"... Ah."
Langkah gontaimu terhenti di pijakan tangga, seketika membuyarkan rasa bersalah kalut yang teraduk dalam dada. Kencanmu bersama Ramuda baru saja selesai sore itu dan dia telah mengantarmu sampai ke parkiran. Dia bilang ada urusan, jadi tidak bisa mengantarmu naik ke apartmen.
Lalu, di sinilah dirimu, mendongak menatap Ajisai yang sedang membawa sebuah boks besar. Wanita itu tersenyum tipis.
"Sepertinya, Ramuda sudah cerita soal perpindahanku, ya," Ajisai angkat suara—itu bahkan bukan pertanyaan, "Maaf karena tiba-tiba, tapi bulan depan, aku sudah enggak akan ada di sini lagi."
"... Begitu, ya," gumammu pelan, mengepalkan tangan, "Anu, kalau boleh tanya, kenapa ...?"
Ajisai mengerjap, sepertinya paham atas maksud ucapanmu. Dia menggeleng cepat. "Aku enggak bisa memberi tahu dengan detail, tapi ...."
"Tapi?"
"[Surname]-san tahu Division Rap Battle, kan?"
Kau mengangguk. "Itu rap battle yang diadakan setiap bulan."
Ajisai ikut mengangguk. "Aku bekerja di pemerintah. Bisa dibilang, aku ini semacam panitia rap battle itu."
"Tapi bukankah kamu rekan kerja Ramuda?"
Wanita itu tertawa pelan. "... Begitulah. Sulit dijelaskan, tapi aku memang rekan kerjanya ... bisa dibilang.
[Surname]-san ingat ruangan yang dikunci itu? Isinya adalah dokumen-dokumen tentang berbagai anggota divisi. Aku yang mengurusnya." Ajisai berujar, tersenyum tipis. "Dokumen itu harus dijaga; kau nyaris membuka ruangan itu. Itu berbahaya."
Ajisai mulai menuruni tangga, seraya melanjutkan, "Dan memang karena satu kesalahanku lagi ... tapi, enggak ada hubungannya denganmu."
Kau menatapnya. Dia menatapmu. Kini, kalian berdiri bersisian di tangga.
"Nah, kamu sudah paham sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Neighbour's XXX | Ramuda A.
Fanfiction[ Amemura Ramuda × Reader ] Biasanya, kau tidak terlalu ambil pusing soal tetanggamu yang sering berisik saat melakukan 'berbagai hal' pada dini hari. Namun, hari itu adalah pengecualian. Untuk pertama kalinya, kau berniat mengajukan komplain. Untuk...
