Rissa berdiri tepat di depan Alexa yang tengah duduk di kursinya. Rissa menatap Alexa sambil menyilangkan tangannya di dada.
"Al, cerita ke gue. Lo kenapa?" Tanya Rissa sambil menunjuk kea rah Alexa.
Alexa yang sedari tadi hanya fokus pada buku yang tengah dibacanya sedikit mendongak, menatap Rissa datar.
Bukannya menjawab pertanyaan sahabatnya itu, Alexa hanya menaikan sebelah alisnya, sebagai tanda ia bertanya 'apa?'.
"Lo kenapa akhir-akhir ini? Lo berubah banget! Sumpah!" Tegas Rissa. Kali ini ia tidak lagi dapat menyembunyikan rasa penasarannya. Ia gagal ingin meniru sifat dingin dan tenang Alexa.
"Hn?" Alexa mengerang bingung.
"Lo jadi lebih jutek ke gue, lo juga jadi sering natap tajam. Terus, lo sering ngacangin gue. Kenapa coba?" Tutur Rissa menjelaskan.
"Kalo itu mah udah dari dulu kali, Riss. Emangnya kapan coba, Alexa yang senyum manis ke semua orang? Kapan coba Alexa yang ramah dan dengan senyuman lebar mengembang kalo lagi ngomong sama orang? Kapan? Coba kasih tahu gue kalau pernah!" Cerocos Bayu menantang Rissa. Ia langsung saja menyambar dan ikut dalam pembicaraan Rissa dengan Alexa setibanya di kelas. Andra mengekornya dari belakang.
"Eh, cicak! Lo ngapain ikut campur, hah!? Datang-datang main nyerocos aja, kayak rem bajaj yang blong!" Rutuk Rissa kesal.
"Sans aja, kaleeee. Gak usah ngegas, ngapa? Dasar cewek tomat!" Bayu balas mengejek Rissa.
Andra hanya terkekeh geli melihat tingkah kekanakan kedua insane di hadapannya. Ia lalu menatap Alexa. Ia tersenyum ramah.
Alexa membalas menatapnya tajam. Alexa lalu bangkit dan berjalan menjauh.
Lah? Dia kenapa? Tanya Andra dalam hati.
"Oy! Al! Mau ke mana?" Tanya Rissa heran.
"Perpus." Jawab Alexa datar, tanpa menoleh dan terus berjalan lurus ke depan.
Bayu dan Rissa saling bertatapan. Keduanya lalu menatap Andra dengan tatapan investigasi.
"Kenapa?" Tanya Andra bingung.
"Lo berantem sama Alexa, Ndra? Parah lo!" Tuduh Bayu.
"Lo ngapain? Kok Alexa bisa kesel segitunya? Sahabat gue lo apain, hah!?" Sambung Rissa sedikit memberi penekanan.
"Lah? Kok gue? Emangnya gue ngapain?" Andra terkejut. Bagaimana bisa kedua makhluk absurd di hadapannya kini malah menyalahkan dirinya atas sikap Alexa.
"Pasti gara-gara lo! Tadi Alexa natap lo tajam sebelum dia cabut! Lo pasti ngelakuin sesuatu yang bikin dia marah atau kesal! Ngaku, lo!" Tuduh Rissa.
"Lah? Bukannya Alexa emang gitu dari dulu, ya? Dia kan emang gitu ke semua orang, kok jadi nyalahin gue, sih? Dia itu ice girl, ingat?" Andra membela diri. Ia benar-benar tak tahu mengapa ia bisa disalahkan atas apa yang ia bahkan tidak ketahui.
"Iya, sih. Kalo itu gue gak bisa bantah, Riss. Alexa emang julukannya ice girl, kan?" Sahut Bayu sambil mengangguk menyetujui perkataan Andra.
"Iiiihh, tapi kali ini tuh beda. Lo berdua gak bakalan ngerti, deh. Gue juga gak ngerti gimana cara ngejelasinnya. Pokoknya, there must be something has happened. And it makes she mad. Yakin gue!" Rissa berusaha menjelaskan.
Andra dan Bayu benar-benar tidak mengerti. Bukan hal baru jika Alexa menatap dingin seseorang. Justeru jika Alexa membalas dengan ramah, itu adalah sesuatu hal yang perlu dipertanyakan.
~ ~ ~
Jam istirahat. Alexa melenggang lurus menuju perpustakaan. Rissa menatap punggung Alexa yang menjauh dengan penuh tanda tanya.
Ting! Tiba-tiba saja sebuah ide masuk dalam pikirannya.
"Bayu, Andra, ikut gue sekarang!" Titah Rissa sambil menarik tangan Bayu dan Andra.
"Eh? Kenapa? Kemana?" Tanya Andra terkejut.
"Woy! Apaa, dah? Ngapain sih narik-narik?" Bayu merasa kesal pada Rissa.
"Pokoknya ikut! Buruan!" Titah Rissa, sekali lagi.
Andra dan Bayu saling menatap, keduanya lalu akhirnya mengalah dan mengikuti Rissa.
Rissa berjalan mengendap-endap. Bayu maupun Andra bingung melihatnya.
"Lo ngapain sih, Riss? 'Kek maling jemuran aja, jalan ngendap-endap gitu." Protes Bayu.
"Ssssssttt!" Rissa hanya memberikannya isyarat agar diam dengan menempelkan jari telunjuknya di bibir. Bayu menghela nafas kesal.
"Tuh anak ke mana, sih? Kayak hantu aja, cepet banget ngilangnya!" Keluh Rissa kemudian. Ia kembali berjalan seperti biasa. Sosok yang dicarinya tidak dapat ia temukan.
"Siapa, emang?" tanya Bayu penasaran. Namun Rissa tak kunjung menjawab pertanyaannya.
"Alexa, ya? Mungkin ke perpus?" Celetuk Andra tiba-tiba.
Bayu dan Rissa menatapnya heran. Andra lebih terkejut.
"Kenapa?" Tanya Andra bingung.
"Good. Follow, me!" Titah Rissa pada Andra dan Bayu sambil dengan langkah cepat menuju perpustakaan.
Kan tadi Alexa udah bilang mau ke perpus. Dasar dua anak curut! Batin Andra kesal.
Andra dan Bayu hanya mengikuti dari belakang. Entah apa yang direncanakan oleh Rissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
When the Ice Fall in Love [Selesai]
Ficção Adolescente[SEBAGIAN PARTS SUDAH DI-UNPUBLISH] Alexa Aurelia. Seorang siswi SMA yang berdarah campuran Amerika-Indonesia. Ia dikenal dengan julukan Ice Girl di sekolahnya. Namun ia memiliki banyak sekali penggemar yang berusaha dekat dengannya. Tapi tak ada sa...