Ep 1

142 8 0
                                    

 "Ampun ma!! AMPUN,,, sakit ma!!", kata Jisoo sambil menangis dan memegangi kepalanya. "Dasar kau anak jahanam. Kembalikan suamiku", ucap mama setiap kali memukulinya. Tubuhnya sudah basah oleh keringat dan air mata yang sedari tadi ia teteskan saat menahan kesakitan di kepala ketika mamanya memukulinya dengan tumpukan buku yang berjajar di rak.

Ya,,, hanya Jisoo kini sendirian bersama mamanya. Dia memukulinya setiap hari saat teringat dengan suaminya, papa Jisoo. Setiap kali ia terbangun dari tidurnya, ia selalu memimpikan tentang suaminya. Bahkan, setiap hariwanita yang ebrnama Nona Kang itu selalu menjalani hari-harinya mulai dari memasak hingga menunggu suaminya pulang. Tapi saat suaminya tak kunjung pulang dan melihat Jisoo di sudut ruangan, maka ia akan langsung berubah.

Nona Kang menghampiri Jisoo yang tertunduk di sudut ruangan, lalu mengambil benda apapun di sekitarnya dan memukulkannya kepada anak kecil itu. Sebenarnya Jisoo ingin meminta tolong, tapi ia tidak bisa. Ia selalu merasa bersalah kepada mamanya, karena dialah mamanya menjadi seperti ini.

***

Hari itu, seperti biasa Jisoo selalu bangun pagi dan menemani mama belanja di pasar. Jisoo tinggal di salah satu daerah di Busan. Sama seperti sebelumnya, mamanya selalu bertanya tentang makanan apa yang ia mau. Usai pulang dari berbelanja, ia dan mamanya memasak makanan bersama untuk sang ayah.

Saat itu weekend, Jisoo dan kedua orang tuanya tidak lupa untuk menghabiskan waktu di rumah bersama. Berkumpul di depan meja makan, tiba-tiba ayahnya berkata "Hari ini kita akan kedatangan tamu spesial". Hal itu membuat Jisoo langsung penasaran. "Benarkah yah!", katanya.

"Yeobo,,, apakah nenek sihir akan datang kemari? Upss", kata mamanya sambil menutup mulutnya dengan tangan.

"Nenek sihir?", tanya ayah.

"Maksudku ibumu", jawab mamanya sambil tersenyum.

Sang ayah yang mengetahuinya langsung tertawa. Iapun menyadari jika ibunya memang sedikit cerewet seperti mertua kebanyakan. Jisoo hanya tersenyum melihat tingkah keduanya. Saat ini umurnya masih 12 tahun, belum waktunya baginya untuk mencampuri urusan orang dewasa.

"Bukan ibu honey, tapi sahabatku dari Seoul yang akan datang kemari. Sekarang ini ia sudah menjadi pebisnis yang sukses dan ingin membuka bisnisnya di Busan", kata ayah sambil tersenyum.

Melihat senyuman ayah membuat Jisoo berpikir jika itu adalah kabar yang pasti sangat membahagiakan untuknya. Tapi siapa yang menyangka jika kebahagiaan itu nantinya akan berubah menjadi kesedihan.

Setelah sarapan, Jisoo kembali ke kamarnya untuk memeriksa tugas sekolah yang telah ia selesaikan semalam. Baru saja ia membuka buku, tiba-tiba ia mendengar suara bel pintu berbunyi. Iapun menuruni tangga dan segera menuju ke arah pintu.

Disana ia melihat mama dan ayah yang telah berdandan rapi untuk menyambut seseorang. Terlihat mamanya membuka pintu dan mengucapkan salam kepada seorang lelaki. Ya... itu adalah teman ayahnya. Pria paruh baya yang terlihat memiliki wajah cukup lumayan dibandingkan ayahnya, bahkan ia datang dengan setelah kemeja rapi bergaris biru dan setelan celana bahan berwarna hitam lengkap dengan sepatunya yang masih kinclong. 


Segala bentuk dukungan baik komentar positif dan negatif adalah imbalan terindah untuk pengembangan karya ini ke depannya. Dan satu like adalah kado terbaik. Jangan lupa like dan koment ya yorobun!! Ghamshahamnida & happy reading ! ^_^

Masukkan juga di perpustakaan kalian agar bisa terus simak update cerita selanjutnya!.

BEING NORMALWhere stories live. Discover now