Boleh, gak? (2)

223 14 0
                                    

Doeng!

Kini Alexa, Rissa, Steve dan juga Andra duduk di sebuah café. Andra dengan sebuah topi yang ia beli dan langsung ia kenakan, Rissa sudah dengan tentengan paper bag di sampingnya, Steve dengan sebuah plastic yang berisi dua buah kemeja dan sepasang sepatu kets, serta Alexa dengan sebuah plastic yang berisi dua buah kaos lengan panjang yang masing-masing berwarna hitam dan coklat dengan tulisan berbahasa Inggris di bagian depan.

Mereka telah memesan makanan. Namun Alexa hanya meminum sebuah jus kotak di tangannya. Ia belum merasa lapar, ia akan makan nanti saja saat sudah merasa lapar, katanya.

Tanpa Andra sadari, Alexa beberapa kali fokus menatap Andra yang duduk di hadapannya dengan tatapan dan ekspresi yang sulit diartikan. Sepertinya ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Entahlah, karena itu adalah pikiran Alexa, sulit untuk bisa menebaknya.

Steve memerhatikan Alexa, ia tersenyum melihat adiknya itu. Lalu suatu waktu, Andra mendapati Alexayang tengah menatap dirinya. Tatapan mereka bertemu. Agar tidak canggung, Andra lalu mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum manis. Terlihat background berwarna pink seakan muncul di sekitarnya saat itu. Namun Alexa hanya menatapnya datar, ekspresinya tidak berubah. Ia tetap sibuk menghisap minumannya melalui sedotan dan tetap menatap Andra datar. Karena tingkah Alexa itu, justeru Andra yang merasa canggung dan salting sendiri. Ia lalu tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan perlahan mengalihkan pandangannya, berusaha mencari kesibukan dan segera menyuapkan makanannya ke mulut.

Sementara itu, Steve yang sedari tadi memerhatikan adiknya, Alexa, hanya tersenyum penuh arti. Sesekali ia berpura-pura batuk atau sekedar berdeham singkat untuk menahan tawanya agar tidak tiba-tiba keluar. Sementara itu, Rissa sibuk dengan acara makannya, dan tidak lupa ia memfoto dan memposting makanan tersebut ke akun sosmednya. Keempat orang yang kini tengah duduk dan makan bersama itu, terlihat berasal dari belahan bumi yang berbeda.

Mentari mulai terbenam. Warna indahnya sang senja mulai terlihat. Andra yang sempat ikut berjalan-jalan dengan Alexa cs sebelumnya pamit untuk segera pulang. Steve menawarkan diri untuk mengantarnya, namun Andra menolaknya dengan sopan, ia membawa sepeda motornya sendiri. Sementara iu, Rissa juga hendak pergi ke suatu tempat. Saat Alexa meminta untuk mengantarnya terlebih dahulu, Rissa menolak. Ia tak ingin merepotkan katanya. Selain itu, Rissa juga akan dijemput oleh sepupunya.

~ ~ ~

Malam harinya, di rumah Alexa. William, Anna dan Steve tengah duduk dan menonton TV di ruang keluarga. Mereka bercengkerama dan saling berbincang ria. Steve sudah memanggil Alexa dan mengajaknya untuk nonton bersama, namun Alexa menolak dengan alasan ada yang harus ia kerjakan. Steve yang tahu bahwa adiknya itu sudah kelas XII memaklumi. Ia paham bahwa pada saat-saat seperti ini siswa kelas XII harusnya memang lebih belajar untuk keperluan ujian dan pendaftaran ke universitas. Pasti ada banyak hal yang harus Alexa lakukan.

Steve lalu keluar dari kamar Alexa dan kembali menghampiri kedua orang tuanya.

Sementara itu, Alexa sedang pusing dan memutar otaknya. Ia sudah berusaha mencari jawabannya, namun ia tidak dapat menemukan jawaban dari pertanyaan yang ia buat sendiri. Alexa bahkan sampai men-search di internet.

Pencarian yang dilakukan Alexa yaitu : 

Apa itu cinta?

Apa itu jatuh cinta?

Mengapa manusia jatuh cinta?

Bagaimana manusia bisa jatuh cinta?

Apa tanda-tanda orang yang jatuh cinta?

Apa yang harus dilakukan saat jatuh cinta?

Mengapa cinta itu ada?

Menurut Wikipedia : Cinta adalah sebuah dari yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan dalam diri seseorang akibat faktor pembentuknya. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.

Selanjutnya, Apa itu jatuh cinta? : Studi yang dipimpin antropolog Helen Fisher dari Rutgers University yang merupakan salah satu ahli terkemuka di dasar biologis cinta ini mengungkap bahwa, otak manusia yang 'jatuh cinta' merupakan fase masa unik dalam dimana waktunya jelas dan ada 13 tanda untuk itu.

Pertama, dia orang spesial.

"Martabak juga ada yang spesial." Komentar Alexa membaca point pertama.

Kedua, dia sempurna.

"Kesempurnaan hanya milik Allah." Komentar Alexa lagi.

Ketiga, saya kacau!

"Masa sampai kacau? Rapikan, dong!" Alexa mulai sensi sendiri.

Keempat, mengatasi tantangan mendekatkan kami.

"Tantangan? Seperti?" 

Kelima, saya terobsesi dengannya.

"Obsesi? Kok nyeremin?" Celetuk Alexa sambil mengernyit.

Keenam, saya ingin terus bersama sepanjang waktu.

"Gak bisa, dong! Masa nempel terus? Gak logis." Alexa bergeleng-geleng sendiri.

Ketujuh, saya harap kita bersama selamanya.

"Emang hidup selamanya? Gak mati?" Tanya Alexa yang dipenuhi dengan sarkasme.

Kedelapan, saya rela lakukan apa saja untuknya.

"Jatuh cinta berasa jadi babu." Baik, Alexa mulai jenuh namun ia tetap melanjutkan membacanya.

Kesembilan, apakah ia suka penampilan saya?

"Penampilan saya, urusan saya. Apa peduli anda?"

Kesepuluh, bisakah kita menjadi eksklusif?

"Limited edition aja sekalian!"

Kesebelas, ini bukan soal seks.

"Emang. Ini soal jatuh cinta, kan?"

Keduabelas, saya merasa lepas kendali.

"Lepas kendali? Hewan buas kali, ah!"

Terakhir, rasa itu hilang.

"Kok hilang? Kenapa hilang? Bisakah tidak hilang?"

Membaca semua itu malah membuat Alexa semakin bingung dan merasa pusing. Alexa meletakan kepalanya di atas meja belajar dengan mata tertutup. Namun kemudian, ia teringat akan pertanyaan Andra sebelumnya saat mereka tidak sengaja bertemu.

Alexa membuka matanya dan kembali duduk dengan tegap. Ia yang sebelumnya sibuk sendiri dengan segala 'urusan'-nya akhirny memutuskan untuk turun dan menghampiri Steve serta kedua orang tuanya yang tengah menonton televisi.

"Oh, Alexa. Sini, gabung sama kita." Kata Steve begitu menyadari kehadiran Alexa. Ia tersenyum sambil menepuk-nepuk bagian sofa, isyarat agar Alexa duduk di sampingnya.

Alexa berjalan mendekat, namun tidak segera duduk di samping ayah, ibu ataupun kakaknya. Posisinya masih berdiri di dekat ketiga orang tersebut,

"Mom, Dad. Alexa boleh pacaran, gak?"

When the Ice Fall in Love [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang