Antara Kau, Tetanggamu, dan Aktivitas Malam

738 87 11
                                    

Hidup di lingkungan apartmen murah dengan dinding tipis, terkadang menjadi sebuah permasalahan. Apalagi kalau sudah menyangkut masalah berhubungan badan dengan seseorang. Harus ekstra diam.

Namun sayangnya, orang yang meninggali kamar 302 dan bermarga Kingyosō itu sepertinya tak kenal santun. Kau sudah tak habis pikir, berapa banyak perempuan yang ia bawa dan puaskan dalam apartmen-nya itu. Ia biasa melakukannya pada dini hari ketika tak ada siapa pun terjaga. Bangsat, memang.

Biasanya kau tidak terlalu peduli. Kamarmu berada pada sisi terjauh dari tembok yang memisahkan kalian, serta kau bisa mengecangkan volume musik atau siaran radio malam sebagai tanda bahwa kau terganggu. Bila sudah begitu, ia pasti akan mulai menurunkan volume dari kegiatan ini-itu yang dilakukannya. Kalian damai dalan pengertian yang bisu.

Namun, tentu saja, setiap orang punya batas tersendiri. Pekan itu, berbagai tugas dilemparkan padamu akibat satu karyawan yang cuti melahirkan, sementara ada satu lagi masuk rumah sakit akibat kelelahan bekerja. Dengan sangat terpaksa, kau mati-matian begadang. Kepala penat mau pun lapar yang menyerang tak diacuhkan.

Maka dari itu, urat kesabaranmu putus kala dini hari terdengar desah-desah nikmat. Sudah banyak dokumen yang perlu diselesaikan, malah diingatkan kalau kau itu masih sendiri. Terkutuklah manusia bermarga Kingyosō dan kepopulerannya itu.

Hari Sabtu siang menjadi waktu yang kau atur sebagai pertemuan pertama dengan Kingyosō. Tiap akhir pekan, selalu kau dengar suara pintu terkunci pada pukul dua siang. Kau berniat mencegatnya pergi entah-ke-mana.

Menguatkan tekad, kau ketuk pintu apartmen-nya. Terdengar suara derap mendekat. Tak lama, pintu dibuka oleh seorang lelaki pendek berambut merah jambu mirip gulali.

Seriusan cewek-cewek zaman sekarang sukanya sama yang mirip tusuk gigi begini?

Namun sepertinya kau ditarik paksa menjadi salah satu 'cewek-cewek zaman sekarang' begitu melihat lelaki itu tersenyum manis sambil bilang, "Iya, Onee-san? Ada yang bisa kubantu~?"

Jlebjlebjleb

Bisa dibilang kalau itu sfx hatimu yang ditembak panah berujung bentuk hati imajiner. Cowok ini manis banget.

... Tapi tetap harus ditegur.

"Jadi, uh," kau memulai, berdeham, "Kingyosō-san—"

"Oh, cariin Ajisai-neesan? Orangnya masih tidur~ nanti datang lagi saja, bisa?"

Matamu membelalak, terperangah. Tak lama, kau berteriak histeris,

"LAH, TERUS KAMU SIAPA?!"

My Neighbour's XXX | Ramuda A.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang