Meja Andra langsung dikerubuni oleh teman-temannya. Tak terkecuali Rissa dan Bayu.
"Lo ngapain? Kok Alexa bilang lo ngeselin?" Bimo yang pertama kali mengajukan pertanyaan.
"Bagi resepnya, dong! Gimana cara lo bikin Alexa kesel? Gue juga mau coba!" Seru Bayu.
"Kalian kenapa, sih? Dari kemarin juga perasaan diem-dieman, deh! Berantemkah?" Sambung Grace.
"Masalah tugaskah? Atau ada masalah lain? Jangan-jangan kalian rebutan jabatan jadi Ketua Kelas, ya?" Tebak Ayu ngaco.
"Woy! Alexa lo apain?" Tanya Frisqy.
"Ya Allah, gak boleh gitu loh, bosque. Gak baik bikin cewek kesel. Apalagi ceweknya itu adalah Alexa, mampus tujuh turunan loe!"
"Lo udah pernah liat kemampuan bela diri Alexa, kan? Kok lo berani bikin dia kesel? Lo gak takut dihajar juga?" Timbrung Grace.
"Lo udah kena sleding, belom? Atau udah diplintir tangan lo? Kalau dismackdown?" Tanya Daffa antusias.
"Woy! Nanyanya satu-satu aja, keles!" Kata Sandra yang masih tetap duduk di kursinya sambil memperbaiki dandanannya.
Seluruh mata lalu tertuju padanya, namun Sandra tidak memedulikannya dan tetap sibuk berkutat dengan bedak dan pensil alisnya.
"Sudah kuduga! Lo emang dalang dari semua ini! Pantesan aja Alexa akhir-akhir ini aneh, gak kayak biasanya. Sahabat gue lo apain, hah!?" Tanya Rissa dengan tidak santai sambil bercakak pinggang. Perhatian lalu kembali terpusat kepada Andra.
Andra hanya terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Jujur saja, ia juga tidak tahu alasan Alexa merasa kesal padanya. Apa ia telah melakukan kesalahan? Tapi apa?
~ ~ ~
Alexa menepuk-nepuk dan membasahi wajahnya dengan air beberapa kali. Ia merasa ada yang aneh terhadap dirinya.
"Kok gua jadi alay gitu, sih? Tanyakan pada rumput yang bergoyang? Ha.ha. Lucu." Sinis Alexa pada dirinya sendiri saat sedang bercermin di toilet.
"Alexa Aurelia. Come on, it's not like you. Calm down, control yourself. It's not your business. Why are you so angry? Andra with Cindy, or anyone else, it's his own business. I don't care! Just focus on your study. And don't forget to make Steve be amazed because of you! Ok! Let's do it!"Alexa berusaha menyadarkan dirinya kembali. Ia merasa seperti dirinya sedang menjadi orang lain, tidak seperti dirinya biasanya. Sekali lagi, Alexa menepuk-nepuk wajahnya dan membilasnya dengan air. Ia lalu mengeringkannya dengan handuk dan segera kembali ke kelasnya.
Saat Alexa keluar dari toilet, ia berpapasan dengan seorang gadis yang membuat suasana hatinya memburuk. Ya, dia adalah Cindy.
Haaahh, dia lagi. Bikin unmood, aja. Keluh Alexa dalam hati. Alexa lalu melanjutkan langkahnya untuk kembali ke kelas. Namun tangannya ditahan oleh Cindy. Alexa lalu menoleh, menaikan alisnya.
"Hmm, gak apa-apa. Cuma mau nanya, lo sekelas sama Andra, kan? Andra ada di kelas, gak? Ada yang mau gue bicarain sama dia." Ucap Cindy kemudian. Tidak seperti saat pertama kali bertemu, nada bicaranya kali ini lebih santai dan sopan. Alexa cukup terkejut awalnya, namun ia kembali ke ekspresi datarnya dengan cepat. Ya, this is Alexa! Alexa is back!
Alexa tak segera menjawab, ia menatap tangan Cindy yang masih memegangi lengannya. Cindy segera paham dan melepaskannya.
"Ya. Ada." Jawab Alexa jujur.
"Hmm, lo kelas mana? XII apa lebih tepatnya?" Tanya Cindy lagi.
"IIS 1." Jawab Alexa singkat, padat dan jelas.
"Hmm, ok. Nanti gue mampir deh, buat nyariin Andra." Kata Cindy sekali lagi. Alexa tak menjawabnya, ia hanya mengangguk pelan dan langsung berjalan kembali ke kelasnya.
Dalam perjalanannya Alexa hanya menghela nafas sambil menepis rambutnya yang terjatuh menutupi mata. Sebenarnya Alexa sudah tak peduli bahkan tidak pernah mempermasalahkan sikap Cindy padanya saat pertama kali bertemu. Namun entah mengapa, ia malah justru merasa kesal kepada Andra, terlebih jika mengingat kejadian yang ia lihat di mall waktu itu. Namun kini ia sudah mengembalikan dirinya seperti semula, ia sudah tak mau ambil pusing akan masalah ini.
Alexa tiba di kelasnya. Saat ia memasuki ruang kelasnya, ia sudah melihat bahwa meja Andra tengah dikerumuni oleh teman-temannya yang tengah memberikan pertanyaan yang bertubi-tubi. Sedikit-banyak Alexa merasa menyesal, ini semua terjadi karena ulahnya. Andra pasti merasa bingung dan kewalahan sekarang.
"Oy! Bubar, gih! Pak Bambang sedang menuju ke sini." Kata Alexa berusaha membebaskan Andra dari penjara manusia yang tengah mengelilinginya.
Tanpa banyak tanya, teman-temannya langsung bubar, menuruti instruksi Alexa. Termasuk juga Rissa. Mereka juga sangat mengenal pak Bambang, salah satu guru killer yang sangat ditakuti dan disegani di sekolah mereka, namun beliau sebenarnya baik hati dan siap membantu para siswa. Hanya saja, tampangnya memang menakutkan, membuat para siswa menjadi segan padanya.
Walaupun sebenarnya, Bayu dan yang lainnya masih memiliki banyak sekali pertanyaan untuk ditanyakan, baik kepada Andra maupun Alexa sendiri. Namun mereka mengurungkan dan memendam rasa penasaran itu, setidaknya untuk sementara ini.
Alexa kemudian lanjut melangkah, saat berada tepat di hadapan tempat duduk Andra dan Bayu, Alexa menatap Andra. Kembali datar seperti biasanya.
"Sorry." Kata Alexa singkat kemudian langsung duduk di tempatnya. Andra hanya menatapnya lalu tersenyum canggung sekaligus bingung. Sedangkan di samping Andra, Bayu hanya melongo tak mengerti apa yang terjadi.
"Beneran, Alexa udah ketularan Rissa. Jadi moddy-an gitu orangnya. Cewek emang nyeremin! Hiiiy!" Kata Bayu sambil mengedikkan bahunya, seolah-olah tengah merasa ngeri akan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
When the Ice Fall in Love [Selesai]
Novela Juvenil[SEBAGIAN PARTS SUDAH DI-UNPUBLISH] Alexa Aurelia. Seorang siswi SMA yang berdarah campuran Amerika-Indonesia. Ia dikenal dengan julukan Ice Girl di sekolahnya. Namun ia memiliki banyak sekali penggemar yang berusaha dekat dengannya. Tapi tak ada sa...