Ep 4

98 6 0
                                    

Usai adegan ibu dan anak, nona Kang melepaskan pelukannya dari Jisoo dan mengajaknya ke kamarnya. Dengan perasaan takut Jisoo hanya mengikutinya saja. Kemudian sebuah almari dibuka dan dikelarkan sebuah baju. 

"Ken,,, lihat ini. Mama sudah membelikanmu baju baru. Dan ini..", kata nona Kang sambil menunjukkan dua baju lainnya. "Ini adalah baju untuk kedua kakakmu. Pasti kalian akan terlihat tampan dengan mengenakan baju ini".

Jisoo yang ketakutan hanya tersenyum pada mamanya itu tanpa berani berkata apa-apa. Kemudian mama menyuruhnya untuk mengenakan baju itu. "Coba kenakan baju ini, ini pasti sangat cocok denganmu". 

"Tapi bagaimana bisa aku mengenakan baju laki-laki? Sedangkan aku adalah perempuan", katanya dalam hati.

"Ma.. aku nggak bisa mengenakan ini", katanya. 

Seketika mama langsung memandangnya sinis. "Apa kamu tidak suka? Apa mama membuat pilihan yang salah?", kata mama sambil menampilkan raut wajah murung. Hal itu membuat Jisoo tidak tega melihatnya seperti ini.

Lagipula tidak masalah juga untuknya menyenangkan hati mama tirinya itu. Mungkin dengan begini, Nona Kang yang selama ini ia panggil mama bisa segera keluar dari depresinya. Terlebih selama berada di kamarnya ia mungkin bisa mencari sesuatu yang bisa mengarahkanku kepada seseorang yang bernama Ken itu.

Akhirnya kesempatan terbuka lebar untuk Jisoo. Usai nona Kang keluar, ia langsung membuka laci dan lemari, bahkan mencari hingga keseluruhan ruangan untuk menemukan petunjuk. Sayangnya ia tidak menemukan apa-apa. Sampai pada akhirnya ia membuka koper milik mamanya itu dan menemukan sebuah buku telepon. Namun disaat yang bersamaan mama memanggilnya.

"Ken, apa bajunya muat?". 

"Iya Ma,,, Aku akan segera keluar". 

Kemudian Jisoo segera mengganti pakaiannya dengan pakaian yang diberikan oleh mama. Ia memandang ke cermin dan mulai terdiam melihat dirinya sendiri. 

"Bagaimana bisa, bagaimana bisa aku berubah seperti ini. Rambut panjang biasanya aku sisir setiap hari, kini telah menjadi pendek. Bahkan wajahku sudah tak secantik dulu. Aku terlihat seperti anak lelaki dengan wajah manis dan cantik", katanya pada diri sendiri.

"Apalagi dibalik kemeja yang mama berikan, aku seperti tidak melihat diriku sendiri. Akupun berpikir, apakah ini yang membuat mama bersikap baik kepadaku? Apakah penampilanku terlihat mirip dengan anak bernama Ken itu?", tambahnya.

Ia hanya menyimpan semua pertanyaan itu dan segera menemui mamanya. Dengan perasaan takut ia memberanikan diri untuk berdiri di depannya. Mamanya berdiri dan mengangkat tangannya. Hal itu membuat Jisoo ketakutan dan berusaha menghindar. Ia berpikir jika ibu tirinya itu akan kembali memukulinya seperti biasa. 

Tapi ternyata tidak. Mama hanya mengelus rambutnya dan berkata, "Kamu tampan seperti ayahmu". Lalu mama menarik tangannya dan memintanya untuk duduk. Wanita itu rupanya menyuruhnya untuk menemaninya menonton tv, sampai ia tertidur.

Jisoo memandangi wajah mamanya yang terlihat tertidur pulas. Baru kali ini ia melihat nona Kang tersenyum bahagia kepadanya. Bahkan ia nampak seperti ibu yang sangat menyayangi anaknya. Ia berpikir, mungkin nona Kang begitu rindu dengan ketiga putranya.

Mengingat hal itu, ia langsung teringat dengan buku telfon yang diambilnya tadi. Jisoo segera menuju ke kamar dan mencari tahu apakah di dalam buku itu ada seorang anak bernama Ken. Tiap lembar buku itu ia buka dan mencari nama itu.

Sampai akhirnya pada halaman 15 ia menemukannya. Hanya melihat sebuah nama dan nomor telfon saja sudah membuat remaja cantik itu merasa senang bak bertemu dengan idolanya. 

"Daengida! (syukurlah)", katanya sambil tersenyum. "Aku akan segera menghubunginya. Tapi tunggu... aku merasa tidak enak. Sebaiknya aku mandi dulu sebelum menghubunginya".

Segera Jisoo menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan segera mengganti celana yang ia kenakan tadi dengan setelan rok dan blouse. Iapun keluar dari kamar mandi sambil menutupi rambut pendek yang telah ia bersihkan dengan handuk. Tidak lupa ia kembali merapikan baju pemberian mama yang dikenakanyan untuk nantinya dikembalikan.

Itu adalah hari pertamanya merasa bahagia bersama mama, meski bukan sesuatu yang menggembirakan. Tiba-tiba ia merasa haus dan segera pergi menuju ke dapur untuk mengambil minum. Sesekali ia melihat ke arah mamanya yang nampak kelelahan dan segera mengambilkannya selimut.

Dengan membawa selimut yang tebal, Jisoo menutupi tubuh yang nampak lemah itu dengan pelan dan mengelus wajahnya yang sudah mulai keriput. Tiba-tiba mamanya terbangun. Jisoo tersenyum, namun mama malah memberikan ekspresi yang berbeda lagi. 

"Siapa kamu? Apakah kamu anak perempuan itu?", teriak mama.


Segala bentuk dukungan baik komentar positif dan negatif adalah imbalan terindah untuk pengembangan karya ini ke depannya. Dan satu like adalah kado terbaik. Jangan lupa like dan koment ya yorobun!! Ghamshahamnida & happy reading ! ^_^

Masukkan juga di perpustakaan kalian agar bisa terus simak update cerita selanjutnya!.

BEING NORMALWhere stories live. Discover now