Disini Jin sekarang di ruangan tempat ia biasanya melihat Kakek Taehyung sibuk sendiri. Didalam museum tua dimana semua ini dimulai.
"Sebenarnya ini salahku" ujar Kakek Yaehyung.
"Ada apa?" Tanya Jin.
"Entah aku mabuk atau apa saat itu. Aku menyuruh cucuku yang masih duduk di kelas 2 SMP untuk minta bantuan pada Iblis" ujar Kakek Taehyung sambil mencari beberapa buku.
"Maksud Kakek?"
"Waktu itu dia datang padaku dengan menangis, ia bercerita bahwa dia dikeroyok oleh 8 orang pemuda karena tak sengaja menumpahkan minuman mereka. Bukannya menyuruhnya menyelesaikan masalahnya dengan cara yang wajar aku malah memperkenalkan Abraxas pada seorang pemuda yang masih labil"
"Tapi Taehyung bilang kau selalu marah jika membahas hal itu"
"Itu karena aku menyesal, aku ingin dia melupakan rencananya dan menyelesaikan masalahnya dengan jantan. Tapi ini semua terjadi terpaksa aku harus mengulang kejadian pahit yang ku alami 50 tahun yang lalu"
"Apa yang terjadi padamu Kek?"
"Aku mengalami hal yang sama dengan kalian, dengan teman-temanku. Namun, niat kita berbeda. Jika kalian ingin balas dendam, niat kami adalah berdiskusi. Dari awal kami sudah tau niat tuan dan kami ingin menghentikannya. Tuan menyetujuinya, saran kami agar perdamaian ditetapkan tapi,"
Jin masih menyimak dengan serius, bahkan teh yang disajikan Nenek daritadi berangsur-angsur menjadi dingin.
"Saat kami pulang, Tuan memberikan kami hadiah sebagai tanda perdamaian. Kotak hitam, kami tak tau mengenai kotak itu. Tuan bilang kami boleh menikmati itu kapan pun kami mau. Tapi, tentu saja selalu satu orang tak boleh merasakannya"
"Kenapa begitu? Apa kalian datang bertujuh? Iblis itu bilang tuan benci angka tujuh"
"Tidak, kami pergi berlima. Saat itu iblis itu bilang tuan benci angka lima. Aku memutuskan untuk mundur saja karena saat itu ku rasa aku tak banyak membantu jadi aku tak berhak atas itu. Setelah berdiskusi mereka pun menyetujuinya. Disaat aku pulang ke rumah, Iblis itu mendatangi ku dan menceritakan yang sebenarnya. Dia menyalahkanku atas kematian yang akan mendatangi teman-temanku. Sama sepertimu, aku menanggung luka keluarga teman-temanku. Tapi tak seperti noona Hoseok saat itu tak ada yang membela ku, bahkan orang tua ku pun malu mengakui sikapku yang dianggap bermain-main dengan maut"
Kakek Taehyung meminum air untuk memperbaiki suaranya yang kian serak.
"Kemudian, sama sepertimu aku memutuskan menyelamatkan teman-temanku. Aku menyusun ulang teori yang kami pelajari sebelum bertemu mereka. Aku mengerjakan itu selama 2 tahun penelitian dan semuanya aku letakkan disini" ujar Kakek Taehyung menyodorkan sebuah buku ke hadapan Jin.
"Apa kakek berhasil?"
"Aku hanya berhasil menyelamatkan satu orang, yaitu neneknya Taehyung"
"Kalian mengalami kejadian yang sama?!"
"Iyaa, aku mengganti tumbal manusia dengan seekor domba karen ku pikir sifat para iblis seperti serigala lapar yang mencari mangsa dan aku juga sudah melakukan penelusuran ke berbagai macam situs. Aku hanya menaruh satu domba karena ku pikir itu cukup untuk semuanya tapi ternyata semua itu lebih sulit dari yang ku bayangkan. Jika kau punya 4 orang yang kau selamatkan, domba hanya akan memberikanmu yang paling lemah. Jadi aku melakukan ritual dan yang ku dapatkan nenek Taehyung sudah berlumuran darah seperti saat seorang bayi baru lahir. Keadaannya seperti dimuntahkan oleh sesuatu. Aku menunggu yang lainnya tapi karena prosesnya yang lama, aku hanya mendapatkan potongan tubuh teman-temanku yang lain. Seperti mata, tangan, kaki, dan bahkan satu jari kelingking" ujar kakek Taehyung.
"Jadi kalau aku ingin selamatkan semuanya aku harus bagaimana?!" Tanya Jin panik.
"Serahkan dirimu, apa kau sanggup?"
Jin tersentak.
"Aku sudah meneiliti ini lagi takut-takut hal yang sama terulang kembali dan ini yang aku dapatkan. Jika kau mau, aku harus membunuhmu dan menyerahkannya pada Tuan"
Jin terduduk dan mengeluarkan keringat dingin.
"Apa yang harus aku lakukan? Menyelamatkan satu nyawaku atau 6 nyawa temanku?" Pikir Jin.
"Kau harus berpikir cepat, Tuan akan memusnahkan mereka selama seminggu"
"Jika selama seminggu kenapa kau bisa selamatkan nenek Taehyung setelah menguji selama 2 tahun?"
"Sudah ku bilang, dia yang paling lemah biasanya akan dibereskan terakhir dan itu selalu perempuan. Aku tak akan memaksamu, jika pun aku harus aku akan melakukan ritual domba dengan darahku dan menarik cucuku keluar dari sana" ujar Kakek Taehyung.
"Kek, bagaimana kalau kita semua bekerja sama?" Tanya Jin.
"Apa maksudmu?"
"Bagaimana kalau kita mencoba bekerja sama dengan setiap keluarga? Kau bilang kau akan mengorbankan darahmu dengan domba kan? Bagaimana kalau membujuk keluarga lain untuk melakukan ritual dengan darah mereka?" Tanya Jin.
"Aku tidak pernah memikirkannya, tapi kalau itu yang terbaik kita harus mencobanya!" Ujar Kakek Taehyung.
"Aku akan mencoba menghubungi semuanya dan membujuk mereka baik-baik!"
Kakek Taehyung dan Jin pun tersenyum bersama berharap rencana mereka berhasil.
"Tapi aku punya masalah" ujar Kakek Taehyung mengingat sesuatu.
"Kenapa kek?" Tanya Jin.
"Darahku dan taehyung berbeda, golongan darahnya AB dan aku A" ujar Kakek Taehyung lemas.
Jin terduduk lagi, kini mereka sama-sama berfikir keras.
Kriett
Suara pintu yang terbuka, hanya Nenek Taehyung yang membawa makan siang untuk kami.
"Kalian bahkan tak minum tehnya, makanlah sesuatu dulu" ujar Nenek Taehyung.
Jin dan Kakek Taehyung hanya menghela nafas mereka.
"Aku mendengar percakapanmu dan Jin, ini mengenai Taehyungie?" Nenek Taehyung mulai menangis.
Jin mendekati Nenek Taehyung dan mendudukkannya di kursi.
"Aku akan memberikan darahku, kau tau aku dan Taehyung memiliki golongan darah yang sama" ujar Nenek Taehyung.
"Tidak! Jangan pakai darahmu, kau kekurangan darah bisa-bisa kau mati. Aku tidak bisa kehilanganmu" ujar Kakek Taehyung.
"Bagaimana dengan Taehyungie? Dia melakukan kesalahan bodoh seperti kita hiks. Dia masih muda, umurnya masih panjang. Dibandingkan denganku yang sebenatar lagi mati juga. Dia datang pada kita dengan lusuh saat berumur 5 tahun, orang tuanya meninggal menggenaskan karena tabrak lari. Aku ingin biarkan dia nikamti masa mudanya, aku tidak mau dia berakhir seperti kita" ujar Nenek Taehyung membuat Kakek Taehyung menangis.
Jin yang baru tau akan hal itu juga ikut menangis, setaunya Taehyung hanya cerita orang tuanya meninggal saat ia berumur lima tahun dan setelah itu tidak ada yang ia ceritakan.
Kakek Taehyung memeluk Istrinya.
"Aku akan menghubungi yang lainnya, aku permisi" ujar Jin.
"Makan lah dulu nak" ujar Nenek Taehyung.
"Aku akan selesaikan ini dengan cepat nek"
"Makanlah dulu, untuk Nenek. Nenek memasak ini memikirkan tawa kalian yang selalu ceria menunggu masakan seorang nenek dari Kim Taehyung. Nenek mengerti perasaanmu Jin, kami pernah mengalaminya. Jangan pendam sendiri jika kau sakit bahkan jika itu hukumanmu. Nenek akan selalu mendengarkan keluh kesahmu bahkan saat dunia tak mendengarkanmu Nenek akan mendengarkanmu Jin" ujar nenek Taehyung tersenyum diiringi air mata bahkan wajah keriputnya membuat Nenek itu terlihat sangat hancur.
"Nenek maafkan aku tak bisa menjaga cucumu dan teman-temanku" ujar Jin lagi.
"Ini bukan salahmu Jin, ini bukan salahmu" Nenek Taehyung membelai pundak Jin dengan lembut. Baru kali ini Jin merasakan kasih sayang seorang nenek yang tak pernah ia rasakan. Pasalnya Jin sudah kehilangan kedua neneknya.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Meet Evil - BTS [Complete]
Fanfictionkisah balas dendam 7 orang namja yang terus dibully, Dalam diri mereka tertanam nafsu untuk balas dendam dengan melakukan pertemuan dengan setan. Mereka melewati segala rintangan bersama sebuah kotak yang akan membawa mereka menuju kebahagiaan fana...