Ep 15

12 2 0
                                    

"Hish,, ingin kuhajar saja anak sombong itu", kata Ren yang masih menggerutu pada Ken.

"Ya,, sudah-sudah. Ini..", kata Jisoo sambil menyerahkan sebuah buku pada Ren.

"Apa ini?".

"Ini buku catatan milikku. Aku sudah menyalin beberapa catatan penting dari teman sekelas mengenai pelajaran apa saja yang sudah aku lewatkan. Jadi kamu boleh meminjamnya".

Namun Ren hanya melihatnya. Ia tidak menyangka jika anak yang duduk di sampingnya itu lebih kreatif daripada dirinya. Bahkan dengan baik hati meminjamkan buku catatan yang sudah susah payah dibuatnya.

"Baiklah,, jika kamu memaksa maka aku,,", secara diam-diam Ren yang terlihat ogah-ogahan mencoba melirik ke arah buku dan mengarahkan jari telunjuknya. Ia mencoba menggunakan jarinya berusaha mengambil buku itu dengan pelan. Namun secara cepat Jisoo mengambil bukunya.

"Yaa,,, aku tidak memaksamu. Jika tidak mau ya sudah", kata Jisoo menggoda Ren dan mengangkat buku itu ke depan wajah Ren. Ren yang tak mau kalah langsung menyabet buku itu.

"Iya,, iya,, aku yang meminjamnya. Puas,,,", katanya ketus membuat Jisoo tertawa melihat Ren yang malu tapi mau.

Kringgg,, akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Usai berpisah dengan beberapa temannya di gerbang, tiba-tiba Jisoo melihat Ken yang terlihat pulang dengan berjalan kaki. Tak mau pikir panjang, iapun langsung mengikutinya dari belakang.

Hingga aampai pada sebuah gang, Ken yang menyadari bahwa ia diikuti sedari tadi langsung saja berhenti. Ia mencopot headphone yang dikenakannya dan mulai melirik ke belakang.

"Untuk apa kau mengikutiku? Bukankah aku sudah bilang jika kita tidak saling mengenal?".

"Arasseo (iya). Tapi ini sudah jam pulang sekolah".

"Katakan saja apa maumu".

"Aku,, aku,,,", kata Jisoo yang merasa sedikit takut untuk berbicara dengan pria jenjang di depannya.

"Baiklah, aku akan pergi jika tidak ada yang kamu katakan".

"Tunggu".

"Aku hanya ingin mengatakan, seharusnya kamu tidak bersikap seperti itu kepada temanmu di sekolah. Setidaknya katakan jika kamu tidak memiliki buku catatan kalau kamu memang tidak bisa meminjamkannya".

"Mongga (Maksudmu)?".

"Pantas saja kau tidak memiliki teman dan selalu sendirian di sekolah bahkan di rumah. Karena sikapmu itu terlalu di..", kata-kata Jisoo terhenti saat Ken datang ke depannya dan mendekatkan wajahnya secara tiba-tiba.

"Urus saja urusanmu sendiri", ungkap Ken berbisik sambil berbalik dan meninggalkan Jisoo dengan langkah yang begitu cepat.

Jisoo yang masih syok hanya bisa memegangi dadanya yang tiba-tiba berdegup kencang saat Ken tiba-tiba mendekat. Ia tak menyangka jika hal sederhana itu membuat tubuhnya lemas. Kakinya yang tidak bisa lagi menahan berat badannya membuat wanita berpotongan cepak itu terduduk lemah di pinggir gang. Nafasnya masih belum stabil. Ia sama sekali tidak menyangka jika ia bisa melihat Ken sedekat itu.

Berselang beberapa menit, tiba-tiba terdengar lagu blackpink "Boy with Luv" dari ponsel miliknya. Jisoo segera mengeluarkannya dari dalam tas punggungnya dan perasaannya langsung berubah bahagia saat membaca nama Kriss di layar 4 inchi itu.

"Kriss hyung,,".

"Oh,, ada apa tiba-tiba kau tiba-tiba mengirimkan pesan padaku".

"Ada hal yang ingin aku tanyakan padamu".

"Aku sedang ada urusan di Busan. Temui aku besok di kantor sepulang sekolah".

"Yee, Ghamsa,,,"

Tut..tut... Tiba-tiba Kriss langsung menutup panggilannya sebelum Jisoo selesai bicara. Hal itu membuatnya Jisoo sangat jengkel dan ingin membanting ponselnya, namun ia mengurungkannya.

"Eh,, kenapa aku harus membanting ponsel ini. Kan aku kesalnya sama Kriss hyung bukan sama ponsel. Lagian ini ponsel milik keluarga Kang, bahkan aku belum punya uang untuk menggantinya".

Usai itu Jisoo berdiri dan membersihkan seragamnya dari butiran-butiran pasir yang menempel di celananya. Segera ia merapikan seragamnya dan bergegas pergi meninggalkan gang itu.

"Huh,,, aku bosan di rumah. Lagi pula meski ada Ken, tapi tetap saja rasanya seperti tinggal sendirian di rumah. Dasar si dingin itu,,,", kata Jisoo kesal yang berjalan sendirian di trotoar sambil meremas sebuah kertas di tangannya.

"Aha,, aku tahu harus pergi kemana", ucapnya sambil berlari menuju ke suatu tempat.


1 jam kemudian....

"Ghamsahamnida ajussi (terima kasih paman)", ucap Jisoo sambil membungkukkan badan ke arah petugas pembuatan kartu pembayaran bus.

"Akhirnya aku memilikimu. Heii kartuku", ucapnya bahagia menatap ke arah kartu itu sambil terus menuruni anak tangga di depannya.

Lalu tanpa sengaja Jisoo melihat dua orang yang nampak tidak asing, sedang bertengkar di trotoar depan kantor tersebut.

"Oh,,, sepertinya aku mengenali mereka.", ucapnya sambil memicingkan matanya untuk melihat dengan jelas orang yang berjarak 100 meter dari tempatnya berdiri.

"Majayo (benar). Itukan Ren dan kakak kelas itu. Tapi kenapa mereka terlihat sedang bertengkar? Kenapa kakak itu memarahi Ken", kata Jisoo sambil mencoba berpikir untuk mencari alasannya.

"Ahh,,, apa karena masalah tadi di kelas? Karena Ren tidak mendapatkan pinjaman buku untuk mengejar pelajaran yang tertinggal? Bisa jadi sih. Tapi kan aku sudah meminjamkannya catatan milikku".

"Apa sebaiknya aku membantunya menjelaskan kepada kakanya ya?", kata Jisoo sambil berjalan mendekati keduanya. Namun secara tiba-tiba kedua pria beranjak pergi meninggalkan tempat itu.

"Oh,, kemana mereka?", ungkapnya sambil berlari mengejar keduanya.

Tibalah di sebuah gang. Jisoo yang melihat keduanya sedang bicara serius merasa tidak enak untuk mendekat. Akhirnya ia memutuskan untuk bersembunyi di salah satu sisi gang tersebut.

"Weyo (kenapa),,, mereka terlihat begitu serius", kata Jisoo sambil terus mengamati keduanya.

Lalu sedetik kemudian, "Hah...", Jisoo tiba-tiba kaget dan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Ya,,, ia tidak menyangka jika pria yang dianggap kakak Ren itu tiba-tiba menampar wajah kiri Ren dengan begitu keras. Hingga teman satu kelasnya itu jatuh tersungkur ke lantai.

"Mwo (apa),, kenapa dia bisa begitu kasar dengan Ren?".

Jisoo yang masih dipenuhi oleh beragam pertanyaan di kepalanya tiba-tiba memicingkan pandangannya. Ia terlihat begitu penasaran saat melihat kakak kelas itu tiba-tiba menghampiri Ren dan memeluknya usai membuatnya seperti itu.

Bahkan kakak kelas itu membantu Ren berdiri. Keduanya terlihat kembali membicarakan hal yang serius. Dan secara tiba-tiba kakak kelas itu mencium pipi Ren. Jisoo yang melihat hal itu langsung terbelalak dan membalikkan badannya. Ia tidak percaya jika kakak kelas itu mencium temannya, meskipun mereka memiliki hubungan darah sekalipun.


Happy reading yeorobun!

BEING NORMALWhere stories live. Discover now