Three : It's a Long Day (1)

716 24 6
                                    

Ting-tong! Alexa menekan bel. Bi Ijah, pembantu rumah tangga keluarga Alexa membukakan pintu.

"Udah pulang, non?" Tanya Bi Ijah pada Alexa.

"Iya, Bi. Assalammualaikum."

"Eh, iya. Waalaikumussalam. Tuan mana, non?" Tanya Bi Ijah melihat Alexa sendirian.

"Balik ke kantor. Mama mana, bi?"

"Oh, nyonya sedang ke café, non. Ada yang musti diurus katanya."

Ibunda Alexa sangat suka memasak sejak muda. Berangkat dari hobinya itu, Anna, ibunda Alexa mulai serius menekuni bidang kuliner. Dan kini ia berhasil mendirikan sebuah café yang cukup terkenal.

"Oh, ya udah. Alexa masuk kamar dulu ya, Bi."

"Baik, non. Non Alexa mau dibuatin apa?"

"Gak papa. Nanti saya turun aja."

"Baik, non."

Alexa kemudian naik menuju kamarnya. Ia menyimpan tasnya dengan rapi. Seperti kata Bayu, Alexa adalah anak yang perfeksionis, walau tidak parah.

Dinding kamar Alexa dicat warna biru muda. Tidak ada poster-poster idola seperti remaja pada umumnya. Di dinding kamarnya justru tergantung sepasang pedang anggar miliknya. Selain itu, terdapat banyak piagam serta sertifikat yang pernah Alexa raih tertempel di salah satu sisi dinding.

Di samping kanan tempat tidur terdapat meja belajar dengan beberapa buku yang tersusun rapi. Terpasang pula dua buah foto dalam bingkai di meja tersebut. Salah satunya adalah foto Alexa bersama Rissa saat taman kanak-kanak, dan yang satu lagi adalah foto Alexa bersama kedua orang tua dan kakak laki-lakinya. Kakak laki-laki Alexa kini sedang berkuliah di luar negeri. S1-nya ia selesaikan di New York, Amerika. Ia lalu memeroleh beasiswa untuk melanjutkan S2-nya di Seoul, Korea Selatan.

Ada juga lemari buku yang tertata rapi. Alexa sengaja menatanya sesuai dengan kebutuhan. Buku-buku komik, buku-buku pelajaran, novel, buku-buku bacaan non-akademik, foto copyan, semua tersusun secara berurutan berdasarkan jenis dan abjad. Tidak ada yang berantakan.

Alexa segera melepas seragam sekolahnya. Ia mandi dan membersihkan diri. Setelah berganti baju, Alexa membaringkan tubuhnya di atas kasur.

"I'm tired. It's a long day." Kata Alexa. Ia lalu menutup matanya. Perlahan menuju dunia mimpi. Belum sempat dirinya tertidur, ponselnya berdering.

Ting!

Notifikasi ponsel Alexa berbunyi. Ada pesan masuk.

"Siapa?" Tanya Alexa pada dirinya sendiri sembari meraih ponselnya di atas meja dan membukanya.

Marissa Cornelia : Al, Al, Al, Al, Al, Al, Aaaaaaallllllllllll! (14.57)

Alexa Chynk © : Apa? (14.57)

Marissa Cornelia : Jalan, yuk! Yuk! Yuk! Yuk! Hehe... (14.58)

Alexa Chynk © : Males. (15.59)

Marissa Cornelia : Kok gitchu, siiihhhh?? Syedih akutu. TT (14.59)

Alexa Chynk © : . (15.00)

Marissa Cornelia : Alexa, resek, ih! Masa' pesan gue cuma dibales pake tanda titik. Cuma sebiji lagi! (15.00)

Alexa Chynk © : Makanya, jangan lebay. (15.00)

Marissa Cornelia : Terserah, deh. Aku mah apa, atuh! Tapi ayok dong, Al! Gue lagi bad mood, nih. Suntuk di rumah sendirian. Ayo, dooonnggg!.... (15.01)

Alexa Chynk © : Gak. Ajak yang lain, gih. (15.03)

Marissa Cornelia : Alexxxaaaaaaaaaa....... Gue emang harus ngajak siapa lagi kalau bukan elo? Cuma elo satu-satunya sahabat gue yang paling gue sayang seantero jagat raya! © © © (15.04)

When the Ice Fall in Love [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang