Ep 12

17 3 0
                                    

Bukannya merasa bersalah, tulisan itu malah membuat Jisoo jengkel dan langsung menuliskan balasannya.

"Katanya nggak ngabisin 10% uang saku. Kok diungkit-ungkit. Pelit :P".

"Dasar cowok aneh. Nggak tahu balas budi".

"Namaku Jisoo bukan Budi".

"Jadi nggak ada keinginan minta maaf nih?".

""Iya ya gue minta maaf. Jeongmal Mianhamnida (sungguh minta maaf)".

"Nggak gue maafin"

"Lah songong"

"Bilang dulu. Sarangheyo Ren. Nanti baru dimaafin".

"Dih ogah. Gue normal. Mending gue balikin duit bus".

"Ok. Mana?"

"Besok"

"Nggak bisa. Harus sekarang"

"Bawel. Iya ya,,, ini karna gue ngerasa diperas ya. Sarangheyo Ren".

"Yang gede nulisnya".

"Rempong. SARANGHEYO RENNNNNNNNN".

Begitulah bunyi percakapan keduanya di atas buku tulis milik Ren. Sayangnya hanya sebatas itu, karena bel pulang sekolah sudah berbunyi.

Siapa yang menyangka jika tulisan itulah yang nanti akan menciptakan kenangan diantara keduanya. Namun mereka sama sekali tidak pernah menyadari bahwa saat itu adalah kali pertama mereka berbicara. Dan saat itulah yang akan menjadi awal dari kelanjutan hubungan mereka kearah yang lebih jauh ke depannya nanti.

Tanpa sengaja saat perjalanan pulang, Ren dan Jisoo berjalan bersebelahan. Banyak siswa cewek yang diam-diam melihat ke arah mereka dan menunjukkan kekagumannya. Lalu salah seorang datang dan memotret mereka. Ren sendiri yang sudah terbiasa dengan itu hanya bersikap percaya diri. Sedangkan Jisoo yang polos hanya tersenyum malu dan berusaha menutupi wajahnya. Bahkan sesekali ia menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnnya untuk memasang wajah narsis.

"Wah mereka ganteng ya? Yuk kita masukin mereka ke medsos terus daftarin mereka jadi ulzzang", kata siswi yang baru saja memotret kepada temannya. Mendengarnya Jisoo langsung menggaruk-garuk lehernya. Ia tidak percaya jika saat ini ia tengah dikagumi banyak wanita karena penampilannya sebagai cowok. Padahal sejatinya ia adalah seorang wanita.

"Andai mereka tahu kalau aku cewek. Pasti pada ngehujat nggak jadi memuji", ungkapnya dalam hati.

"Ah hyung", kata Ren sambil berlari ke salah satu pria dengan seragam yang sama dengannya.

Jisoo yang saat itu hampir melewati gerbang sekolah hanya melihatnya dari kejauhan. Ia melihat Ren yang nampak bahagia bertemu dengan temannya. Bahkan keduanya nampak mesra layaknya kakak adik.

"Oh itu hyung nya ya? Dari seragamnya, sepertinya itu anak kelas 3", kata Jisoo menggerutu.

Tak lama Ken tiba-tiba melewatinya. Jisoo yang melihat hal itu berusaha untuk memanggilnya, namun ia teringat akan kata-kata Ken di dalam kelas tadi. Jadi ia mengurungkan niatnya dan hanya mengikuti Ken dari belakang. Ken yang menyadari hal itu langsung menghentikan langkahnya membuat Jisoo ikut berhenti.

"Kenapa ngikutin?", katanya ketus.

"Sebenarnya...".

"Aku masih belum bisa menerimamu. Jadi pura-puralah tidak mengenalku. Itu akan lebih baik", kata Ken sambil melanjutkan langkahnya.

"Bukan itu", kata Jisoo langsung menghentikan langkah Ken. "Aku tidak membawa uang, maukah kau meminjamkan beberapa won padaku".

Tapi Ken hanya cuek dan mengenakan headsetnya. Namun tetap saja, ia tidak tega melihat Jisoo seperti itu. Ia langsung melemparkan sebuah dompet kepada Jisoo. Jisoo yang baru mengetahuinya langsung berusaha menangkapnya.

"Bukankah itu cukup untuk membawamu pulang?".

Jisoo hanya melihat dompet itu dengan bahagia. "Aku akan mengembalikannya setelah sampai di rumah", katanya bersemangat pada Ken yang sudah berjalan jauh darinya. Jisoo membuka dompet itu dengan perasaan yakin bahwa kali ini tidak akan berhutang lagi pada orang. Tapi apa, ia malah dibuat kaget oleh isinya.

"Apa-apaan si Ken ini. Masak isinya hanya 10 won. Mana cukup buat naik bus. Dikasihin ke pengemis aja paling ditolak. Dih selain songong juga pelit ternyata Si Ken". 

"Eh tapi tunggu...", kata Jisoo sambil melihat sebuah kartu terselip. Rupanya Ken sengaja memberikan kartu bus beserta dompetnya kepada Jisoo agar kartu itu tidak tertiup angin saat ia melemparkannya..

Jisoo pergi menaiki bus. Namun di tengah jalan ia tanpa sengaja melihat Ren tengah bersama temannya masuk ke sebuah ruang karaoke. "Kenapa dia masuk ke tempat seperti itu pulang sekolah begini? AKu doain ketahuan guru biar dikecal. Biar nggak songong lagi", ungkapnya lirih.

Jisoo sampai di rumah dan selesai mengganti bajunya. Tak lama ia melihat Ken masuk melewati gerbang rumah. Segera ia turun dari lantai atas membawa dompet Ken untuk mengembalikannya. Ketika membuka pintu, Ken sudah berdiri di depannya dnegan keringat bercucuran karena kepanasan. Bahkan baju Ken terlihat basah.

"Apa kau tadi jalan kaki?"

Bukannya menjawab, Ken hanya melirik ke arah Jisoo dan langsung mengambil dompet di tangan Jisoo dengan paksa sambil melewatinya dan masuk ke dalam rumah. Bahkan ia menyenggol bahu Jisoo dengan sengaja.

"Jadi dia rela jalan kaki demi aku?", kata Jisoo dalam hati sambil melihat punggung Ken yang sudah meninggalkannya menaiki tangga.

BEING NORMALWhere stories live. Discover now