BUGHH!!
Elvano menghantam tembok dengan tangannya sebagai bentuk pelampiasan emosinya. Ia tak peduli rasa sakit yang mendera ditangannya. Elvano memilih kembali keperusahaannya.
Ia berjalan tegap memasuki kantornya para karyawan wanita yang ingin melontarkan sapaan tak jadi melakukannya ketika melihat wajah Elvano yang menyeramkan seperti orang yang akan siap menerkam mangsanya. Saat pintu ruangannya dibuka, mood nya semakin ancur saat dua sahabatnya sedang bersantai disofa. Elvano menghempaskan tubuhnya dikursi kebesarannya.
"Lo kenapa van?" Dylan akhirnya memberanikan diri membuka suara.
"Alunna minta pisah sama gue" sontak ucapan Elvano membuat Jo dan Dylan terkejut bukan main.
"Lo apain dia?" Timpal Jovanka.
"Dia udah empat hari gue kunci didalam kamar. Gue ngelakuin itu semua biar Alunna gk pergi! Apa itu salah?"
Jovankan berdiri disamping Elvano "cara lo salah Van, dengan lo ngekang dan gk kasih dia kebebasan itu sama aja membuat Alunna semakin gk betah buat terus sama lo. Dan gue juga yakin Alunna masih kecewa waktu lo tidur sama Chaelse. Lengkap udah alasan dia mau pisah"
"Lo percaya gua ngelakuin itu dengan sengaja sama Chaelse?"
Keduanya mengedikkan bahunya "percaya gk percaya soalnya kan udah ada bukti yang akurat. Apalagi Alunna liat dengan mata kepalanya sendiri. Perempuan mana yang gk sakit hati Van?" jawab Jovanka.
"Lo juka kenapa Lan diem aja bukan bantuin gue kasih penceran nih keorang"
"Gue lagi kesel Jo! Mobil yang baru gue beli kemarin masuk bengkel dan orang yang nabrak malah kabur lagi. Gimana gk kesel Lamborgini gue penyok!" Dylan mengacak-acak rambutnya merasa frustasi.
🍁🍁🍁🍁🍁
Alunna terus saja tak bisa tenang memikirkan kondisi Jeriko. Ia dikurung dan ponselnya disita Elvano lalu bagaimana ia bisa minta bantuan. Alunna terpelonjat kaget saat ada benda yang menabrak pintu kaca yang mengarah kebalkonnya. Merasa penasaran ia berjalan membuka pintu tersebut dan kakinya menginjak sebuah kunci ia menunduk mengambil kunci itu dan mengedarkan pandangan kesegala arah mencari orang yang sudah melemparkan kunci kamarnya.
Tak ada siapapun, ah sudahlah sekarang aku harus pergi sebelum Elvano pulang. Alunna membatin segera ia pergi dari mansion menggunakan taksi.
Alunna memijakan kakinya dilantai rumah sakit menyusuri lorong untuk menemukan kamar Jeriko. Tangannya membuka engsel pintu lalu melangkah masuk.
"Alunna" ucap Jeriko.
"Jeriko gimana kondisi kamu? Parah gk?" Terpatri jelas kecemasan diwajah Alunna membuat Jeriko tersenyum penuh arti.
Atharva bangkit dan membiarkan Alunna duduk disamping brankar. Ia menggenggam tangan Jeriko dan menangis.
"Apa Elvano tau kau pergi kerumah sakit?" Tanya Atharva.
Alunna menggeleng "aku kabur dari mansion, kak tolong bawa aku pergi."
Atharva memeluk adiknya berusaha menenangkan "sudah jangan menangis, kakak pasti akan membawamu pergi. Kakak janji itu" ibu jari Atharva menyeka air mata adiknya.Kini Alunna kembali menatap Jeriko menunggu jawaban dari pertanyaan yang dilontarkannya tadi.
"Kondisi aku cukup parah Na, dokter bilang aku mengalami cacat dibeberapa bagian tubuh sehingga butuh waktu lama dalam penyembuhan dan ini semua karena ulah Elvano" Jeriko sengaja melebih-lebihkan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married A Ladykiller Expert (SUDAH TERBIT)
Ficção Geral[SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA JUGA VERSI E-BOOK] Alunna Dezar (17 th), gadis yang baru saja lulus sekolah harus menikah dengan CEO muda terkenal bernama Elvano Altezza (25 th). Dunia tau bahwa Elvano seorang Ladykiller bahkan bisa disebut pakarnya. Pe...