Empat hari berlalu. Bayu dan Rissa belum berbaikan. Keduanya masih diam-diaman satu sama lain. Alexa sudah meminta keduanya untuk berbaikan, namun mereka tetap bersikap demikian. Alexa tak bisa dan tak mau memaksakan kehendaknya pada kedua temannya itu. Alexa berpikir untuk membiarkan keduanya berbaikan atas kemauan dan keputusan mereka sendiri.
Unfortunatelly, Bayu dan Rissa tergabung dalam satu kelompok untuk tugas Ekonomi. Alexa kini menjadi semakin geram dengan tingkah keduanya.
Saat istirahat pertama.
"Al, tolong kasih tahu ke teman sebangkunya Andra kalau bagian dia harus diperbaiki, karena beberapa materi masih belum dibahas dan ada yang sebenarnya gak perlu dibahas tapi malah dibahas. Jadi butuh perbaikan." Kata Rissa pada Alexa yang duduk di sampingnya. Rissa menunjukan ekpresi kesal yang menggemaskan.
"Males. Ngomong sendiri, gih. Posisi duduk kamu lebih dekat." Jawab Alexa.
"Al, please." Rissa memasang muka memelas. Ia memanyunkan bibirnya.
Alexa menghela nafas, ia bangkit dan menghampiri Andra serta Bayu di kursinya.
"Bayu, bagian lo harus direvisi, banyak materi yang masih keliru." Kata Alexa.
"Al, bilang ke temen sebangku lo, ini juga lagi gue kerjain. Dia udah ngasih tahu gue lima kali. Gue gak budek, dan gue gak pikun." Jawab Bayu sambil memperbaiki posisi kacamatanya. Ia lalu membuang muka ke arah lain.
"Resek." Alexa kemudian berbalik dan menyampaikan sesuai dengan apa yang Bayu katakan pada Rissa.
"Al, bilang ke dia kalo itu kudu' diselesaiin sebelum minggu depan. Kalo gak awas aja!" Rissa menyuruh Alexa kembali menyampaikan pesannya pada Bayu. Padahal Bayu sendiri dapat mendengar itu karena Rissa mengucapkannya dengan lantang.
"Yaaaaahhh, mulai lagi, deh!" Keluh Dwi.
"Itu mereka betah amat bertingkah kayak gitu. Kayak anak kecil aja. Ampun, deh!" Sahut Grace.
Teman-temannya yang lain hanya menghela nafas dan merasa lucu dengan tingkah Bayu dan Rissa. Mereka tidak mau berbicara satu sama lain, malah menjadikan Alexa sebagai kurir penyampai pesan.
Ice girl kok polos? Ada-ada aja. Imut. Andra hanya tersenyum, dalam benaknya ia merasa Alexa itu imut.
"STOP IT! Both of you, follow me! Right now!" Alexa memukul meja dengan cukup keras. Sambil menunjuk Bayu dan Rissa bergantian. Teman-temannya, termasuk Bayu dan Rissa terdiam. Alexa lalu melangkah keluar. Rissa dan Bayu mengikutinya dari belakang.
Bimo, Radith, Grace, dan beberapa anak lainnya menebak Alexa akan membawa mereka ke belakang gedung kelasnya. Banar saja, kini mereka bertiga di sana. Beberapa anak memerhatikan mereka melalui jendela dari atas. Ya, ruang kelas mereka ada di lantai dua.
"Tell me, what do you really want? Both of you." Ucap Alexa sesaat setelah sampai di belakang kelas. Ia tetap pada ekspresi datarnya dan nada bicaranya yang dingin.
Bayu dan Rissa hanya terdiam. Alexa kesal.
"Hey, do you guys wanna die?" Alexa menyilangkan tangannya di dada, ia menatap tajam pada Rissa dan Bayu.
Bayu dan Rissa merasa terintimidasi dengan tatapan itu.
"GAK!" Teriak Rissa dan Bayu spontan secara bersamaan.
"Ngapain lo ikut-ikutan? Itukan perkataan gue! Dasar taik kucing!" Rissa lalu mengumpat kesal pada Bayu.
"Gua gak ikut-ikutan! Namanya juga reflex! Dasar cewek tomat!" Bayu membalas dengan mengejek Rissa. Ia menamai Rissa 'cewek tomat' karena saat marah, Rissa akan mengembungkan pipinya dan pipinya akan memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
When the Ice Fall in Love [Selesai]
Teen Fiction[SEBAGIAN PARTS SUDAH DI-UNPUBLISH] Alexa Aurelia. Seorang siswi SMA yang berdarah campuran Amerika-Indonesia. Ia dikenal dengan julukan Ice Girl di sekolahnya. Namun ia memiliki banyak sekali penggemar yang berusaha dekat dengannya. Tapi tak ada sa...