Di kelas.
"Nah, kalau begitu ada yang mau maju duluan mempresentasikan makalahnya?" Tanya bu Retno kepada murid-muridnya di kelas XII IIS 1.
Keadaan seketika menjadi hening. Para siswa terlihat kaget da bingung, mereka belum mempersiapkan materi presentasi sama sekali. Karena seingat mereka, tugas mereka hanya disuruh untuk menyusun makalah secara individu dan mengumpulkannya tepat waktu, bukan untuk dipresentasikan. Berbeda dengan keadaan psikologi siswa lain yang tengah 'terguncang', Alexa tetap tenang seperti biasanya.
"Sudah saya duga. Gak ada yang mempersiapkan materi presentasi, kan? Makanya kalian semua diam. Pertanyaan saya, kalian itu benar-benar menyusun makalahnya sendiri atau hanya copy-paste dari internet? Jawab!" Bu Retno merasa kesal. Ia sudah hafal betul perilaku siswanya.
Keadaan kelas kembali hening. Skakmat! Serangan yang langsung jleb ke hati para siswa.
"Bikin sendiri, bu." Jawab Alexa ringan dan jujur. Seluruh mata lalu tertuju padanya. Suara Alexa yang datar namun sopan memecah keheningan itu.
"Ya, seperti biasa. Kalau sudah seperti ini hanya Alexa yang berani menjawab pertanyaan saya. Ya sudah, kalau memang begitu, kamu mau presentasi duluan, Alexa?" Tanya bu Retno kepada Alexa.
"Iya, bu." Jawab Alexa.
"Kamu bisa sendiri, kan?" Tanya bu Retno lagi.
"Iya, bu."
"Baiklah kalau begitu. Maju ke depan bawa makalah kamu dan presentasikan." Perintah bu Retno kepada Alexa.
"Baik, bu." Jawab Alexa dan segera melakukan sesuai instruksi bu Retno. Ia membawa salinan makalahnya dan maju ke depan untuk presentasi.
"Assalammualaikum. Aaahh, maaf, bu. Saya habis dari toilet. Makanya terlambat." Andra segera menyadari bahwa dirinya terlambat dan segera memberikan penjelasan tanpa diminta. Ia kini belum berani masuk kelas, ia berdiri tepat di ambang pintu sambil berharap dengan sepenuh hati agar diperbolehkan masuk.
Alexa yang sudah berdiridi depan menatap Andra datar. Dia mules banget, ya? Tanya Alexa dalam hati. Namun tentu saja, ter-cover rapi dengan ekspresi datarnya.
"Ya sudah. Cepat masuk dan duduk. Teman kamu mau presentasi." Bu Retno akhirnyamembolehkan Andra masuk. Andra mengangguk dan dengan segera duduk di kusinya.
"Kenapa, lo? Lama amat di toiletnya? Mules banget? Atau ganti pembalut?" Bisik Bayu pada Andra yang baru saja duduk.
"Ngaco. Diam aja. Dengerin, tuh Alexa mau presentasi, tahu." Omel Andra. Bayu hanya terkekeh pelan mendengar jawaban Andra itu.
... ... ...
"... Benzena merupakan senyawa nonpolar yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Benzena tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic seperti dietileter, karbontetraklorida, dan n-heksana. Benzena melebur pada suhu 5,5 °C dan mendidih pada suhu 80,7°C. Uap benzene bersifat toksik (beracun) dan karsinogenik (mengakibatkan kanker). Oleh karena itu, penggunaan benzena di laboratorium dibatasi. ..." Tutur Alexa memaparkan secara singkat namun dapat dipahami mengenai Benzena. Ya, mata pelajaran yang diajarkan bu Retno adalah Kimia, yang merupakan mata pelajaran lintas minat di kelas XII IIS 1.
"Baik. Alexa, coba tolong kamu tunjuk satu orang, sebutkan saja namanya." Perintah bu Retno pada Alexa.
"Bayu Saputra." Sahut Alexa dengan entengnya. Berbeda dengan Bayu yang kini sudah memasang wajah cengoh dan tampang orang bingung.
"What!? Kenapa gue, Alexaaa?" Tanya bayu dengan nadanya yang tertahan di tenggorokan.
"Pengen aja." Jawab Alexa santai sambil mengedikan bahunya tanpa rasa bersalah. Dalam hati Bayu menyumpahi Alexa dengan berbagai sumpah serapah.

KAMU SEDANG MEMBACA
When the Ice Fall in Love [Selesai]
Novela Juvenil[SEBAGIAN PARTS SUDAH DI-UNPUBLISH] Alexa Aurelia. Seorang siswi SMA yang berdarah campuran Amerika-Indonesia. Ia dikenal dengan julukan Ice Girl di sekolahnya. Namun ia memiliki banyak sekali penggemar yang berusaha dekat dengannya. Tapi tak ada sa...