Bagian 39

5.8K 155 0
                                    

Sudah dua hari Elvano belum sadarkan diri, Listia dengan setia selalu menemani Elvano yang terbaring lemah diatas brankar. Alunna juga tak kunjung datang untuk menjenguk Elvano, Listia yakin bila Alunna telah membaca pesannya.

Listia duduk dikursi samping brankar, ia menggenggam tangan Elvano yang terbebas dari selang infus.

"Tuan cepat sadar, kau sungguh pria yang sangat sempurna menurutku. Kau tidak memperdulikan dirimu sendiri bahkan kau rela menyiksa dirimu demi mendapatkan maaf dari Alunna. Aku iri dengannya bisa dicintai oleh pria seperti mu tuan" kata Listia.

Dimansion Atharva Alunna tengah menemani sikembar berlatih menulis dan menggambar, ia mendapatkan beberapa pesan dari Listia yang menjelaskan tentang keadaan Elvano. Dia tidak bisa lagi memilih egonya untuk kali ini. Alunna meraih tasnya dan pergi menemui Elvano dirumah sakit. Jujur setelah mendapat kabar bahwa Elvano belum sadarkan diri selama dua hari membuat Alunna merasa bersalah.

Alunna keluar dari taksi dan melangkah cepat menuju meja resepsionist untuk mengetahui kamar Elvano. Setelah tau dimana kamarnya Alunna segera menaiki lift menuju lantai empat. Alunna menghembuskan napasnya pelan kemudian tangannya membuka knop pintu dan dia dapat melihat tubuh Elvano diatas brankar dengan alat bantu pernapasan dihidungnya.

Alunna tak dapat lagi membendung air matanya, ia mendudukkan dirinya disamping brankar Elvano menggenggam erat tangannya dan menangis.

"Maaf kan aku El, cepat bangun kenapa kau jadi betah tidur begini?. Katanya kau ingin maaf dariku bukan? Ayo buka matamu dan aku akan memaafkan dirimu" Alunna menatap wajah Elvano tetap tidak menunjukkan respon apapun hanya terdengar suara mesin EKG.

Alunna mendekatkan mulutnya kearah telinga Elvano dan membisikkan sesuatu.

"Bangun sayang, we miss you" ucapnya.

Alunna merasakan jari tangan Elvano yang digenggamnya bergerak secara perlahan dan kelopak matanya juga bergerak. Senyum kebahagiaan langsung terukir diwajah cantinya. Seakan tersadar jika Elvano akan membuka matanya Alunna berusaha melepaskan genggamannya dan pergi dari ruangan tersebut.

Perlahan manik mata abu-abu tersebut terbuka menatap langit-langit kamar yang berwarna putih, ia langsung menoleh kearah pintu dan masuklah selah seorang wanita bahunya melemas saat tau wanita itu bukan yang diinginkannya.

"Tuan kau sudah sadar?" Tanya Listia mendekat kearah Elvano dan membantunya bersandar.

"Berapa lama aku berada disini?"

"Sudah dua hari tuan tidak sadarkan diri dan saya bersyukur sekarang tuan sudah sadar" Listia menampilkan senyuman terbaiknya.

"Apa saat aku tidak sadarkan diri Alunna datang menjengukku?" Senyum Listia menyurut, ia bingung harus menjawab apa.

"Nyonya Alunna tidak pernah datang tuan bahkan aku sudah menghubunginya dan mengirimkan pesan tapi tak ia respon" jelas Listia ia menundukkan kepalanya tak kuat melihat kesedihan dari wajah Elvano.

Benarkah dia tidak pernah datang menemuiku? Tapi aku merasa tadi dia ada disampingku, menangis untukku bahkan aku mendengar bisikannya. Batin Elvano.

Melihat Elvano yang melamun membuat Listia jadi ikut sedih "tuan mau saya mendatangi nyonya Alunna dan menyuruhnya datang kesini?"

"Tidak perlu, sepertinya dia tidak mau ku perjuangkan lagi. Listia kau bereskan barang-barangku serta barangmu secepatnya kita akan kembali ke Berlin" tutur Elvano.

🔵🔵🔵🔵🔵

Alunna sudah kembali ke mansionnya sendiri, hari ini Alunna senang Jeriko akan pulang dan dia sudah memberi kabar jika ia sudah tiba dibandara.

Married A Ladykiller Expert (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang