Ep 9

33 2 0
                                    

"Kerom (tentu), aku akan memberikan kesempatan untuk mengenal lebih dalam siapa dirimu. Aku harap kau tidak akan mengecewakannku dan penilaianku terhadapmu bisa berubah", jawab Kai.

Kata-kata itu membuat Jisoo merasa bahagia sekali mendengarnya, seakan baru saja memenangkan sebuah lomba. Setidaknya sekarang ia sudah selangkah lebih dekat dengan Kai.

"Hyung, bolehkan aku membantumu memasak? Kebetulan aku juga lapar".

"Aku tidak tahu bahwa kau akan bertindak secepat ini. Baiklah", kata Kai sambil tersenyum malu. Dan malam itu menjadi hari pertamanya berbicara dengan Kai.

"Hemm,,, makanan ini sangat enak hyung! Ahh rupanya kau sangat ahli memasak", kataku. Tapi Kai hyung hanya tersenyum.

"Kau itu, sekali diberi kesempatan langsung banyak berkomentar dan melakukan banyak hal", kata Kai membuatnya tersenyum malu.

"Lalu, kenapa kau tidak sekolah memasak hyung? Kenapa kau harus mengambil sekolah bisnis?".

Mendengar itu Kai langsung meletakkan sendoknya dan menaruh piringnya ke dalam westafel, lalu berjalan pergi menuju ke kamarnya.

"Ah,, hyung, apakah aku menyinggung perasaanmu? Aku minta maaf hyung", katanya menghentikan langkah Kai.

"Tenanglah, aku hanya tidak berselera makan saja", ungkap Kai sambil berlalu meninggalkannya pergi menuju ke adalam kamarnya.

"Apa ada yang salah dengan ucapanku? Padahal tadi Kai hyung nampak ingin segera menyelesaikan masakannya karena lapar, tapi tiba-tiba dia bilang tidak selera makan. Aneh!", katanya sambil terus melanjutkan makannya.

"Ahh akhirnya selesai mencuci semua peralatan. Pasti Kai hyung akan merasa senang melihat ini besok", katanya sambil mengelap tangannya yang basah dengan handuk. Tiba-tiba terdengar suara "brakk".

"Ooww kamsagiya, apa itu? Sepertinya dari arah kamar Ken. Apa dia terluka?", kata Jisoo sambil bergegas menuju ke kamar Ken. Namun pintu kamar Ken tertutup.

"Apa sebaiknya aku mengetuk dulu? Tapi pasti dia tidak akan membukanya. Dia itukan dingin sekali sikapnya".

"Tapi tunggu, tadi aku melihat seseorang berbaju hitam nan misterius lewat di depan rumah, jangan-jangan dia...". Aku tidak tahu mengapa pikiranku hanya dipenuhi dengan bayangan aneh. Tanpa pikir panjang Jisoo langsung membuka pintu kamar Ken.

"Ken kau...", tanyanya terputus saat melihat ada seseorang yang mengenakan jaket, topi dan masker hitam tersungkur di dekat cendela.

Ia tidak bisa berpikir apa-apa, ia hanya kaget dan langsung melihat ke arah cendela kamar Ken yang terbuka. Mengetahui hal itu Jisoo langsung berpikir, Kemungkinan dia adalah pria misterius yang kulihat tadi". Dengan sergap aku langsung mengambil payung di dekat pintu kamar Ken dan memukulkannya pada pria itu.

"Pergi kau pencuri. Berani-beraninya kau mencuri di rumah keluarga Kang", katanya sambil terus memukuli pria itu.

Lalu pria itu langsung menangkap payung itu dan mendorongnya ke tembok. Mata mereka bertemu satu sama lainnya. Jisoo berusaha melepaskan diri dari pria tinggi bertubuh bagus itu namun tidak bisa, pria itu memegang erat tangannya dan mendorong tubuhnya dengan kuat.

"Kai hyung,, Kriss hyung tolong ada pencuri", teriaknya yang otomatis membuat pria itu panik dan langsung membungkam mulutnya. Lalu sedetik kemudian pria itu membuka maskernya dan membuat Jisoo tak percaya.

"Ken... kau..", katanya kaget.

"Jangan masuk ke dalam kamarku tanpa seijinku. KAU MENGERTIIII!", kata Ken sambil berteriak ke arahku dan mulai melepaskan cengkramannya.

"Pergi dari sini! CEPAT!".

Jisoo tidak pernah mendengar Ken semarah itu, bahkan itu pertama kalianya ia membuatnya sangat ketakutan.

"Ta.. ta.. tapi Ken. Apa kau..".

Belum sempat menyelesaikan pertanyaannya, Ken langsung menyeret tangannya dan melemparkan tubuhnya ke luar dari kamarnya. Iapun hanya marah dan menutup pintunya dengan keras tepat di depan wajah Jisoo.

Hanya rasa bersalah yang menyelimuti hati dan pikirannya saat ini. Dengan perasaan menyesal ia kembali ke kamarnya dan masih tidak percaya, bahwa orang yang ia lihat tadi adalah Ken.

"Kenapa Ken bernampilan seperti itu? Dan kenapa ia masuk melewati cendela dan bukannya pintu? Apa yang dilakukannya?".

"Lah aku lupa. Aku kan ingin bertanya kepada Ken alamat sekolahnya. Duh...!" kataku sambil memegangi kepalanya. "Ah tidak penting, besokkan kita bisa berangkat bersama".

Pagi harinya Jisoo dan Kang bersaudara sarapan bersama. "Jisoo, ini hari pertamamu di sekolah. Semoga kau belajar dengan baik dan menemukan teman baru tanpa harus membuat masalah. Aku berharap kamu bisa jadi anak berprestasi tanpa harus membuat nama keluarga Kang malu. Kamu masih ingat kan kesalahanmu di futsal kemarin?", kata Kriss sambil tersenyum sinis.

Jisoo hanya mengangguk mendengar ucapan Kriss yang begitu halus namun sangat alot untuk dicerna. Tak lama Ken berdiri dari kursinya dan menaruh piring makannya di westafel. Segera ia mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan semua anggota keluarga.

"Ken Zhu", panggil Kriss menghentikan langkah Ken. "Bukankah kau dan Jisoo ada di sekolah yang sama. Seharusnya kalian berangkat bersama".

"Ah iya,,, aku akan mengambil tasku", katanya sambil berdiri dari kursi dan segera mengembalikan piring makannya.

"Itu bukan urusanku. Kita hanya akur di dalam lapangan Kriss" kata Ken menghentikan langkah Jisoo yang akan menuju ke dapur. Kata-kata itu membuat Kriss langsung meletakkan sendok dan pisau yang sedari tadi dipegangnya. Lalu ia hanya tersenyum sambil kembali melanjutkan makannya.

Melihat sikap Ken, Jisoo berpikir jika Ken mungkin masih marah kepadanya karena kejadian semalam. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, karena yang bisa ia lakukan saat ini adalah segera pergi ke sekolah untuk berbicara dengannya baik-baik.

Segera setelah membereskan makannya, Jisoo bergegas menuju ke pintu depan untuk mengenakan sepatu. Lalu saat tengah menalikan tali sepatu, tiba-tiba...

"Aku akan mengantarmu", kata Kai yang muncul dari dalam rumah.

"Ahh,, tidak hyung".

"Taraa,,, aku punya GPS yang akan mengantarku", katanya sambil mengeluarkan ponselnya.

"Baiklah. Jangan menyerah dengan Ken, dia memang sulit dikendalikan", kata Kai sambil berlalu pergi menuju ke mobilnya. Jisoo tersenyum dan melambaikan tangan untuk mengantar hyungnya itu pergi bekerja.

"Tuan Jisoo, silahkan naik ke dalam mobil. Saya akan mengantar anda", kata seorang sopir padanya saat melewati teras depan.

"Apakah Ken sudah sampai di sekolah?".

"Saya tidak tahu tuan. Tuan Ken tidak pernah mau diantarkan ke sekolah. Ia selalu pergi sendiri mengendarai bus".

"Ouw,,, kalau begitu aku juga akan pergi mengendari bus saja".

"Baiklah tuan", kata supir itu sambil melihat Jisoo pergi melewatinya.

Dont forget to voment readers! Happy reading

BEING NORMALWhere stories live. Discover now