"Apa yang anda katakan, Dok? Tidak mungkin, kalian sedang bercanda 'kan?" tanya Ibu Renjun kembali, seakan belum terima keadaan.

"Maaf." hanya kata itulah yang bisa Dokter itu ucapkan.

Tidak terima dengan fakta yang terjadi. Ibu Renjun mendesak kembali Dokter itu, bahkan sampai menarik jas putih yang Dokter itu kenakan. Beruntung di sana ada Jirae, gadis itu mencoba menengangkan Ibu Renjun, walau dirinya sendiri tak bisa menghentikan air matanya.

Tak lama, tiba-tiba saja tubuh Ibu Renjun melemah. Hingga matanya menggelap dan jatuh pingsan. Dokter dan suster yang ada di sana langsung membawa Ibu Renjun ke ruang rawat pasien.

Miracle Of 101 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang