Ketiga anak cowok langsung memaksa masuk ke dalam rumah saat Jisoo baru saja membuka pintu. Mereka langsung mencari keberadaan mama dan memeluknya. Seketia Jisoo mulai sadar, "Mungkinkah tiga cowok ini adalah anak nona Kang?".
Ia hanya bisa menundukkan kepala melihat pemandangan itu. Tiba-tiba salah satu anak laki-laki itu mendatanginya. "Ikut aku", katanya. Jisoo yang tidak tahu apa-apa hanya mengikuti langkahnya dan menuju ke luar rumah dan duduk berdua di kursi taman.
Tiba-tiba pria berkulit putih dengan tampilan rapi itu mengulurkan tangan kanannya pada Jisoo seperti akan mengajak bersalaman. Jisoo menjabat tangannya dan membuat pria dengan hidung mancung itu berkata, "Aku Kang Kyung Hoon atau panggil saja aku Kriss". Mendengar nama membuat hanya mengangguk.
"Aku sudah tahu tentang dirimu, aku tidak sengaja menguping pembicaraan mama dan papa sebelum mama memutuskan pergi ke Busan. Apakah kau anak dari perempuan yang bersama papaku?", tanyanya. Dan Jisoo hanya mengangguk lagi.
"Aku tidak akan menyalahkanmu karena semua ini bukan kesalahanmu". Mendengar kata-katanya itu membuat Jisoo menyadari, jika sosok bernama Kriss ini memang sangat baik, mungkin ia bisa menjadi salah satu orang yang ia percaya untuk menebus kesalahnya pada mama.
"Ngomong-ngomong, aku tidak melihat papa. Apa kau bisa memberitahuku dimana papa?". Mendengar itu langsung terdiam.
"Apa-apaan ini, apakah tidak ada yang memberitahu keluarga nona Kang bahwa paman Juwoon telah tiada?", kata Jisoo dalam hati.
"Se... se... sebenarnya... pap... papamu sudah meninggal dunia".
"Apa? Apa kau bercanda?", tanyanya sambil membelalak. "Itu tidak mungkin, pasti kau bohong kan". Ia nampak menahan air matanya.
"Aku minta maaf, tapi memang begitu keadaannya", jawab Jisoo yang membuat Kriss langsung emosi dan memegang kedua pundak Jisoo dengan erat.
"Cepat,,, cepat ceritakan apa yang sebenarnya terjadi", bentaknya.
"Kecelakaan itu terjadi saat aku dan papamu akan menuju ke suatu tempat. Tapi tiba-tiba mobil yang kami tumpangi mengarah ke jurang. Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi", jelas Jisoo. Terlihat emosi diwajah pria tinggi itu. Bahkan ia menujukkan amarahnya dengan mengepalkan tangannya.
"Itu semua salahmu", katanya sambil menatap tajam ke depan. "Kau telah menghancurkan keluarga ini. Karena kedatanganmu papa menghilang dan mama menjadi gila. Apa kau tidak merasa bersalah sedikitpun".
"Ah,, ya! Mana bisa kau dan ibumu merasa bersalah. Bahkan saat kalian mengawali hubungan bersama papa, kalian sama-sekali tidak pernah memikirkan perasaan keluarganya", kata Kriss sambil tertawa dan menteskan air mata.
Mendengar ucapannya, Jisoo yakin ada yang salah dengan pemikirannya. Lalu Jisoo mencoba menjelaskan detailnya dan siapa dirinya, namun saat akan berbicara Kriss malah menghentikannya.
"Jangan mencoba menghasutku. Kau hanyalah seorang anak yang tidak tahu apa-apa, aku akan segera membawa mama ke Seoul". Kata Kriss sambil berdiri membelakanginya.
"Lalu, bagaimana denganku, apakah aku harus tinggal disini sendiri?", ucap Jisoo.
"Pasti kedua saudaraku akan sangat marah jika tahu bahwa kau adalah penyebab dari meninggalnya papa dan depersi mama. Aku bisa merahasiakan semuanya dan membawamu ke Seoul, tapi dengan satu syarat", kata Kriss sambil mengangkat jari tengahnya pada wanita yang dianggapnya sebagai pria itu.
"Patuhi semua perintahku!".
Lalu ia meninggalkan Jisoo jauh ke dalam rumah. Lalu kedunya masuk ke dalam rumah. Disana terlihat dua anak nona Kang tengah menghibur nona Kang yang nampak memandang kosong ke depan. Melihat kedatangan Jisoo dan Kriss, keduanya langsung berdiri. Mereka menghampiri Jisoo dan salah satu anak berwajah dingin dan paling tampan diantara ketiganya bertanya pada Kriss yang berdiri disampingku. "
Siapa dia hyung (kakak)?", tanyanya.
"Ikutlah denganku Ken, kau juga Kai".
Mendengar itu Jisoo langsung tahu, bahwa itu adalah Ken. Pria yang sangat disayangi mamanya, bahkan mama melihat Jisoo seperti melihatnya. Jisoo dan dua anak lainnya mengikuti Kriss ke ruang tengah. Mereka duduk berhadapan dan membuat dua bersaudara itu puas memandang Jisoo dengan tatapan sinis.
"Sebelum kesini, hyung tidak sengaja mendengar mama bertengkar hebat dengan papa sampai pada akhirnya mama memutuskan menyusul papa ke Busan. Dan pria kecil ini, ia adalah Jisoo anak dari teman papa. Karena orang tuanya sudah meninggal, jadi papa mengasuhnya. Tapi sebelum papa bertemu mama, papa mengalami kecelakaan dan meninggal", jelas Kriss berbohong kepada kedua adiknya.
Padahal di hatinya ia sangat membenci Jisoo yang merupakan anak dari hasil hubungan gelap antara papanya dan ibu Jisoo. Namun ia malah melindugi Jisoo dari amarah saudara-audaranya, lantas apakah tujuan Kriss sebenarnya?
Mendengar penjelasan Kriss, sontak dua bersaudara itu bersama-sama mengatakan "Apa?".
"Ini tidak mungkin", kata Kai sambil menangis.
"Itu semua pasti bohong. Bahkan mama tidak menceritakan apa-apa", kata Ken. "Apa anak ini yang mengatakannya?", tambahnya.
"Dia pasti yang telah menyebabkan kecelakaan itu", tuduh Kai sambil melotot.
Melihat ekspresi itu, Jisoo sangat ketakutan. Lalu Kriss mencoba berlagak jadi kakak yang baik dan menenangkan mereka, "Hei,, tenanglah. Justru selama ini Jisoolah yang merawat mama selama depresi. Kalian tidak boleh menyalahkannya".
Mendengar itu Jisoo tahu bahwa Kriss hyung sedang berbohong. Padahal ia tahu bahwa Jisoolah yang telah menyebabkan papanya meninggal. Jisoo menilai jika kemungkinan Kriss sedang mencoba menyelamatnyau seperti yang ia katakan di taman tadi.
"Lalu dimana pemakaman ayah sekarang", kata Ken yang nampak marah sambil menunjukkan wajah dinginnya kepada Jisoo.
"A..aku... akan mengantarmu", jawabnya takut.
"Lebih baik kita bergegas mengunjungi makam ayah dan segera membawa mama ke rumah sakit jiwa di Seoul", kata Kriss.
"Aku setuju. Ayo kita segera pergi. Aku tidak mau melihat anak ini. Pasti semua ini terjadi karena dia", jawab Kai ketus.
"Dia akan ikut kita ke Seoul", terang Kriss.
"Apa? Kau gila. Apa kata keluarga besar kita?" kata Kai.
"Kai benar, apalagi saat ini perusahaan ayah tengah mengalami masalah karena ayah susah dihubungi belakangan ini. Bahkan mental mama masih belum stabil", jelas Ken dengan nada dingin.
"Hyung yang akan mengurus semua. Bukankah ini sudah saatnya hyung memimpin perusahaan papa".
"Apa, hyung! Hyung baru lulus, dan selama ini ayah selalu mempercayakan tugasnya pada kak Kai. Mengapa bukan tuan Lee saja?" kata Ken datar sambil menatap dingin ke arah Kriss.
"Apa kau meremehkanku? Ayah hanya belum tahu saja kemampuanku. Lagipula Kai masih harus menyelesaikan kuliah bisnisnya. Dan... apa segalanya harus menurutimu, Kang Ken Zhu yang selalu menjadi andalan? Lebih baik kamu urusi saja pelajaranmu di sekolah. Dan dia, Jisoo akan menjadi teman sekelasmu".
Kabar itu membuka mata dan mulut Jisoo secara bersamaan lantaran kaget mendengarnya.
"Apakah aku juga akan mengenalkan diriku sebagai cowok di depan semua orang? Bagaimana jika mereka nanti tahu bahwa sebenarnya aku adalah wanita? Apa yang harus aku lakukan?".
Segala bentuk dukungan baik komentar positif dan negatif adalah imbalan terindah untuk pengembangan karya ini ke depannya. Dan satu like adalah kado terbaik. Jangan lupa like dan koment ya yorobun!! Ghamshahamnida & happy reading ! ^_^
Masukkan juga di perpustakaan kalian agar bisa terus simak update cerita selanjutnya!.
YOU ARE READING
BEING NORMAL
Random[HIAT SEMENTARA] Yakin jika di dunia ini hanya ada namja (laki-laki) dan yeoja (perempuan) ? Terkadang kamu harus melewati batas yang namanya Gender disaat keadaanmu tidak memungkinkan untuk menjadi normal. Tapi takdirku berkata.... Sebenarnya auth...