"Al, lo dari mana aja, sih? Gue cariin dari tadi gak ketemu." Kata Rissa menghampiri Alexa yang tengah berjalan kembali menuju kelasnya.
"Perpus." Jawab Alexa singkat.
"Sudah kuduga. Lo gak punya destinasi lain gitu, selain perpus? Tiap hari kerjaannya ke perpus mulu. Gak bosen apa, Al?"
"Gak bosan, tuh."
"Gak ada urusan atau tujuan lain gitu? Ke taman kek, lapangan kek, kantin kek, atau toilet gitu?"
'Kalau ke taman baca, gue mau."
"Hadeuuuh, ya taman bermain dong, Alexa sayang! Masa taman bacaan? Males gila!"
"Oh, kirain."
"Hadeuh! Sabar Rissa, sabar! Makhluk di samping lo ini emang ajaib. Mau ke mana lo sekarang, Al?"
"Kelas."
"Ngapain? Belum bel masuk, lagi. Masih lama nih istirahatnya."
"Ya, terus?"
'Ke kantin, yuk! Gue traktir!"
"Ok."
~ ~ ~
Di kantin.
"Jadi gitu, Al. Masa iya gue yang udah kelas XII disuruh ikut jadi coordinator lomba fotografer itu? Sebenarnya gue mau-mau aja, sih. Tapi kan kita bentar lagi bakalan sibuk, ada PAS, US, UN, SNMPTN, SBMPTN, ngurusin ini-itu, keperluan kuliah, dan sebagainya. Ngerepotin banget!" Adu Rissa kepada Alexa sambil mengomel tentang pembina ekskulnya yang memberinya tugas.
Ya, sebelumnya Rissa tidak ada di kelas karena ia dipanggil untuk keperluan rapat dan perencanaan kegiatan tersebut.
"Kalau gitu bilang aja lo gak bisa." Alexa memberikan saran.
"Tapi gue gak enak sama bu Rani. Terus kasian juga sama junior gue yang kelas X dan XI. Mereka kan belum berpengalaman kayak gue. Jadi sebagai senior yang baik, gue harus mau membantu mereka, dong!"
"Ya udah. Ikut aja."
"Tapi kan gitu, Al? Bakalan repot banget gue!"
"Semerdeka, lo! Yang penting lo bahagia!" Ketus Alexa yang sedikit merasa kesal dengan tingkah Rissa. Jika ia memang merasa tidak sanggup, maka tolak saja baik-baik. Jika memang ingin ikut, ya ikut aja. Mengapa harus repot?
"Ya iya, sih. Tapi gue rada galau aja, gitu."
"Tapi, lo yakin bisa manage waktu lo? Secara bentar lagi kita bakal sibuk-sibuknya."
"Yakin! Gue udah bikin jadwal soalnya. Jadi begitu gue tinjau, ternyata waktunya pas, kok. Dan gue bisa fokus buat dua-duanya." Rissa meyakinkan dirinya, dan Alexa.
"Ya udah. Ikut aja. Asal ujian lo gak berantakan." Alexa member wejangan singkat kepada sahabatnya itu.
"Alexa!" Seorang pria memanggil Alexa. Alexa menoleh ke arah sumber suara.
"Woy, Alexa! Sohibku tercinta! Lama gak ketemu nih, kita. Kemana aja lo?" Sapa lelaki itu ketika berdiri di dekat Alexa dan Rissa.
"Di Indonesia." Jawab Alexa sekenanya.
"Ya elaahhh, masih aja dingin dia. Hai Riss, apa kabar?" Sapa lelaki itu kepada Rissa.
"Hai, Bang. Kabar baik gue." Jawab Rissa sembari tersenyum lebar dan melambaikan tangan.
"Bang, bang, emangnya gue abang tukang bakso apa? Resek lo!" Protes lelaki itu tak terima dengan panggilan Rissa.
"Emang bukan. Tapi gue suka aja manggil lo, Bang. Nama lo Bambang, kan?" Kata Rissa sambil nyengir tak berdosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
When the Ice Fall in Love [Selesai]
Teen Fiction[SEBAGIAN PARTS SUDAH DI-UNPUBLISH] Alexa Aurelia. Seorang siswi SMA yang berdarah campuran Amerika-Indonesia. Ia dikenal dengan julukan Ice Girl di sekolahnya. Namun ia memiliki banyak sekali penggemar yang berusaha dekat dengannya. Tapi tak ada sa...