Anda dapat saja meminta orang lain melakukan apa yang anda inginkan dengan melakukan tekanan pada mereka (dari intimidasi psiskis sampai dengan fisik). Tapi metode-metode kejam ini sudah lama sekali tidak diharapkan bereaksi. Satu-satunya cara yang menggerakkan anda melakukan apapun adalah dengan memberi anda apa yang anda inginkan.
Apa yang sebenarnya kita inginkan? Freud merumuskan bahwa segala hal yang kita lakukan berasal dari dua desakan: hasrat seksual dan hasrat untuk menjadi besar. John Dewey merumuskan desakan yang paling besar dalam sifat manusia sebagai “Hasrat untuk menjadi penting”. Bahkan hasrat ini merupakan hal yang paling sulit untuk dipuaskan ketimbang : Kesehatan dan pemeliharaan kehidupan, Makanan, Tidur, Uang atau benda-benda yang dapat dibeli dengan uang, kehidupan di alam baka, kepuasan seksual, atau kesejahteraan anak-anak kita.
Sekali lagi, kebutuhan untuk dihargai menjadi menjadi prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia. Hasrat inilah yang menjadi pembeda nyata antara manusia dengan binatang. Jika hasrat ini tidak ada, maka perkembangan peradaban mustahil bisa terjadi. Hasrat inilah yang telah mengantarkan Lincoln (seorang pelayan took tak berpendidikan) untuk menjadi tokoh penting pada masanya. Hasrat itu pula yang memungkinkan anda ingin mengenakan pakaian gaya mutakhir, mengendarai mobil terbaru, dan berbicara tentang anak-anak anda yang brilian.
Manusia kadang menjadi cacat dalam usahanya memperoleh simpati dan perhatian, dan mendapatkan perasaan penting. Ny. Mc Kinley memperoleh perasaan penting dengan cara memaksa suaminya, Presiden Amerika, untuk mengabaikan urusan-urusan penting saat tidur atau ketika berobat di dokter Gigi. Beberapa bukti menyatakan bahwa manusia bisa benar-benar menjadi gila dalam usahanya mendapatkan perasaan penting, ketika mereka merasa diabaikan dalam dunia nyata yang kejam ini.
Charles Schwab bahkan dibayar mahal oleh sebuah industri baja karena kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme dalam diri orang lain. Caranya mengembangkan hal terbaik dalam diri seseorang adalah dengan menghargai dan mendorong semangatnya. Dia tidak mengkritik siapa pun, bahkan cenderung suka memberikan penghargaan. Kalau dia menyukai sesuatu, maka ia akan dengan sepenuh hati dalam penerimaan dan royal dalam memberikan pujian.
Kita member makanan untuk tubuh anak-anak, kawan-kawan, juga pegawai kita, tapi betapa jarangnya kita member makan untuk harga diri mereka. Kita lalai member kata-kata penghargaan yang akan bergema merdu dalam ingatan mereka selama bertahun-tahun.
Lantas apa beda penghargaan dan sanjungan? Penghargaan tulus, sanjungan tidak; penghargaan berasal dari hati, sanjungan berasal dari gigi. Dalam jangka panjang, sanjungan akan memberikan kerugian dibandingkan kebaikan, sama halnya dengan memalsukan uang yang akan mendatangkan masalah tatkala anda memberikannya pada orang lain.
Dimanakah letak ketulusan penghargaan? Jika kita meyakini bahwa selalu ada kebaikan dalam diri seseorang, fokuslah pada hal itu, dan kembangkanlah.Penghargaan atas kebaikan tersebut akan membuat orang itu melakukan hal-hal tebaik dalam dirinya sepanjang waktu. Berhentilah dengan apa yang akan kita capai, berhentilah dengan keinginan-keinginan kita. Mari kita coba temukan hal baik dalam diri orang lain, hargailah hal itu.